Berikut adalah daftar negara yang dibayangi resesi 2023! Indonesia masuk nggak, ya?
Cari tahu daftar negaranya lewat artikel Finansialku satu ini!
Daftar Negara Resesi 2023
Keadaan ekonomi Indonesia makin pesimis dan tidak tentu di tengah ancaman resesi 2023 yang Bank Dunia sempat peringatkan.
Hal ini terjadi ketika bank sentral di seluruh dunia serempak menaikkan suku bunga.
Ini bank dunia lakukan sebagai respons terhadap inflasi, kemudian ekonomi global akan bergerak menuju resesi di 2023 nanti.
“Pertumbuhan global melambat tajam, dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi. Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang.” Kata David Malpass, Presiden Grup Bank Dunia, mengutip laman cnbcindonesia.com, Jumat (07/10) silam.
Lalu, negara mana saja yang diprediksi akan terancam masuk ke jurang resesi 2023 nanti? Berikut ini daftarnya!
#1 Mongolia
Fitch Ratings, sebuah lembaga pemeringkat internasional memperkirakan kondisi global keuangan bakal lebih ketat.
Selain itu, dampak geopolitik juga akan memperburuk profil keuangan eksternal negara ini yang memang sudah mengalami pelemahan.
“Kami memproyeksikan defisit neraca berjalan Mongolia pada 2022 akan melebar menjadi 16,3% dari PDB dan beban utang luar negeri bersihnya menjadi besar pada 167% dari PDB.” Tulisnya.
#2 Amerika Serikat
Pada kuartal I 2022, pertumbuhan ekonomi negara adidaya ini sudah terkontraksi 1,6%.
Kemudian pada kuartal II 2022, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat makin terpuruk, terkontraksi 0,6%.
Meski begitu, negara ini belum masuk ke dalam kategori resesi, yang mana pengumumannya dibuat oleh Business Cycle Dating Committee.
Begitu juga The Fed, yang menepis kekhawatiran soal resesi, karena bank sentral AS bersikukuh menyatakan bahwa pasar kerja AS masih kuat.
Hal ini mereka buktikan dengan perekrutan 315 ribu pekerja baru pada Agustus 2022 silam.
#3 China
Melansir laman finance.detik.com, Bank Dunia melaporkan bahwa pertumbuhan negara satu ini hanya 2,8% saja.
Angka ini lebih rendah daripada perkiraan pertumbuhan sebelumnya yang mencapai angka 5,0%.
Pelemahan ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya kebijakan lockdown yang sempat negara ini berlakukan beberapa bulan terakhir.
Hal ini kemudian mengganggu sektor industri, penjualan domestik, hingga aktivitas ekspor.
“Kami memproyeksikan pertumbuhan PDB riil melambat tajam menjadi 4,3% pada 2022 sampai dengan 0,8 poin, persentase lebih rendah dari yang diproyeksikan dalam Pembaruan Ekonomi China Desember.” Tulis IMF pada laporan perekonomian China, Juni lalu.
#4 Korea Selatan
Seo Jung-hun, Analis di Samsung Securities mengatakan bahwa saat ini, kondisi saham Korea Selatan sama seperti Taiwan.
Pasar saham Korea Selatan mengalami penurunan drastis sejak awal Juli 2022.
Hal ini terjadi karena kekhawatiran investor pada kenaikan suku bunga acuan karena adanya inflasi, yang akan memicu perlambatan ekonomi.
#5 Eropa
Mata uang euro mengalami pelemahan sejak akhir 2002 kemarin, yang salah satunya, dipicu oleh naiknya harga gas alam.
Pada Juni 2022, data menunjukkan perlambatan pertumbuhan bisnis di negara-negara di Eropa.
Bahkan satu bulan sebelumnya, perdagangan disesuaikan secara musiman sebesar 1 miliar euro di Jerman.
Inflasi yang tinggi juga membuat perekonomian Inggris menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
“Ekonomi mulai terlihat seperti lama kelamaan akan habis terhenti.” Kata Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis di S&P Global Market Intelligence, mengutip laman finance.detik.com, Rabu (05/10).
#6 Indonesia
Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi memperingatkan kita untuk berhati-hati akan ancaman resesi yang juga akan menyerang Indonesia.
“Hati-hati ketidakpastian ini, mengenai ketidakpastian ini, dan tiap hari kita selalu diingatkan dan kalau kita baca baik di media sosial dan di media cetak, di media online semuanya mengenai resesi global, tahun ini sulit dan tahun depan sekali lagi saya sampaikan akan gelap, dan kita tidak tahu badai besarnya seperti apa sekuat apa tidak bisa dikalkulasi. Apalagi urusan perang di Ukraina lebih sulit lagi dihitung kapan selesainya referendum yang kemarin dilakukan di 4 wilayah Ukraina, di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson makin merumitkan lagi kapan akan selesai dan imbasnya ke ekonomi seperti apa makin rumit.” Kata Presiden Jokowi.
Untuk mengetahui berita selengkapnya tentang resesi dan dampak yang akan Indonesia alami nantinya, Sobat Finansialku bisa mencari tahu informasi selengkapnya di artikel satu ini.
[Baca Juga: Resesi 2023 Bakal Terjadi? Ini yang Harus Dilakukan!]
Meski begitu, Sri Mulyani mengatakan kalau perekonomian Indonesia masih cukup sehat dan aman, meski ada risiko resesi sebesar 3%.
“Kita (Indonesia) relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risiko (potensi resesi) 3%.” Ungkapnya dalam konferensi pers di Nusa Dua, Rabu (13/07).
Nasib Indonesia di 2023
Lantas, apa yang akan terjadi pada negara jika Indonesia benar-benar terdampak resesi 2023 nanti?
Menurut Chatib Basri, seorang Ekonom Senior mengatakan bahwa resesi akan berdampak keras pada kegiatan ekspor Indonesia.
Permintaan ekspor akan mengalami penurunan, yang kemudian membuat harga komoditas pun melemah.
“Jadi, ekspor kita akan turun karena dua hal, slowdown karena global resesi, dan kedua penurunan harga-harga kecuali batubara. Implikasinya adalah global ekonominya pasti turun. Ini yang angkanya IMF, bisa dilihat dari semua negara itu di revise down, atau negatif.” Katanya, melansir laman cnbcindonesia.com, Jumat (07/10).
Kemudian dalam kondisi ini, Indonesia juga akan terdampak oleh fenomena strong dollar.
Hal ini akan berdampak buruk pada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang utangnya menggunakan dollar.
Ada tiga hal yang menjadi pemicu fenomena strong dollar ini, di antaranya:
- Pertumbuhan ekonomi AS yang slowdown.
- AS yang menjadi net exporter komoditas energi, yang mana jika harganya naik, maka dolar pun akan mengalami kenaikan.
- Kenaikan suku bunga oleh The Fed.
Indonesia akan Penuh Tantangan
Kesimpulannya, Indonesia akan menghadapi tantangan yang tidak ada habisnya tahun depan.
“Jadi kamu bisa bayangin, ekspornya turun, tapi relatively down. Ada strong dollar yang punya efek ke neraca dan perbankan di pasar keuangan akan tight dengan kondisi kayak gini, mau nggak mau growth akan slowdown.” Katanya, mengutip laman yang sama.
Sementara itu, dalam makro APBN 2023, pemerintah memprediksi bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,3%.
Kemudian, inflasi maksimal akan dipatok 3,6% dengan nilai tukar terhadap AS sebesar Rp14,800.
Menurutnya, ini adalah asumsi makro yang cukup sulit di tengah tantangan yang semakin besar di tahun depan nanti.
Nah, kita sebagai warga negara juga harus bersiap dari sekarang agar tidak panik kalau-kalau hal buruk terjadi. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kondisi keuangan kita nantinya.
Oleh karena itu, kita harus membuat perencanaan keuangan dengan baik. Yuk, mulai atur keuangan kita dari sekarang!
Itu dia daftar negara yang terancam resesi 2023, yang ternyata Indonesia masuk ke dalam daftar tersebut. Apa persiapan yang sudah kamu lakukan untuk menghadapi resesi 2023 ini? Beritahu strategimu di kolom komentar, ya!
Editor: Ratna Sri H.
Sumber Referensi:
- Admin. 07 Oktober 2022. Menerawang Indonesia Saat Dunia Jatuh ke Jurang Resesi 2023. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3ekdSFq
- Admin. 07 Oktober 2022. Cek Daftar Negara yang Akan Ketiban Resesi di 2023, Ada RI?. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3rFJmZV
- Ignacio Geordi Oswaldo. 05 Oktober 2022. Daftar Negara yang Dibayangi Resesi 2023, Ada Indonesia?. Finance.detik.com – https://bit.ly/3ysCDWW
dilema besar