CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri untuk mengabdi pada pemerintah. Gimana nasib Bukalapak selanjutnya?
Selengkapnya dapat diketahui di artikel Finansialku berikut ini.
Summary
- CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin resmi mengundurkan diri pada Selasa, 28 Desember 2021.
- Pengunduran diri Rachmat Kaimuddin ini tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan kelangsungan usaha perusahaan.
- Bukalapak ditinggalkan dengan laporan rugi bersih hingga bulan sembilan sebesar Rp 1,12 triliun.
CEO Bukalapak Mengundurkan Diri
Rachmat Kaimuddin, Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi mengundurkan diri dari jabatannya, untuk mengabdi pada negara dan bekerja untuk pemerintah.
“Permohonan pengunduran diri tersebut akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang yang berlaku.” Ucap Corporate Secretary Bukalapak, Perdana A. Saputro pada Selasa (28/12), dikutip laman market.bisnis.com.
Meski sudah mengajukan permohonan resign dari posisinya saat ini, Rachmat masih memimpin perusahaan.
“Sampai saat ini, Rachmat Kaimuddin masih menduduki posisi sebagai Direktur Utama Bukalapak dan akan membantu proses transisi kepemimpinan di internal Bukalapak. Adapun Teddy Utomo, Natalia Firmansya, dan Willix Halim menjabat sebagai Direktur Bukalapak.” Lanjut Perdana dalam keterangannya, dikutip laman cnbcindonesia.com, Rabu (29/12).
Meski Rachmat Kaimuddin mundur dari jabatannya, Perdana memastikan kalau ini tidak berpengaruh pada kegiatan usaha dan kelangsungan usaha Bukalapak.
Penyampaian keterbukaan informasi ini sekedar pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi berdasarkan POJK No. 31 dan Pasal 8 ayat (2) Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.
Sebelumnya, Muhammad Rachmat ditunjuk untuk menggantikan posisi Achmad Zaky sebagai CEO Bukalapak pada Desember 2019 lalu.
“Kami mengajak Rachmat bergabung dengan Bukalapak karena kepemimpinannya bisa mengarahkan Bukalapak ke tingkat yang lebih hebat lagi. Saya percaya Rachmat adalah orang yang tepat, bagian dari tim yang tepat, di posisi yang tepat, dan datang pada waktu yang tepat.” Ucap Achmad Zaky kala itu, dikutip laman inet.detik.com, Rabu (29/12).
Adapun, posisinya di Bukalapak bukan hanya sebagai bagian dari direksi semata, tapi juga pemegang saham perusahaan.
Merujuk pada prospektus PT Bukalapak.com Tbk saat penawaran, Rachmat memegang 0,13% bagian atau 104.291.245 juta saham. Tapi kemudian persentase saham tersebut turun menjadi 0,13% saat IPO.
Sepak Terjang Rachmat Kaimuddin
Rachmat memulai karirnya menjadi seorang hardware design engineer pada 2001 di perusahaan Teradyne, Inc.
Kemudian pada 2003, selama tiga tahun, menjabat sebagai Senior Associate di The Boston Consulting Group untuk Asia Tenggara, kemudian melanjutkan pendidikan MBA di Stanford.
Selanjutnya, dia berkarir sebagai Managing Director atau Chief Financial Officer di PT Cardig Air Services pada 2009 hingga 2011, lalu berpindah ke PT Amstelco Indonesia, Tbk sebagai Group Chief Financial Officer selama 1 tahun mulai dari 2011.
Berhenti berkarir di PT Amstelco Indonesia, dia kemudian menjadi Advisor to the Board di PT Toba Bara Sejahtera di tahun 2012.
Rachmat kemudian menjadi Chief Financial Officer di perusahaan grup semen PT Bosowa Corporindo selama empat tahun, mulai dari 2014 hingga 2018, sekaligus menjadi Managing Director di PT Semen Bosowa Maros selama 2 tahun (2016-2018).
Kemudian selama satu tahun, mulai dari 2018 hingga 2019, dia menjabat sebagai Director of Finance and Planning di PT Bank Bukopin, hingga kemudian dia menjadi CEO Bukalapak.
Kabar keluarnya CEO Bukalapak ini kemudian membuat harga saham Bukalapak (BUKA) semakin merosot ke zona merah pada Rabu (29/12) lalu, sebagaimana dilaporkan oleh cnbcindoneisa.com.
Pada 13.49 WIB, saham BUKA turun sebanyak 4,19% ke posisi Rp 412, yang mana harga ini merupakan harga terendah sejak BUKA melantai pada 6 Agustus 2021 lalu.
Dengan data ini, maka secara otomatis saham BUKA turun sebanyak 7,59% dalam kurun waktu satu minggu, dan turun sebanyak 18,82% selama satu bulan terakhir ini.
Dengan kinerja yang tidak kunjung membaik, investor asing kemudian beramai-ramai menjual saham mereka dengan total nilai Rp 1,17 miliar di pasar reguler.
Berbanding lurus dengan kinerja saham, kinerja keuangan BUKA juga dibukukan rugi bersih senilai Rp 1,12 triliun pada periode September 2021 ini.
Biar begitu, Bukalapak berhasil memperbaiki kerugian bersih tersebut menjadi Rp 1,39 triliun dan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,34 triliun dalam periode 9 bulan pertama.
Sobat Finansialku sudah punya saham Bukalapak? Atau baru berencana beli sahamnya? Sebelum itu, yuk tambah ilmu tentang investasi saham melalui ebook ini. Download sekarang, ya. Gratis!
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Bagaimana pendapat Sobat Finansialku terkait kabar keluarnya CEO Bukalapak dari jabatannya? Yuk, diskusikan di kolom komentar!
Sobat Finansialku juga bisa mendiskusikan topik ini bersama teman-teman investor lainnya dengan membagikan artikel ini lewat pilihan platform media sosial yang tersedia di bawah. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
Editor: Ratna SH
Sumber Referensi:
- Aldo Fernando. 29 Desember 2021. Dirut Mundur, Bukalapak Masih Rugi Rp 1,12 T. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3EIJ5cC
- Admin. 29 Desember 2021. Bos Bukalapak Mundur, Ingin Mengabdi untuk Negara. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3qA334f
- Pandu Gumilar. 29 Desember 2021. Bos Bukalapak Rachmat Kaimuddin Undur Diri. Market.bisnis.com – https://bit.ly/3FF2AE9
dilema besar