Hati-hati jika rasa cemas sering muncul terhadap banyak hal secara berlebihan. Jangan-jangan kamu menderita gangguan kecemasan atau anxiety disorder.
Semua orang pasti pernah merasa cemas. Namun, jika rasa cemas seringkali datang secara berlebihan, bisa jadi kamu menderita gangguan kecemasan. Kondisi ini tidaklah normal dan dapat menurunkan kualitas hidupmu. Simak penjelasannya di sini!
Wah, Gangguan Kecemasan Ternyata Merupakan Gangguan Mental!
Rasa cemas sebetulnya merupakan reaksi alami tubuh terhadap kondisi stres ketika seseorang tertekan karena situasi tertentu. Namun, berbeda dengan rasa cemas biasa, gangguan kecemasan justru dikategorikan sebagai gangguan mental yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya.
Gangguan kecemasan seringkali terjadi secara berlebihan ketika seseorang merasa sangat khawatir terhadap berbagai hal dalam hidupnya. Ketika gangguan ini terjadi secara terus-menerus, maka penderita akan mengalami depresi hingga merasakan gejala psikosomatik yang sangat mengganggu.
[Baca Juga: 5 Cara Merawat Kesehatan Mental di Tengah Pandemi]
Jangan anggap remeh! Gangguan kecemasan merupakan salah satu gangguan mental yang serius, loh. Ketika seseorang mengalami kondisi ini, maka sebenarnya terdapat masalah pada fungsi otak yang mengatur rasa takut dan emosi.
Kenali lebih lanjut mengenai gangguan kecemasan (anxiety disorder) berdasarkan jenis-jenisnya, yuk?
Gangguan Kecemasan Umum / Generalized Anxiety Disorder (GAD)
General Anxiety Disorder (GAD) merupakan gangguan kecemasan yang paling umum terjadi. Ketika seseorang mengalami GAD, ia akan merasa cemas secara berlebihan terhadap banyak hal dalam waktu yang cukup lama.
Biasanya bertahan hingga lebih dari 6 bulan. Penderita GAD akan mengkhawatirkan berbagai hal, mulai dari keuangan, kesehatan, pekerjaan, dan sebagainya yang pada akhirnya menumpuk hingga berujung depresi.
Kecemasan kronis ini berlangsung secara terus-menerus dan cenderung tidak terkendali. Bahkan karena terlampau khawatir, penderita GAD dapat merasa gelisah walau sebenarnya ia sedang baik-baik saja.
Meskipun sulit menenangkan diri, penderita GAD biasanya memendam kekhawatirannya sendirian sehingga beban pikiran semakin menjadi-jadi. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menimbulkan gejala psikosomatis dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
#1 Gejala yang Timbul pada Gangguan Kecemasan Umum
Penderita GAD akan merasakan gejala-gejala mental yang meliputi:
- Terus-menerus mengkhawatirkan berbagai kondisi yang terjadi dalam kehidupannya secara berlebihan
- Berpikir secara berlebihan mengenai rencana dan solusi untuk setiap kemungkinan terburuk yang belum tentu terjadi
- Sering merasa tersinggung, gelisah, tidak bersemangat, dan tersudut
- Merasa ragu, takut, dan sulit untuk mengambil keputusan
- Sulit untuk berkonsentrasi atau fokus pada satu hal
- Merasa sakit tanpa adanya gangguan kesehatan
Tak hanya itu, penderita GAD juga akan mengalami gangguan fisik yang mengganggu, seperti:
- Tubuh gemetar dan berkeringat dingin
- Dada berdebar hingga nyeri dan sesak napas
- Pusing atau sakit kepala
- Gangguan pencernaan seperti sakit perut, mual, dan diare berulang
- Gangguan tidur seperti insomnia atau bahkan selalu ingin tidur
- Sering merasa kelelahan dan tidak nafsu makan
- Merasa sering ingin berkemih
- Ketegangan otot
#2 Penyebab Gangguan Kecemasan Umum
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti dari gangguan kecemasan umum. Meski demikian, terdapat beberapa kombinasi dari faktor-faktor yang diduga dapat memicu gangguan mental tersebut, yaitu:
- Memiliki riwayat trauma atau peristiwa yang membuat stres di masa lalu
- Memiliki keluarga dengan riwayat gangguan kecemasan umum
- Memiliki penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang
- Memiliki riwayat penggunaan obat-obatan terlarang atau kecanduan minuman keras
- Memiliki riwayat gangguan pada sistem saraf
#3 Pencegahan dan Pengobatan
GAD dapat disembuhkan dengan kombinasi antara terapi perilaku kognitif (CBT) dengan obat-obatan sesuai kebutuhan penderita.
Terapi perilaku kognitif (CBT) dilakukan agar penderita mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang membuatnya merasa cemas. Dengan demikian, penderita dapat melihat sesuatu secara lebih realistis dengan sudut pandang yang positif.
Sesi terapi ini akan diberikan oleh psikolog atau psikiater selama 3-4 bulan dengan menambahkan teknik relaksasi. Diharapkan, penderita dapat lebih tenang saat situasi yang memicu stres kembali datang.
[Baca Juga: Tingkatkan Kesehatan Otak yang Berpengaruh Pada Kesejahteraan Anda]
Sementara obat-obatan akan membantu dalam mengurangi keluhan. Biasanya, obat yang diberikan antara lain adalah antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan serotonin and noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI), pregabalin, dan benzodiazepine.
Untuk meringankan gejala yang dialami, penderita juga dianjurkan untuk berolahraga secara teratur, konsumsi gizi seimbang, melakukan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga, menulis jurnal harian, hingga menghindari kafein, rokok, serta minuman keras.
Gangguan Panik (Panic Attack)
Gangguan panik merupakan gangguan mental yang juga dikategorikan ke dalam gangguan kecemasan. Ketika mengalami gangguan panik, penderita akan merasa cemas, panik berlebih, dan stres secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan situasi. Hal ini terjadi berulang-ulang tanpa alasan yang jelas.
Banyak orang yang mengalami serangan panik mengira dirinya sedang mengalami serangan jantung karena gejalanya yang memang mirip sehingga sering disalahartikan dan membuat diri semakin panik.
#1 Gejala yang Timbul pada Gangguan Panik
Gangguan panik seringkali terjadi pada seseorang yang sedang beranjak dewasa dan mulai stres karena hal-hal yang baru saja dialami dalam hidupnya. Ketika sudah didiagnosis menderita gangguan panik, maka penderita akan mengalami gangguan fisik seperti:
- Pusing bahkan vertigo
- Merasa seperti tercekik hingga sesak di dada
- Mati rasa atau kesemutan
- Merasa seperti terkena serangan jantung
- Gemetar dan ketakutan
- Jantung berdebar
- Perubahan kondisi mental, seperti depersonalisasi
- Rasa takut akan kematian
#2 Penyebab Gangguan Panik
Penderita gangguan panik memiliki kekeliruan dalam menginterpretasikan gerakan atau sensasi tubuh yang sebenarnya tidak membahayakan, namun dianggap sebagai suatu ancaman.
Biasanya, penderita akan mengalami beberapa kali serangan panik hingga merasa takut. Dalam satu kali serangan panik, gejala yang terjadi dapat bertahan selama 10-20 menit bahkan lebih dari satu jam.
Itulah mengapa penderita merasa semakin stres menghadapi gangguan yang satu ini. Pemicu gangguan panik pun beragam, seperti:
- Stres memikirkan banyak hal
- Riwayat kesehatan keluarga
- Kejadian traumatis menyakitkan yang pernah dialami
- Perubahan drastis dalam hidup
- Mengonsumsi kafein dan nikotin secara berlebihan
- Riwayat mengalami kekerasan fisik atau seksual
#3 Pencegahan dan Pengobatan
Sama seperti gangguan kecemasan umum, gangguan panik juga dapat dipulihkan dengan metode terapi psikoterapi (CBT) dan pemberian obat-obatan sebagai faktor pendukung proses penyembuhan.
Psikoterapi dipercaya sebagai metode pengobatan yang paling efektif untuk gangguan panik. Dalam metode ini, penderita akan diberi pemahaman dan cara berpikir baru dalam menghadapi kondisi panik sebagai suatu situasi yang tidak membahayakan jiwa.
Terapi tersebut dapat membentuk kebiasaan serta perilaku penderita agar tidak lagi merasa terancam. Psikoterapi juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam menghilangkan perasaan takut apabila serangan panik yang terjadi sebelumnya sudah berhasil ditangani.
[Baca Juga: Inilah 30 Cara Menghilangkan Rasa Takut yang Bersarang Dalam Diri Anda! Penasaran?!]
Beberapa jenis obat yang biasa digunakan untuk mengurangi gejala-gejala yang muncul, seperti golongan antidepresan dan obat penenang yang dikombinasikan sesuai dengan tingkat keparahan gejala.
Walaupun belum ada cara signifikan yang dapat mencegah terjadinya gangguan panik, namun ada beberapa tindakan dapat dilakukan untuk mengurangi gejala. Di antaranya:
- Menghindari makanan atau minuman manis, kafein, atau beralkohol
- Berhenti merokok dan tidak menyalahgunakan NAPZA
- Melakukan aktivitas rutin yang menyehatkan, seperti berolahraga
- Mencukupi kebutuhan tidur dan istirahat
- Latihan manajemen stres dan teknik relaksasi, misalnya dengan melakukan teknik pernapasan dalam dan panjang, yoga, atau melemaskan otot-otot
- Bergabung bersama komunitas yang memiliki permasalahan yang sama
Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety)
Berbeda dari kedua jenis ganguan kecemasan sebelumnya, gangguan kecemasan sosial terjadi pada orang yang memiliki rasa ketakutan ekstrem ketika harus berinteraksi dengan orang lain atau berada di tengah-tengah banyak orang.
Biasanya, gangguan ini bermula dari kejadian traumatik saat seseorang pernah merasa dipermalukan di depan umum.
Pada akhirnya, penderita akan merasa takut dihakimi atau dipermalukan oleh orang lain sehingga menghindari sosialisasi. Perasaan takut ini berkembang dan menetap sehingga kesehatan mental penderita terganggu.
#1 Gejala yang Timbul pada Gangguan Kecemasan Sosial
Rasa takut berinteraksi dengan orang lain dialami secara berlebihan pada penderita gangguan kecemasan sosial. Jika dibiarkan, penderita akan menjadi rendah diri, sangat sensitif terhadap kritikan, tidak mampu berinteraksi dengan orang lain, bahkan hingga memiliki keinginan bunuh diri.
Sebelum itu terjadi, pahami gejala yang timbul, seperti:
- Enggan menyapa orang lain, terutama orang yang tidak dikenal
- Memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah
- Menghindari tatap mata dengan orang lain
- Takut dikritik atau dihakimi
- Malu atau takut untuk bepergian ke tempat umum
Penderita gangguan kecemasan sosial seringkali juga menunjukkan gejala fisik yang mengganggu setiap berhadapan dengan orang lain. Seperti wajah yang memerah, volume suara yang sangat pelan saat berbicara, postur tubuh yang kaku, keringat berlebih, mual, pusing, jantung berdebar, hingga sesak napas.
#2 Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial
Seseorang dapat menjadi fobia sosial karena situasi yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Penyebab pastinya belum diketahui, namun kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor-faktor seperti:
- Peristiwa di masa lalu yang memalukan atau tidak menyenangkan dan disaksikan oleh orang lain
- Keturunan yang diwariskan dari genetik keluarga atau pola asuh orang tua seperti terlalu mengekang
- Struktur otak di mana amygdala (bagian otak yang memengaruhi rasa takut) bekerja terlalu aktif
- Memiliki kondisi penyakit tertentu, misalnya luka parut di wajah atau kelumpuhan yang membuat penderita tidak percaya diri
#3 Pencegahan dan Pengobatan
Dalam menangani penderita kecemasan sosial, psikiater biasanya menggunakan kombinasi metode psikoterapi dan pemberian obat-obatan.
Psikoterapi sendiri berguna untuk mengurangi rasa cemas pada penderita. Ahli kejiwaan akan memberi solusi terhadap situasi yang membuat penderita cemas atau takut.
Dengan metode tersebut, diharapkan rasa percaya diri penderita akan meningkat. Biasanya, psikiater akan melangsungkan terapi dengan bertatap muka berdua saja atau secara berkelompok dengan penderita yang lain selama 12 minggu.
[Baca Juga: Ternyata Ada Manfaatnya Lho! Cek 7 Fakta Tertawa Bagi Kesehatan]
Seiring berjalannya program psikoterapi, keluarga juga diberi pemahaman tentang gangguan ini. Gunanya, agar penderita mendapatkan support yang besar dari keluarganya untuk sembuh.
Beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi fobia sosial seperti obat antiansietas, antidepresan, dan obat penghambat beta. Diperlukan waktu tahunan untuk melihat hasil dari pengobatan. Maka dukungan dari keluarga sangatlah diperlukan.
Tak Hanya Sehat Fisik, Kesehatan Mental Kamu pun Penting!
Hidup tak akan pernah lepas dari masalah dan kejadian menyakitkan bisa terjadi kapanpun. Kamu hanya perlu mengelola pikiranmu sebaik mungkin agar kesehatan mentalmu terjaga. Kesulitan sehari biarlah menjadi beban pikiran untuk hari ini saja.
Pahamilah kalau kamu berharga dan tidak ada masalah yang tidak memiliki jalan keluar. Jika kamu mengalami gangguan kecemasan, periksalah ke psikolog atau psikiater terdekat.
Hilangkan anggapan bahwa ahli kejiwaan hanya ditujukan untuk orang yang tidak waras. Ingat, orang cerdas mengerti bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Kini, kamu memahami dengan jelas apa itu gangguan kecemasan. Apakah kamu pernah merasakan gangguan tersebut dan ingin berbagi untuk membantu pembaca lainnya yang mungkin sedang mengalami hal yang sama?
Yuk, tuliskan pengalaman kamu di kolom komentar dan jangan lupa bagikan artikel ini ya. Salam sehat!
Editor: Julius Fallen
Sumber Referensi:
- Merry Dame Cristy Pane. 30 Januari 2020. Gangguan Kecemasan Umum. Alodokter – https://bit.ly/3hmX0L5
- Marianti. 1 November 2018. Gangguan Panik. Alodokter – https://bit.ly/3hmW7lC
- Tjin Willy. 1 April 2019. Fobia Sosial. Alodokter – https://bit.ly/37sSiXm
Sumber Gambar: https://bit.ly/3dZNOKz
dilema besar