Bagaimana cara analisa harga wajar saham? Yuk ketahui cara mudah belajar analisa harga saham di sini. Supaya gak rugi, harus bisa menganalisa.
Gak pakai lama-lama langsung aja.
Rubrik Finansialku
Analisa Harga Wajar Saham
Dalam analisa saham, erat kaitannya dengan analisa teknikal dan analisa fundamental. Namun, dalam menentukan harga wajar saham, analisa fundamental berperan sangat penting. Namun apa itu analisa fundamental?
Analisa fundamental saham adalah analisa yang mempelajari kondisi dasar (fundamental) dari perusahaan termasuk dengan rasio keuangan perusahaan. Analisa fundamental saham ini biasanya digunakan untuk mengambil keputusan dalam membeli atau menjual saham dengan tujuan jangka panjang.
Dengan melakukan analisa fundamental, kita bisa mengenal lebih dalam tentang sebuah saham perusahaan. Sebagai investor, penting bagi kita untuk membeli apa yang kita ketahui dan mengetahui apa yang kita jual.
Jadi, bukan asal beli atau asal pilih saham ya. Di artikel Finansialku kali ini, kita akan membahas cara analisa fundamental saham, serta rasio-rasio yang digunakan untuk memperkuat analisa fundamentalnya. Check it out!
Cara Analisa Fundamental Saham dengan Top Down Approach
Kali ini rubrik Finansialku akan membahas tentang analisa fundamental dengan top down approach. Top down approach adalah analisa yang dimulai dari kondisi ekonomi makro, industri perusahaan, kemudian kondisi perusahaannya. Berikut tahapan analisa fundamental menggunakan metode top down approach.
#1 Kondisi Makro Dunia Usaha
Kondisi makro dunia usaha sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi dari pemerintah. Salah satunya adalah kebijakan penaikan atau penurunan suku bunga. Apabila suku bunga tinggi maka biasanya investor cenderung untuk menaruh uangnya di bank.
Bila begitu, maka dapat menghambat pertumbuhan bisnis suatu perusahaan. Begitu juga sebaliknya, apabila suku bunga rendah maka investor cenderung lebih memilih saham daripada tabungan bank. Dengan demikian maka perusahaan bisa lebih mengembangkan bisnisnya.
[Baca Juga: Mana yang Lebih Menguntungkan: Yuk Nabung Saham VS Yuk Investasi Reksa Dana]
Selain itu, harga saham juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Ketika eknomi lesu maka kinerja perusahaan juga bisa ikut memburuk. Akibatnya, harga saham menjadi turun. Sedangkan apabila ekonomi menguat maka prospek dari perusahaan juga terlihat semakin baik.
Alhasil, harga sahamnya juga naik. Selain faktor eknomi, ada faktor lainya yang juga turut memengaruhi harga saham. Faktor tersebut adalah kestabilan dari politik dimana faktor ini memengaruhi kondisi dunia usaha.
#2 Kondisi Sektor dan Industri
Naik turunnya harga saham juga dipengaruhi oleh kondisi industri perusahaan. Apabila pertumbuhan industri bertumbuh dengan pesat maka efeknya harga saham perusahaan di industri tersebut ikut naik.
Contohnya, di tahun 2007, di industri pertambangan, harga komoditas melambung tinggi karena harga minyak dunia yang naik secara drastis.
Akibatnya, harga-harga saham perusahaan tambang batubara dan minyak juga ikut naik secara signifikan karena pendapatan dan laba yang meningkat. Tapi, di tahun 2015, harga minyak dunia turun.
Bahkan penurunannya sampai ke titik terendahnya. Dengan begitu, harga saham perusahaan pertambangan juga mengalami kelesuaan karena banyak yang turun secara signifikan.
#3 Kondisi Fundamental Perusahaan
Pergerakan harga saham perusahaan tentunya dipengaruhi oleh kondisi fundamental dari perusahaannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah manajemen perusahaannya, kondisi keuangan perusahaannya, orang yang mengelola perusahaannya, dan lain sebagainya. Perusahaan dengan fundamental yang baik biasanya memiliki harga saham yang baik juga.
Analisa Fundamental Saham dengan Menggunakan Nilai Intrinsik
Hal yang tak kalah pentingnya dalam analisa fundamental saham adalah nilai intrinsik atau nilai wajar dan rasio-rasio keuangan suatu saham perusahaan.
Setelah mendapatkan harga wajar, nantinya harga tersebut akan dibandingkan dengan harga di pasar saham tersebut. Nantinya, hal tersebut akan memengaruhi keputusan beli atau menjual saham.
[Baca Juga: Finansialku Podcast Eps 60 – Virus Corona dan Investasi Saham]
Untuk menghitung nilai wajar ini, biasanya menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan tersebut seperti rasio-rasio keuangannya. Ada banyak rasio-rasio keuangan.
Namun, kali ini akan di bahas 7 rasio valuasi saham yang penting diketahui ketika menganalisa saham. Berikut 7 rasio keuangan yang digunakan untuk menghitung harga wajar saham di laporan keuangan perusahaan.
#1 Earning Per Share (EPS)
EPS adalah rasio laba bersih per lembar saham. Misalnya, kalau EPS bernilai Rp 200 maka, setiap lembar saham menghasilkan laba sebesar Rp 200. Perusahaan yang baik, memiliki EPS yang bertumbuh dari waktu ke waktu. Semakin meningkat EPS suatu perusahaan tentunya semakin baik. Rumus untuk menghitung EPS adalah
EPS = laba bersih : jumlah lembar saham
#2 Price to Earning Ratio (PER)
PER merupakan rasio yang menggambarkan keuntungan suatu perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya. PER adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang dipakai untuk membeli saham. Rumus menghitung PER adalah
PER = Harga saham : laba per lembar saham (EPS)
Contohya, harga saham Rp 200, EPS nya Rp 50 per tahun berarti PER perusahaan tersebut = 4x Jadi, artinya apabila laba perusahaan tetap (tidak bertumbuh atau berkurang) maka Anda membutuhkan waktu 4 tahun untuk balik modal.
PER suatu perusahaan biasanya dianggap murah kalau PER nya lebih rendah daripada PER rata-rata di industri. Kalau suatu perusahaan memiliki PER dibawah rata-rata per industri maka saham tersebut dianggap murah.
Selain itu, pada umumnya, saham dengan PER dibawah 10x dianggap murah. Sedangkan saham dengan PER diatas 20x dianggap mahal. Jadi, semakin kecil PER suatu perusahaan semakin murah ya.
#3 Price Earning to Growth Ratio (PEG)
PEG adalah rasio yang digunakan untuk mengukur nilai kepantasan antara harga saham, laba yang dihasilkan per lembar sahamnya, serta harapan pertumbuhan perusahaan. Semakin rendah PEG maka semakin murah sahamnya. Rumus menghitung PEG adalah:
PEG = PER / Growth Ratio / 100
#4 Price to Book Value (PBV)
PBV adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menilai harga sebuah perusahaan dibandingkan dengan kekayaan bersihnya. Rumus menghitung PBV adalah
PBV = Harga Saham : Nilai Buku per Lembar Saham (BV)
Contoh, PBV sebesar 3x maka, hal itu berarti harga saham sudah tumbuh 3x lipat dibandingkan dengan kekayaan bersih suatu perusahaan. Biasanya, investor disarankan untuk memilih saham dengan PBV yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata. PBV industri.
[Baca Juga: Weekly Update 22-26 Juni 2020 IHSG, Emas, Reksa Dana, Saham, Kurs]
PBV yang rendah biasanya sering dijadikan patokan oleh investor yang sedang mencari saham yang murah (dibawah nilai wajarnya). Jadi semakin rendah PBV nya maka semakin dianggap murah sahamnya. Sedangkan PBV yang tinggi biasanya dikarenakan harga pasar yang sudah terlalu tinggi.
#4 Return on Equity (ROE)
ROE dalah rasio perolehan laba bersih yang dibukukan perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan tersebut. ROE dapat dikatakan sebagai indikator seberapa efisien perusahaan tersebut. Rumus menghitung ROE adalah:
ROE = laba bersih : kekayaraan bersih
Jika ROE sebesar 15% maka setiap Rp 100 kekayaan bersih perusahaan yang ditanamkan oleh pemodal bisa memberikan kontribusi laba bersih sebesar Rp 15. Untuk memilih saham dengan ROE yang baik, Anda dapat membandingkan ROE perusahaan sejenis di industri yang sama atau dengan membandingkan rata-rata ROE industri.
Selain itu, Anda juga membandingkan ROE perusahaan tersebut dari waktu ke waktu. Jadi, Anda dapat melihat trend ROE nya apakah cenderung naik atau turun. Disarankan untuk memilih ROE perusahaan yang minimalnya 10%.
#5 Dividend Yield (Dy)
DY adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya di pasar. Tapi perlu diketahui bahwa tidak semua perusahaan membagikan dividen ya. Rumus menghitung DY adalah:
DY = Dividend per lembar saham : harga saham
Contohnya jika suatu perusahaan membagikan dividen sebesar Rp 150 per lembar saham, dan harga saham sekarang adalah Rp 1500 maka dividend yield nya adalah sebesar 10%. Anda disarankan memilih perusahaan dengan DY minimal sebesar 3%.
Pilihlah saham perusahaan yang memiliki DY cukup besar. Mengapa demikian? Karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki laba bersih yang stabil.
#6 Debt to Equity Ratio (DER)
DER adalah rasio jumlah utang kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal bersihnya. Jika DER<1 maka berarti perusahaan memiliki utang yang lebih sedikit dibandingkan dengan modal bersihnya.
Jika DER>1 maka perusahaan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan dengan modal bersihnya. Hal ini juga bisa diartikan perusahaan memiliki risiko keuangan yang cukup besar. Dengan begitu, maka pada umumnya investor disarankan untuk memilih saham yang memiliki DER kurang dari 1 ya. Rumus menghitung DER adalah:
DER = Total kewajiban (utang) : kekayaan bersih (modal sendiri)
Bisa Capai Tujuan Keuangan dengan Investasi Saham
Sebelum lanjut, Finansialku sarankan untuk Anda bergabung dengan komunitas reksadana dan saham Finansialku. Di komunitas itu, Anda dapat belajar dengan orang yang berpengalaman dan belajar bersama sesama orang-orang yang tertarik pada saham. Bila Anda tertarik dengan saran ini, silakan klik link berikut ini.
Oke kita lanjutkan ya, setelah mengetahui cara analisa fundamental saham untuk investor pemula, maka sekarang Anda lebih paham dengan analisa fundamental bukan? Jangan lupa untuk melakukan analisa yang mendalam sebelum memulai berinvestasi ya.
Lakukan analisa fundamental saham dengan top down approach serta rasio-rasio keuangannya. Dengan memilih saham perusahaan yang memiliki fundamental yang baik namun dengan harga wajar maka dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan Anda.
Jadi, apakah Anda sudah mantab untuk memulai investasi saham? Yuk bagikan artikel ini kepada rekan dan sahabat Anda, dan apabila Anda masih punya pertanyaan seputar isi artikel, dengan senang hati Finansialku akan menjawab untuk Anda. Jadi apapun pertanyaan Anda silakan tulis di kolom yang sudah disediakan.
Sumber Referensi:
- Rivan Kurniawan. 13 Desember 2018. Pentingnya Analisis Fundamental dan Rasio Keuangan dalam Investasi Saham. Rivankurniawan.com – https://bit.ly/2VluPm6
- 29 Oktober 2018. Rumus Valuation Ratio: Cara Menghitung Harga Saham Wajar Pada Laporan Keuangan Perusahaan. Analis.co.id – https://bit.ly/38arKdZ
- V3. 24 Juni 2020. Simulasi pemasukan dari deviden beberapa saham. – https://bit.ly/2Zgy53o
- Admin. 17 Juni 2015. Tujuan Analisa Harga Wajar Saham. Kompasiana.com – https://bit.ly/387NbMW
dilema besar