Cara Mengatur Gaya Hidup YOLO dan FOMO

Cara Mengatur Gaya Hidup YOLO dan FOMO

Sobat Finansialku tahu cara mengatur gaya hidup Yolo dan Fomo? Tunggu dulu, apa itu YOLO dan FOMO? Mari kita pelajari dalam panduan belajar ini.

 

Mengatur Gaya Hidup YOLO

YOLO, You Only Live Once (Kita hidup hanya sekali), itulah mengapa menikmati hidup adalah hal yang bisa kita lakukan untuk mensyukuri anugerah Tuhan ini.

Namun, kita harus bisa menikmati hidup dengan tetap mengikuti aturan-aturan yang berlaku di sekitar kita. Salah satu aturan yang ada adalah mengenai alat tukar uang.

Memang, uang bukanlah yang terpenting. Namun untuk bertahan hidup, uang adalah satu hal yang penting. Untuk bisa meraih tiga hal dasar di kehidupan setiap manusia, tentu kita membutuhkan uang.

Tapi, seperti yang Anda ketahui, tidaklah mudah untuk mendapatkan uang. Untuk itu, sifat hemat sangat dibutuhkan. Menghemat bukan berarti harus menahan semua keinginan. Untuk dapat berhemat, Anda harus bisa membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan.

Dengan begitu, Anda bisa memilah pengeluaran Anda. Tergiur untuk membeli barang yang bukanlah prioritas kita memang kelemahan setiap manusia. Namun, kita harus bisa menahan hawa nafsu yang akan membawa kita kepada gaya hidup boros.

Tapi, tidak ada salahnya lho untuk memanjakan diri sekali-kali dengan uang yang Anda miliki. Seperti slogan di atas, hidup ‘kan hanya sekali. Kalau tidak dibeli sekarang, kapan lagi?

Boleh-boleh saja Anda menerapkan moto YOLO dalam kehidupan Anda, tapi ketahui kiat bijak dalam menggunakan uang untuk hidup yang hanya sekali ini.

YOLO, Cara Menikmati Hidup dan Menggunakan Uang, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk bisa menikmati hidup sambil tetap mengatur uang dengan bijak:

 

Bepergian dengan Sedikit Barang

Apabila Anda senang traveling, alangkah bijaknya bila Anda bepergian dengan membawa sedikit barang saja. Apabila seseorang bepergian tanpa banyak beban, konon katanya, kesehatan jiwanya bisa lebih baik daripada yang membawa banyak barang lho.

Manfaat lain dari membawa sedikit barang adalah Anda tidak perlu repot untuk memikirkan bagaimana cara membawanya dan apakah ada barang yang tertinggal. Cara ini juga bisa menghemat pengeluaran Anda, lho!

Bayangkan bila Anda koper Anda terlalu berat dan Anda harus membeli bagasi tambahan di pesawat. Tentunya biayanya tidak sedikit.

 

Memulai Karier yang Sesuai Dengan Passion

Passion setiap orang tentu berbeda. Bekerjalah sesuai dengan passion yang ada dalam diri Anda. Dengan begitu, Anda bisa bekerja dengan tanpa beban.

Manfaatkan passion tersebut untuk bisa menikmati hidup dengan uang yang Anda dapatkan dari hasil jerih payah Anda.

 

Bekerja Boleh, Tetapi Kebutuhan Istirahat Harus Terpenuhi

Walau Anda ingin bekerja keras untuk mendapat uang, jangan terlalu memforsir tubuh Anda sendiri. Sehat itu mahal, sehingga untuk mempertahankan diri agar tetap sehat, kebutuhan jasmani seperti istirahat harus terpenuhi.

Miliki istirahat yang efektif dan berkualitas. Istirahat yang efektif dan berkualitas bukanlah tidur yang lama, jadi jangan khawatir tentang jangka waktu tidur.

Andalah yang mengenal diri Anda sendiri, beristirahatlah sampai Anda merasa diri Anda sudah siap untuk bekerja dan beraktivitas kembali.

 

Minimalkan Utang Kartu Kredit

Kartu kredit memang sering menjadi pilihan saat terdesak. Namun, menggunakan kartu kredit sama saja dengan berutang.

Lebih baik untuk tidak mengandalkan penggunaan kartu kredit yang pada dasarnya adalah utang. Sebenarnya, berutang itu boleh saja asal bentuknya produktif.

Tidak seperti utang konsumtif yang hanya untuk kesenangan pribadi, utang produktif merupakan utang yang tujuan peminjamannya adalah untuk mendapatkan manfaat finansial.

 

Tabungan Lebih Banyak dari Pengeluaran

Banyak orang yang masih mengira bahwa berhemat adalah menyisihkan uang. Namun, pola pikir itu ternyata salah.

Uang yang kita sisihkan seharusnya lebih banyak dari uang yang kita belanjakan.

Dengan kata lain, kita harus mengalokasikan terlebih dahulu uang yang hendak ditabung tiap bulannya. Setelah itu, barulah sisa uang dihabiskan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Dengan begitu, tabungan akan meningkat pesat. Bahkan, bersenang-senang akan mudah sekali dilakukan jika sudah memiliki banyak uang dari hasil menabung.

 

Investasikan Lebih Awal dan Sering

Ada berbagai macam jenis investasi. Ada baiknya untuk memilih salah satu jenis investasi yang jelas keuntungannya, misalnya saja investasi emas atau investasi tanah.

Pemilihan jenis investasi harus tergantung pada kepercayaan orang dan kemampuan untuk berinvestasi.

Dalam berinvestasi, kita harus memperhitungkan, tidak hanya keuntungan jangka pendek namun juga keuntungan jangka panjang yang bisa diraih.

Sama seperti poin sebelumnya, berinvestasi bijaknya dilakukan di awal bukan di akhir.

Itu artinya, setelah mendapat gaji atau pemasukan, hal yang pertama harus kita lakukan adalah mengalokasikan sebagian uang untuk ditabung dan diinvestasikan.

 

Lunasi Utang-utang

Memiliki banyak uang tapi tetap memiliki utang bukanlah hal yang bagus. Sebelum mulai untuk menabung, lunasi terlebih dahulu semua utang yang Anda miliki.

Setelah semuanya utang lunas, Anda bisa menabung dengan tenang!

 

Sembunyikan Kartu Kredit Anda

Apakah Anda orang yang ringan tangan terhadap kartu kredit? Maksudnya, Anda sering bertransaksi dengan kartu kredit tanpa berpikir dua kali. Jika iya, keluarkan kartu kredit Anda dari dompet dan sembunyikan di laci kamar Anda.

Dengan begitu, Anda bisa menahan penggunaan kartu kredit untuk hal-hal yang sangat penting.

 

Bangun Aset

Memiliki banyak aset adalah salah satu bentuk investasi. Investasi yang menguntungkan tentu akan mendatangkan banyak hal positif. Aset biasanya berbentuk benda, seperti gedung atau mobil.

Pada dasarnya investasi berupa aset dan menabung di bank memiliki tujuan yang sama, yakni mengumpulkan harta untuk mendapat keuntungan di masa depan. Perbedaannya, menabung di bank cenderung menghasilkan keuntungan rendah karena suku bunga yang kecil.

Sementara, investasi berbentuk aset menjanjikan imbal hasil yang lebih tinggi.

 

Buat Penghasilan Pasif

Apa itu penghasilan pasif? Penghasilan pasif adalah ketika seseorang tidak bekerja tapi tetap mendapatkan penghasilan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memiliki penghasilan pasif adalah dengan berinvestasi.

Sudah dikatakan di atas bahwa investasi memiliki banyak manfaat, salah satunya membuat uang Anda bekerja untuk Anda, bukan lagi Anda yang perlu bekerja untuk mendapat uang.

 

Mengatur Gaya Hidup FOMO

Apa itu FOMO? FOMO adalah Fear of Missing Out. FOMO atau rasa takut ketinggalan yang mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik daripada kamu.

FOMO sendiri semakin terasa akibat dari sosial media, karena melalui sosial media banyak orang yang membagikan kesuksesan, atau memamerkan harta, atau kebahagiaan secara visual yang membuat seseorang merasa ketinggalan jika tidak mengikutinya.

FOMO dapat membuat Sobat Finansialku stres berkelanjutan lho, dan yang banyak mengalami stress akibat FOMO adalah millennials, kenapa?

Karena memang milenial sedang fokus untuk berkarier menuju golden age, kalau tidak mengikuti perkembangan informasi dan tidak mengikuti trend perasaan takut dan ketinggalan akan menghantui para milenials.

 

Apa Hubungan FOMO dengan Kondisi Keuangan?

FOMO bisa memberikan dua efek, yaitu FOMO untuk menghabiskan uang dan FOMO untuk melakukan investasi secara gila-gilaan. Keduanya apakah baik? Tidak juga. Ingat sesuatu yang berlebihan bisa menimbulkan kecerobohan tanpa pemikiran yang matang.

Kita bahas satu persatu ya, yang pertama terkait FOMO untuk menghabiskan uang. Untuk konteks kali ini tidak perlu diragukan banyak milenials yang merasa takut ketinggalan jika tidak mengikuti trend yang ada.

Contohnya dari gadget setiap ada teknologi terbaru seputar laptop, handphone, kamera, atau smart watch ingin selalu ter-update versi terbaru.

Jika tidak diikuti maka perasaan tertinggal dengan teman kerja, atau teman tongkrongan akan terasa, sehingga alokasi uang akan melulu tentang gadget terbaru. Pasti ada kan teman kita si “high tech”?

Belum lagi terkait fashion, apa yang saat ini sedang digandrungi para milenials? Sneakers? Iya benar sneakers sedang disukai oleh semua kalangan. Karena FOMO, akibatnya setiap ada model sneakers terbaru, rasa ingin membelinya selalu muncul.

Bahkan rela purchasing order dari luar negeri dan menunggu selama beberapa bulan agar memiliki sneakers keluaran terbaru.Ada juga kan teman kita si “fashionable”?

Jelas dua contoh ini, gadget dan fashion bisa membuat FOMO itu muncul dan mempengaruhi keuangan. Anda akan lebih banyak mengalokasikan keuangan untuk sekadar melakukan “validasi” rasa ketakutan dan ketinggalan jika Anda tidak memiliki gadget dan fashion terbaru.

Nah, satu lagi adalah FOMO untuk melakukan investasi secara berlebihan tanpa mengenali risiko masing-masing individu. Eits, jangan salah ya Sobat Finansialku, investasi ga melulu baik ya, jika tidak tepat maka bisa berbalik.

Arti investasi apa sih, Sobat Finansialku?

Kegiatan menanam modal agar menghasilkan return di masa depan, tapi kalau kita belum mengetahui risk appetite dan risk tolerance kita, maka investasi bisa menjadi boomerang untuk kondisi keuangan.

Investasi itu baik, jika tepat, namun kalau kita berinvestasi hanya karena FOMO alhasil bisa menyebabkan kerugian bukan hanya uang tetapi banyak yang sampai menyerang kondisi kejiwaannya.

Sobat Finansialku, ternyata FOMO terhadap investasi menyerang Rommy, salah satu pekerja di e-commerce Jakarta.

Selama pandemi Rommy dan teman-temannya tersadar betapa pentingnya investasi, namun hal tersebut diawali karena FOMO dari maraknya orang-orang yang menunjukan kondisi keuntungan dengan berinvestasi di sosial media.

Akhirnya saat itu Rommy memutuskan untuk berinvestasi agar mendapatkan keuntungan seperti yang lainnya. Rommy pun tidak tanggung-tanggung langsung menjadikan seluruh tabungannya ke dalam investasi.

Rommy melakukan itu atas dasar FOMO, dan ingin segera mendapatkan keuntungan. Namun Rommy lupa di dalam investasi ada yang namanya risiko, dan juga terkait tujuan investasi bersifat jangka panjang.

Saat Rommy ada keperluan mendadak dan sifatnya darurat, Rommy tidak memiliki tabungan, akhirnya Rommy memutuskan menarik semua investasinya dalam keadaan rugi. Meskipun investasi harapannya adalah keuntungan di masa depan, namun jika didasari FOMO hasilnya tidak baik.

 

Mengatasi FOMO dalam Kondisi Keuangan?

FOMO berasal dari rasa ketakutan akan ketertinggalan sesuatu, jadi yang bisa mengatasinya hanya diri kita sendiri. Hal-hal yang bisa dilakukan oleh Anda di antaranya, adalah:

 

Mengetahui Mana Keinginan Mana Kebutuhan

Terdengarnya klasik ya, tapi ini sangatlah penting untuk bisa self-control dengan mengetahui mana yang sifatnya keinginan mana yang sifatnya kebutuhan.

Coba saat ini jika ada yang membuat Anda merasakan ketakutan akan tertinggalnya gadget terbaru, setiap ingin membelinya coba buat dulu list.

Apakah gadget ini adalah kebutuhan atau hanya sebatas keinginan.

Jika memang kebutuhan maka akan ada budget yang dikhususkan untuk membelinya, namun jika keinginan maka silahkan alokasikan keuangan jika berlebih atau harus ada pengganti dari keinginan lainnya.

Misalnya, Anda FOMO terhadap sneakers terbaru, namun itu hanyalah keinginan saja, jadi misal budget mana yang kira-kira bisa menggantikan alokasi sneakers tersebut.

Contoh pembelian sneakers diambil dari budget liburan Anda.

Hal ini akan membuat tujuan utama keuangan Anda tetap berjalan dengan lancar, dan memiliki tanggung jawab atas setiap tindakan yang ada.

 

Rather Do Research, than Being Impulsive

Siapa di sini yang membiasakan melakukan sedikit penelitian atau research sebelum mengambil keputusan? Hal tersebut baik jika diterapkan dalam keuangan ya, tapi bukan berarti saat parkir di supermarket untuk bayar Rp 2.000 kita mikir dan lama ambil keputusan ya.

Hal ini berlaku untuk keputusan-keputusan keuangan yang sifatnya dapat mempengaruhi kondisi keuangan. Kita ambil contoh ya, jika memang kita ingin membeli gadget, kita lakukan research dulu nih mulai dari kualitasnya, spec, dan juga brand nya.

Nah untuk membelinya kita juga buat research terhadap keuangan juga ya, mau dilakukan secara cash atau cicilan. Jika cicilan akan menggunakan kartu kredit apa, bagaimana untuk pelunasannya apakah rasio cicilan utang masih masuk ke dalam pengeluaran wajib kita, dsb.

Tujuannya untuk apa sih? Ya jelas, Anda jadi tidak ada penyesalan atau langkah-langkah yang salah dalam mengambil keputusan keuangan ya.

Bayangkan jika Anda ingin membeli rumah dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) atau ingin membeli mobil dengan KPM (Kredit Pemilikan Mobil) namun tidak melakukan research. Pastinya hal tersebut sangat mempengaruhi kondisi keuangan saat itu.

 

Jika, Sobat Finansialku melewatkan panduan belajar chapter 3, berikut list-nya:

  • Mengatur Gaji Pertama
  • Cara Mengatur Keuangan Karyawan dengan Gaji Tetap
  • Tips Mengatur Keuangan Karyawan
  • Cara Berhemat untuk Karyawan
  • Cara Mengatur Gaya Hidup YOLO dan FOMO.

 

Selanjutnya, Anda dapat membaca panduan belajar chapter 4: Dana Darurat untuk Karyawan.

 

Kalau Anda tertarik memiliki perencanaan karier dan keuangan yang lebih baik, Anda dapat berkonsultasi dengan Certified Financial Planner (CFP) Finansialku.

Namun, sebelumnya lakukan dahulu cek kesehatan keuangan supaya konsultasi Anda bisa selesai tepat sasaran, ya. Tenang! Cek kesehatan keuangan bisa Anda lakukan melalui aplikasi Finansialku juga, kok.

Anda dapat mengunduh Aplikasi Finansialku di Apps Store atau Play Store dan manfaatkan potongan harga Rp 50 ribu dengan kode promo: WEBTAHUNAN untuk biaya member PREMIUM yang lebih ekonomis selama satu tahun.

 

Cara ubah hidup Anda dengan memiliki perencanaan keuangan yang baik dan tujuan yang jelas, yuk simak selengkapnya dalam video berikut ini. Jangan lupa untuk subscribe Youtube Finansialku untuk update tips keuangan lainnya.

Editor: Rincani Sinaga

Sumber Gambar:

  • Cover – https://bit.ly/3zGeLx4

dilema besar