Cara Hidup Bebas Utang Agar Hidup Lebih Bahagia

Bebas Utang OMC OMC0721 Perencana Keuangan Utang Utang Konsumtif Utang ProduktifLeave a Comment on Cara Hidup Bebas Utang Agar Hidup Lebih Bahagia

Cara Hidup Bebas Utang Agar Hidup Lebih Bahagia

Bisa gak sih hidup tanpa utang? Jika boleh, bagaimana mengelola utang tersebut agar bermanfaat?

Temukan jawabannya dalam artikel Finansialku berikut ini, selamat membaca.

 

Pandemi masih berlanjut, di jaman sekarang seperti ini pengeluaran yang besar bukan hanya sewa tempat tinggal dan makan saja, tetapi kepentingan untuk menjaga imunitas dari mulai makanan bergizi, multivitamin, dan berbagai buah-buahan penunjang pasti ingin rasanya terpenuhi.

Dengan kondisi pengeluaran yang naik selama pandemi, apakah mungkin untuk hidup tanpa utang? Rasanya seperti tidak mungkin dan tidak percaya jika ada yang bisa hidup tanpa berutang.

Kalau kata ibu-ibu komplek di gang rumah saya, ya ampun sekarang belanja ke pasar 50.000 hanya dapat ayam seekor sama sayur. Saat ini uang Rp50.000 hanya untuk sekali makan saja, tidak lebih.

 

Kehidupan terus berlanjut, keperluan meningkat, apakah bisa untuk hidup tidak berutang? Apakah utang selamanya buruk? Menurut saya tidak juga, tetapi jika bertanya bisa tidak sih hidup tanpa utang? Bisa saja, namun saya akui penawaran produk berjenis utang banyak sekali dari mulai kredit di bank yang saat kamu mengajukan pinjaman kamu butuh beberapa hari pengecekan oleh pihak collection. Belum lagi penawaran utang yang bentuknya adalah pay later yang sekali click langsung cair juga ada.

[Baca juga: Risiko Menggunakan Paylater]

Wah pokoknya godaan untuk berutang sangat dekatlah dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang memiliki pandangannya sendiri mengenai utang, ada yang merasa berutang hanya membuat sengsara, namun ada juga yang sangat terbantu dengan adanya program utang. Jadi semua itu hadir dari diri kita sendiri, dan pengalaman yang dialami masing-masing.

Bagi saya berutang tidak masalah selama terukur dan diperhitungkan, terlebih lagi fokuskan kepada tujuan berutang itu sendiri, untuk apa, jika memang bertujuan untuk yang sifatnya konsumtif maka barulah kita evaluasi diri, ada yang salah terhadap gaya hidup yang dijalankannya.

 

Namun jika memang berutang bisa menghasilkan bukankah utang menjadi nilai yang positif dalam kehidupan?

 

Boleh Tidak Berutang?

Ada suatu cerita bahwa saat itu ada seorang bapak yang sudah berusia 40 tahun, kondisinya dimana iya ingin mengajukan pembelian mobil secara kredit, dia hanya ingin saja membelinya, kondisinya dia juga sudah stabil secara ekonomi dan Bapak tesebut menginginkan mobil yang harganya Rp750.000.000 ya kalau dihitung-hitung kira-kira sang Bapak bisa membeli mobil tersebut secara tunai setara dengan 10 mobil.

Namun karena dia juga memahami bahwa untuk pembelian barang-barang yang memiliki nilai depresiasi (penyusutan) sangatlah sayang jika dibeli secara tunai, karena jika uang tunai tersebut bisa diinvestasikan saat ini, maka kenapa harus dikeluarkan hanya untuk keperluan konsumtif semata.

[Baca juga: Contoh Kasus dan Perhitungan Kredit Mobil Baru]

Berlanjutlah sang Bapak dengan mengajukan kredit, namun ternyata team collection menolaknya dengan alasan sang Bapak tidak bisa dilacak secara karakter. Jika kamu tahu, bahwa ada prinsip 5C dalam kredit dan salah satunya adalah character. 

Character pada kredit bertujuan dimana sebuah bank atau vendor mencari tahu karakter debitur/peminjam karena hal tersebut menjadi pertimbangan dalam memberikan kredit. 

Setelah dilakukan pengecekan sang Bapak tidak pernah sama sekali berutang dan ini pertama kalinya di usia 40 tahun, karakter sang Bapak tidak bisa dibaca meskipun secara logika sang Bapak memiliki uang di tabungan, namun pihak bank atau vendor belum bisa membaca karakter sang Bapak saat memiliki utang akan seperti apa.

 

Apakah bisa membayar tepat waktu, atau di tengah kredit bailout dan melakukan pelunasan dipercepat hal tersebut juga tidak disukai oleh pihak bank dan vendor. 

Jika melihat dari cerita di atas maka bisa dikatakan terlalu bersih dan tidak pernah berutang tidak selamanya baik-baik saja.

Namun karakter saat kita memiliki utanglah yang menjadi penting oleh pihak bank. Jadi menurut saya selama kita memahami utang yang diambil, konsekuensi dari pembayaran, dan bunga kredit, tidak ada yang salah dalam berutang.

Namun kali ini kita akan membahas untuk kamu yang ingin memiliki hidup tanpa utang bagaimana caranya? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.

 

Cara Agar Hidup Tanpa Utang

Banyak orang yang menginginkan hidup tanpa utang, hal apa saja yang harus dilakukan agar bisa hidup tanpa utang? 

Namun sebelumnya kamu sudah tahu belum jenis utang? Utang dasarnya ada dua jenis, utang yang sifatnya produktif dan utang yang sifatnya konsumtif. 

[Baca juga: Perbedaan Utang Konsumtif dan Utang Produktif]

Untuk utang yang sifatnya produktif dimana saat kamu mengambil utang, kamu bisa menghasilkan nilai lebih dari utang yang diambil. Contohnya kamu berutang untuk produksi di bisnis kamu agar tetap berjalan lancar. Setelah produksi selesai kamu bisa menjual barang dagangan dari bisnismu.

Hasil dari dagangan bisnismu tadi, bisa membayar utang dan tetap masih mengalami keuntungan, itulah yang disebut utang bersifat produktif. Contoh lainnya saat kamu mengambil kredit mobil, lalu mobil tersebut kamu sewakan, uang dari hasil sewa tersebut bisa untuk membayar utang kredit dan tetap masih mengalami keuntungan disebut utang produktif.

 

Beda halnya dengan utang yang sifatnya konsumtif, kalau utang konsumtif sebatas mengambil utang namun untuk keperluan yang tidak menghasilkan keuntungan, misalnya utang kartu kredit untuk makan di restoran mahal, lalu menggunakan pay later hanya untuk makanan atau belanja keperluan pribadi, jika kamu tidak mendapatkan keuntungan dari mengambil utang tersebut artinya utang kamu bersifat konsumtif.

Dalam utang akan ada interest atau bunga yang harus kamu bayarkan juga, sehingga jika kamu tidak mendapatkan keuntungan dari pengambilan utang tersebut sama saja kamu membayar lebih dari apa yang seharusnya.

 

Berikut langkah-langkah agar bisa hidup tanpa utang:

 

Menyesuaikan Gaya Hidup dengan Kemampuan Finansial

Gaya hidup seolah menjadi musuh yang digaungkan jika seseorang banyak utang, terlebih utang-utang tersebut bersifat konsumtif, namun saya setuju terhadap hal itu. 

Semua berawal pada gaya hidup. Memiliki kondisi keuangan yang baik karena memiliki gaya hidup yang cukup dan sederhana.

[Baca juga: 8 Gaya Hidup Orang Kaya yang Bisa Kamu Tiru]

Beberapa masyarakat terjebak dengan gaya hidup yang menghambur-hamburkan uang dan tidak pernah berpikir panjang atas segala tindakan finansial yang diambilnya. Hal tersebut membuat seseorang mengambil utang tanpa berhitung. Lalu apakah kita harus selalu berhemat? Tidak demikian ya Sobat Finansialku.

Kondisi keuangan tanpa utang bukan berarti kita harus sengsara, berhemat, tidak bisa makan enak atau membeli sesuatu yang diinginkan, namun lebih tepatnya menjadi seseorang yang bijak setiap mengambil keputusan.

Sesuaikanlah gaya hidup kamu dengan kondisi finansial mu saat itu, pastinya kamu sering sekali mendengar kalimat seperti “hidup itu murah label merk yang menjadi mahal, hidup itu sederhana gengsi yang membuat jadi rumit” .

 

Suatu kalimat yang sudah menjawab semua keraguan hati mengenai gaya hidup, karena gaya hidup berlandaskan diri kita, kita lah yang menentukan ingin memiliki kondisi keuangan yang stabil atau hidup memiliki banyak utang untuk terlihat wah di masyarakat.

Jangan seperti itu ya Sobat Finansialku, sesuaikanlah dengan kemampuan finansial mu. Bayangkan deh, saat dulu kita kuliah rasanya memiliki uang Rp1.500.000 bisa hidup bahagia dan tetap jajan dan makan enak, namun kenapa saat sekarang gaji kita sudah naik 10x lipat dari kita kuliah seolah rasanya tidak pernah cukup, itu artinya gaya hidup kita sudah naik sebesar 10x dari saat kita kuliah.

Dengan begitu tidak ada istilah mengambil utang hanya sebatas untuk konsumsi semata, hanya untuk bertujuan untuk update gadget terbaru, atau bisa makan di restoran mahal. 

Namun ternyata semua itu dijalankan dengan utang konsumtif yang dimana kita tahu juga utang-utang konsumtif memiliki suku bunga yang tinggi. 

 

Membuat Anggaran Pemasukan – Pengeluaran

Selain menyesuaikan gaya hidup dengan kemampuan finansial, yang terpenting adalah buat selalu anggaran pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya. Jika kamu sudah pernah membuatnya dan ternyata pola pemasukan dan pengeluaran masih sama, maka hal tersebut tetap bisa menjadi landasan mu di setiap bulan.

[Baca juga: Mengenal Definisi Budget: Jenis dan Manfaatnya]

Kira-kira kenapa ya jika ingin tidak memiliki utang harus membuat anggaran pengeluaran dan pemasukan? Hal tersebut agar kita tahu, darimana sumber keuangan yang bisa kita bayarkan untuk melunasi utang, atau setidaknya kita bisa berhitung jika ingin mengambil cicilan setiap bulan berapakah minimal cicilan yang bisa diambil.

Jangan sampai cicilanmu setiap bulan sangat memberatkan, dan membuat kamu tidak nyaman. 

Selain itu membuat anggaran pemasukan dan pengeluaran melatih kamu untuk disiplin dan bertanggung jawab atas setiap tindakan keuangan setiap bulannya.

 

Menambah Penghasilan 

Untuk menghindari utang tentunya memiliki penghasilan tambahan menjadi jawaban selanjutnya. Konsep dari manajemen keuangan adalah, kamu bisa menekan pengeluaran dan menambah penghasilan agar bisa memiliki kelebihan uang untuk menabung dan berinvestasi.

Jadi jika memang saat ini sedang ada utang saya sarankan untuk mencari penghasilan tambahan agar memiliki spare untuk bisa tetap menabung. Nah jika kamu ingin hidup tanpa utang, maka penghasilan tambahan juga bisa membuat kamu tidak mempertimbangkan mengambil utang untuk keperluan lainnya. 

Jadi maksudnya saat kamu menginginkan sesuatu lebih baik mencari penghasilan tambahan lalu menabung atau berinvestasi sampai hasilnya bisa membeli barang yang diinginkan.

[Baca juga: Cara Menambah Penghasilan dari Internet Tanpa Modal]

Misal jika saat ini kamu memiliki tujuan keuangan jangka pendek, seperti ingin membeli mobil tiga tahun lagi daripada kamu mengambil kredit dengan faktor memang tidak ada uang yang cukup ya jika membeli secara tunai, pertimbangkan untuk mencari penghasilan tambahan dahulu, barulah saat uangnya sudah terkumpul dalam waktu tiga tahun kamu bisa membeli mobil tersebut. 

Sekalipun membeli mobil dengan cara berhutang pun kamu sudah bisa melakukan DP dengan jumlah yang besar dari hasil yang kamu investasikan selama tiga tahun tadi.

 

Menganalisa Setiap Keputusan Finansial

Saat kita memiliki tujuan keuangan untuk tidak memiliki utang dalam hidup maka kunci selanjutnya adalah melakukan analisa dalam setiap pengambilan keputusan finansial.

Kamu tidak bisa impulsif memutuskan segala tindakan ya Sobat Finansialku, semuanya perlu dipertimbangkan, hal ini berlaku di setiap keputusan finansial yang dapat mempengaruhi pola pengeluaran dan pendapatan ya.

[Baca juga: Keputusan Keuangan yang Bisa Bikin Kamu Menyesal

Hal tersebut tidak berlaku untuk pengeluaran kecil seperti  saat kamu akan bayar parkir Rp2.000 namun kamu berpikir panjang, wah kalau demikian akan ribet ya, Sobat Finansialku.

Contoh, kamu akan mengambil KPR dalam jangka 1-2 tahun ke depan, atau kamu akan mengambil KPM (Kredit Kepemilikan Mobil) dengan tenor 5 tahun, wah itu semua perlu dihitung baik-baik. Karena setiap tindakan finansialmu saat ini akan berpengaruh terhadap masa depan kamu di masa mendatang.

 

Utang Nggak Selalu Negatif

Bagaimana Sobat Finansialku, ke empat langkah di atas, kamu bisa kan menerapkannya? Tentunya jika sudah bertekad semua akan bisa dijalankan, tidak perlu terburu-buru kamu bisa menjalankannya secara perlahan-lahan agar kamu tidak merasa beban dan bosan saat melakukan perencanaan keuangan.

Jika Sobat Finansialku ingin memiliki perencanaan keuangan yang baik dan tujuan keuangan yang jelas, Anda dapat berkonsultasi dengan Financial Planner Finansialku.

Yuk download aplikasinya di Google Play Store maupun Apple Apps Store sekarang! Nikmati konsultasi dan cek kesehatan keuangan dengan akses premium gratis selama 30 hari. 

Jika Anda merasa terbantu dengan aplikasi Finansialku premium, silakan gunakan kode voucher WEBTAHUNAN saat melakukan upgrade aplikasi premium dan dapatkan diskon langsung Rp 50 ribu.

Berutang tidak selalu negatif banyak sekali pertimbangan secara finansial yang dimana saat kamu berutang akan meningkatkan total kekayaan bersih kamu, lho. Namun utang yang sifatnya produktif ya. 

Sebagai penutup izinkan saya mengutip quotes dari Ray Dalio,

“pull in your belt, spend less, and reduce debt”.

 

Jika saat ini Anda terjerat utang dan ingin segera keluar, video berikut ini cocok untuk Anda. Jangan lupa untuk subscribe channel Youtube Finansialku agar tidak ketinggalan tips keuangan lainnya.

 

Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin berdiskusi, silakan langsung berikan komentar Anda. Jangan lupa untuk bagikan kepada saudara atau teman Anda yang saat ini masih bingung perlu berutang atau tidak. Semoga artikel ini bermanfaat.

 

Editor: Nurdevi Noviana

Sumber Gambar:

  • Cover – https://bit.ly/3zHlPcS

dilema besar

Leave a Reply

Back To Top