Bukan COVID-19, Obesitas Jadi Bayang-Bayang Selama WFH!

#FinansialkuLifestyle Corona covid-19 Kesehatan Lifestyle Obesitas Virus Corona WFH Work From HomeLeave a Comment on Bukan COVID-19, Obesitas Jadi Bayang-Bayang Selama WFH!

Bukan COVID-19, Obesitas Jadi Bayang-Bayang Selama WFH!

Kebijakan work from home (WFH) menyusul penyebaran COVID-19 menimbulkan berbagai efek samping seperti obesitas! Begini pencegahannya!

Ketahui cara selengkapnya di artikel Finansialku di bawah ini.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Lifestyle (rev)

 

Efek Samping Work From Home, Obesitas Hingga Kanker

Work from home, adalah salah satu upaya pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19 di Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui, Presiden Jokowi menyuarakan kampanye #dirumahaja sejak beberapa minggu lalu dan mengimbau warganya untuk membatasi kegiatan di luar rumah, dan berinteraksi dengan orang lain.

Pola yang kita terapkan selama work from home (WFH) dan bekerja di kantor, tentu punya perbedaan, ya?

Salah satunya adalah soal kebiasaan-kebiasaan yang awalnya tidak dilakukan selama bekerja di kantor, kini dilakukan selama bekerja di rumah.

Bukan COVID-19, Obesitas Jadi Bayang-Bayang Selama Work From Home! 02

[Baca Juga: Obesitas Dicover BPJS Kesehatan?]

 

Seperti membeli banyak camilan untuk mengisi kekosongan di kamar atau ruang kerja.

Kebiasaan-kebiasaan ini, yang akhirnya memberikan efek samping yang buruk untuk kita selama menjalani kegiatan work from home, seperti obesitas.

Tapi, bukan cuma acaman obesitas saja, lho yang membayangi kegiatan work from home (WFH).

Tapi juga beberapa risiko lainnya, sebagaimana dilansir dari laman solo.tribunnews.com:

 

#1 Meningkatkan Risiko Kanker

Selama work from home, kita tentu cenderung bergerak lebih sedikit dan banyak duduk, dibandingkan ketika kita bekerja di kantor.

Melansir laman solo.tribunnews.com, sebuah studi dari British Journal of Medicine, dikatakan kalau ternyata, duduk terlalu lama bisa menyebabkan risiko kanker paru-paru sebanyak 54 persen, lho!

Bukan hanya itu, terlalu banyak duduk juga bisa meningkatkan risiko kanker kolom sebanyak 30 persen, dan dinding rahim sebanyak 66 persen.

Hal ini disebabkan, ketika kita duduk dan tidak begerak dengan aktif. Sehingga membuat antioksidan yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh tidak bekerja dengan baik.

 

#2 Pelemahan Otot

Efek samping kedua adalah, degenerasi otot atau keadaan di mana tubuh mengalami pelemahan otot.

Ketika duduk terlalu lama, tubuh kita cenderung jarang bergerak, membuat otot-otot yang seharusnya mendapatkan kesempatan untuk peregangan.

Selain itu terlalu banyak duduk juga memberikan rasa sakit pada pinggang yang disebabkan oleh otot-otot di bagian pinggang tidak diberikan kesempatan untuk bergerak secara leluasa.

 

#3 Proses Pencernaan Melambat

Ancaman ketiga adalah melambatnya proses pencernaan yang dilakukan oleh tubuh kita.

Hal ini bisa saja terjadi ketika atau setelah kita makan, langsung kembali ke posisi duduk, dan membuat isi perut tertekan.

Proses pencernaan yang melambat, akan menyebabkan perut terasa kram, kembung yang biasanya ditandai dengan perut yang buncit, dan konstipasi.

 

#4 Kadar Kolesterol Meningkat

Ketika kita jarang bergerak, semua asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, cenderung dialokasikan oleh tubuh menjadi lemak.

Menyambung pada poin di atas, ketika atau setelah makan dalam posisi duduk, ketika proses pencernaan melambat, maka ada kesempatan bagi tubuh untuk menimbun lemak yang berlebih.

Hal ini yang kemudian menjadi penyebab utama meningkatnya kadar kolesterol kita dalam tubuh. Cek disini untuk mengetahui cara menurunkan kolesterol.

 

#5 Obesitas

Selanjutnya, apa yang akan kita alami setelah terjadi dua poin di atas? Ya, obesitas.

Obesitas terjadi ketika tubuh kita menyimpan lebih banyak masa lemak dibandingkan masa otot.

Apalagi ketika kita cenderung sering mengonsumsi camilan di sela-sela makan besar, dengan makanan-makanan yang tinggi kalori.

Sebenarnya, menyemil bukan lah satu-satunya hal yang harus dihindari. Tapi juga keseluruhannya termasuk porsi dan pola makan kita.

Bukan COVID-19, Obesitas Jadi Bayang-Bayang Selama Work From Home! 04

[Baca Juga: Dapat Sembuhkan Kanker, Begini 5 Fakta Tanaman Bajakah]

 

Ketika kita mengonsumsi camilan di luar jadwal makan, tapi tetap berpatok pada kebutuhan kalori harian kita, maka sebenarnya bukan masalah besar.

Tapi, ketika kita mengonsumsi cemilan tinggi kalori, ditambah dengan porsi makan yang menyumbang banyak kalori juga, itu tentu yang jadi masalah.

Hal ini tentu sebuah mimpi buruk yang tidak ingin kita rasakan dan alami. Setuju?

Jadi, mulailah untuk penuhi gizi dan nutrisi seimbang dan melakukan diet sehat, namun tetap sesuai dengan kebutuhan kalori harian kita saat kita tidak berolahraga.

Lalu, bagaimana sebenarnya cara mengetahui kebutuhan kalori harian kita?

Sobat Finansialku bisa melakukannya dengan dua cara, yaitu hitung manual, atau menggunakan BMR calculator yang banyak ditemukan di mesin pencarian.

Sebagai informasi tambahan, BMR adalah singkatan dari Basal Metabolic Rate.

Yaitu, angka dari jumlah kalori yang kita butuhkan per harinya, agar tubuh bisa berfungsi normal.

Untuk menghitung BMR secara manual, Sobat Finansialku bisa gunakan rumus di bawah ini:

  • Laki-laki: Berat Badan (kg) x 1,0 (kalori) x 24 (jam)
  • Perempuan: Berat Badan (kg) x 0,9 (kalori) x 24 (jam)

 

Sementara itu, untuk menghitung BMR secara otomatis, Sobat Finansialku bisa menghitungnya dengan mengetik BMR Calculator di mesin pencarian.

Setelah mengetahui jumlah kalori yang tubuh kita butuhkan dalam satu hari, berarti saatnya kita mulai makan sesuai dengan kebutuhan kalori kita, ya!

 

Tips Selama Work From Home (WFH)

Setelah mengetahui beberapa ancaman yang membayangi kita selama melakukan aktivitas bekerja dari rumah, apakah Sobat Finansialku akan tetap melakukan pola yang sama?

Kalau tidak, ada beberapa tips yang bisa dilakukan selama di rumah, untuk menghindari efek samping di atas, lho! Ini dia:

 

#1 Lakukan Peregangan

Tips pertama yang bisa dilakukan untuk menghindari munculnya efek samping pada otot akibat terlalu banyak duduk, adalah dengan melakukan peregangan.

Sebisa mungkin, lakukan peregangan setiap dua jam sekali, dengan mengombinasikan beberapa gerakan setiap kali melakukan peregangan, ya!

 

#2 Perbanyak Air Putih

Tahukah Sobat Finansialku, kalau tubuh akan memberikan sinyal yang sama pada kita ketika dehidrasi dan kelaparan?

Karena ini, kita kadang salah mengartikan tubuh yang dehidrasi, dengan tubuh yang kita pikir perlu asupan.

Hal ini yang akhirnya membuat kita cenderung mengonsumsi makanan, melebihi batas kebutuhan kalori harian kita.

Untuk itu, ketika sinyal lapar datang, jangan buru-buru mengambil makanan, tapi penuhi dulu dengan air putih.

Bukan COVID-19, Obesitas Jadi Bayang-Bayang Selama Work From Home! 03

[Baca Juga: Miliki 5 Motivasi Olahraga Ini Agar Anda Memiliki Hidup Sehat]

 

Apabila selang dua puluh menit, rasa lapar menghilang, maka artinya, tubuh kita hanya mengalami dehidrasi.

Tapi ketika selang dua puluh menit, rasa lapar tidak juga menghilang, artinya tubuh kita memang perlu diisi oleh makanan.

Oh ya, selalu sedia air minum di dekat Sobat Finansialku, ya! Sehingga ketika ada keinginan untuk mengonsumsi cemilan, segera penuhi tubuh dengan air putih, ya!

 

#3 Olahraga Rutin

Tips berikutnya adalah, mulai munculkan keinginan untuk melakukan olahraga rutin, ya!

Untuk pertama kali, memang akan sangat berat mengumpulkan keinginan untuk melakukan hal yang paling kita benci.

Oleh karena itu, tidak perlu terburu-buru! Saat hari pertama berolahraga, lakukan dalam durasi yang tidak terlalu lama, dan lakukan dengan gerakan yang sederhana.

Seiring berjalannya waktu, ketika Sobat Finansialku sudah mulai nyaman dengan kegiatan tersebut, durasi akan bertambah dengan sendirinya, lho!

 

#4 Batasi Anggaran

Terakhir, untuk menghindari terlalu banyak mengonsumsi camilan, hal ini bisa juga dilakukan, lho!

Pernahkan Sobat Finansialku berpikir kalau salah satu faktor penyebab kita terlalu berlebihan mengonsumsi camilan karena anggaran dana untuk makan sedikit longgar?

Misalnya, kita mengalokasikan 10 persen penghasilan kita untuk dana kebutuhan makan pokok, ternyata menyisakan banyak dana untuk membeli camilan, artinya kita perlu mengurangi sedikit anggarannya.

Sobat Finansialku bisa mengurangi 2 sampai 3 persen dari keseluruhan anggaran makan, sehingga kesempatan untuk kita membeli camilan jadi lebih sedikit, bahkan tidak ada sama sekali.

Apakah terdengar sedikit kompleks untuk Sobat Finansialku? Jangan khawatir!

Lakukan perencanaan keuangan ini menggunakan aplikasi Finansialku yang bisa diunduh melalui Google Play Store dan Apple Apps Store!

Belum yakin dengan perhitungan kasar di atas? Segera manfaatkan fitur ‘Konsultasi Keuangan’ yang ada di aplikasi Finansialku, atau lakukan di sini, ya!

 

Apakah Sobat Finansialku punya tips tambahan selain tips di atas? Sampaikan pada kami melalui kolom komentar di bawah ini, ya!

Apabila Sobat Finansialku merasa kalau tips di atas sangat penting untuk diberitahu ke rekan dan keluarga, Sobat Finansialku juga bisa membagikannya melalui pilihan platform yang ada. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Embun Bening Diniari. 11 Mei 2018. Apa Itu BMI dan BMR. Blog.ruangguru.com – https://bit.ly/2ULYTru
  • Admin. 4 April 2020. 5 Risiko Kesehatan Akibat Duduk Terlalu Lama, Obesitas Hingga Meningkatkan Risiko Kanker. Solo.tribunnews.com – https://bit.ly/3bTmmfV

 

Sumber Gambar:

  • Obesity from WFH 01 – https://bit.ly/3bU5iGz
  • Obesity from WFH 02 – https://bit.ly/3dRiyh0
  • Obesity from WFH 03 – https://bit.ly/2R9reFV
  • Obesity from WFH 04 – https://bit.ly/2wgd1zC

dilema besar

Leave a Reply

Back To Top