Bukalapak kini memiliki gebrakan baru dengan rambah bank digital. Lantas benarkah rencana tersebut telah terealisasikan, tapi kenapa harga saham BUKA turun? Mari simak informasi lengkapnya.
Artikel ini dipersembahkan oleh
Kronologi Bukalapak Rambah Bisnis Digital
Bukalapak rambah bisnis digital, dengan menggandeng Standard Chartered Bank dalam membentuk platform layanan BukaTabungan yang resmi rilis pada 5 September 2022.
Layanan tersebut memanfaatkan jangkauan platform all-commerce dari Bukalapak (BUKA) dan teknologi nexus solusi Banking-as-aService (BaaS) milik Standard Chartered.
Sistem layanan Buka Tabungan ini sepenuhnya dilakukan secara digital, tanpa harus melakukan tatap muka. Sistem layanan berotomatisasi canggih dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
BUKA menyasar teknologi tersebut dalam melancarkan strategi pemanfaatan ekosistem perusahaan secara maksimal. BUKA sampai dengan sekarang telah melayani sebanyak 6,8 juta pelapak dan 14,2 juta Mitra Bukalapak.
Dan lewat layanan bank digital ini, BUKA sasar lebih dari 110 juta pengguna ecommerce dan mengincar sekitar 20 juta pelaku usaha.
Tidak hanya memberikan pelayanan baru, namun juga sebagai wujud dukungan BUKA terhadap UMKM agar mempunyai akses layanan pembiayaan, formal baik untuk mendukung pertumbuhan bisnis maupun ke banyak institusi.
[Baca Juga: Saham DMMX Dibeli SiCepat Express, Prospek yang Menarik?]
BUKA dan Standard Chartered sendiri optimis, kerja sama keduanya dalam mengembangkan bank digital dapat berbuah manis.
Terlebih lagi kehadiran layanan Buka Tabungan digadang-gadang menjadi salah satu layanan perbankan digital pertama Indonesia yang berhasil mengolaborasikan ekosistem antara jaringan e-commerce Bukalapak dengan teknologi perbankan Standard Chartered.
Keduanya pun menjamin, bahwa layanan BukaTabungan juga telah mengantongi izin dari OJK dan Bank Indonesia.
Dari Kinerja hingga Harga Saham BUKA Turun!
Dengan Bukalapak rambah bank digital, secara tidak langsung telah menawarkan prospek yang positif, seiring dengan perkembangan digital sekarang.
Terlebih lagi sepanjang semester I-2022 BUKA berhasil menunjukkan kinerja baiknya.
Kinerja Keuangan
Berdasarkan kinerja pendapatan, BUKA mencatatkan kenaikan signifikan menjadi Rp1,69 triliun per 2Q2022, dari Rp863,6 miliar di 2Q2021.
Didukung dengan pertumbuhan total processing value (TPV/total transaksi benar-benar terpakai) yang tumbuh mencapai 24% YoY menjadi sebesar Rp36,5 triliun.
Jika kita rinci, jumlah transaksi yang meningkat 24% sepanjang 2Q2022 mendukung pertumbuhan TPV BUKA.
Di mana sebanyak 75% TPV nya berasal dari luar daerah Tier 1 Indonesia, dengan penetrasi all-commerce dan digitalisasi warung serta toko ritel tradisional (Go Digital).
Tidak heran juga, bila Mitra Bukalapak kini menjadi penggerak utama pertumbuhan BUKA dengan TPV Mitra tumbuh 25% menjadi Rp17,7 triliun sepanjang 2Q2022.
Hal ini sejalan dengan ragam variasi produk dan jasa yang Bukalapak berikan kepada para Mitra.
Bukalapak juga mencatatkan pertumbuhan laba usaha positif sebesar Rp8,60 triliun di 2Q2022, padahal di tahun sebelumnya mengalami rugi –Rp776,1 miliar.
Pertumbuhan laba usaha terjadi karena ada laba nilai investasi marked to marked yang berasal dari PT Allo Bank Tbk. (BBHI).
[Baca Juga: IPCC Optimis Cuan Banyak, Seberapa Layak Dibeli?]
Dari sisi laba bersih, BUKA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk yang tumbuh positif sebesar Rp 8.59 triliun per 2Q2022.
Padahal sebelumnya BUKA mengalami rugi sekitar –Rp 766.2 miliar di 2Q2021.
Kendati demikian, harga sahamnya tidak bergerak searah perkembangan positif BUKA. Sejak Agustus 2022, harga saham BUKA terus mengalami penurunan.
Bagaimana Peluangnya?
Seperti yang kita ketahui, di September 2022 Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan BI7DRRR sebesar 50 bps menjadi 4,25%.
Kenaikan suku bunga ini setidaknya berpengaruh pada perusahaan teknologi, terutama dalam mencari pendanaan murah, demikian halnya dengan BUKA.
Penggunaan dana murah dalam perusahaan teknologi umumnya untuk biaya promosi atau bahkan ‘bakar duit’.
Harga saham BUKA sekarang Rp270 per lembar saham, dengan valuasi di PER 1,6x dan PBV 0,9x. Apakah optimisme BUKA akan berbuah manis ke depannya?
Sebelum mengambil langkah, Anda dapat mengetahui pergerakan dan rekomendasi saham setiap minggunya dalam Investment Outlook Finansialku.
Selain itu, perbanyak juga pengetahuan soal cara dapat keuntungan dari saham lewat ebook berikut ini!
Editor: Ratna Sri H.
dilema besar