Bisakah Melunasi Utang Rp 300 Juta dalam Satu Tahun?

Bisakah Melunasi Utang Rp 300 Juta dalam Satu Tahun?

Reza tidak pernah tahu kalau gaji Rp 30 juta belum cukup untuk penuhi kebutuhan dan terpaksa punya utang Rp 300 juta.

Ini kisah Reza, terjerat utang ratusan juta tanpa tahu kegunaannya, bahkan tidak sempat menikmatinya.

 

Cerita Reza, 35 Tahun, Utang Rp 300 Juta

4 tahun lalu, tepatnya 2018, Perencana Keuangan Finansialku mendapatkan klien berusia 35 tahun yang kelimpungan urusi gajinya yang tidak bisa mencukupi kebutuhan.

Padahal, di usianya yang masih tergolong muda ini, dia berhasil mendapatkan gaji dua digit, sebagaimana yang diidam-idamkan banyak fresh graduate.

Anehnya, uang yang buat mayoritas orang bernilai banyak itu nggak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, sampai dia harus mengajukan kartu kredit.

Semua menggunung sampai akhirnya jumlah utang yang harus dibayarnya mencapai angka Rp 300 juta.

 

Dia mendapati fakta ini ketika sama-sama membedah utangnya bersama Perencana Keuangan dari Finansialku, mengingat sebentar lagi dia akan menikah dengan kekasihnya, bahkan berencana untuk pergi bulan madu ke Maldives.

Usut punya usut, ini semua berasal dari gaya hidup orang tuanya yang mengalami post power syndrome setelah pensiun.

Baik Ayah maupun Ibunya tidak mampu menanggalkan gaya hidup serba mewah yang mereka jalani sebelum masuk masa pensiun.

Ada standar tertentu buat jalan-jalan, perawatan, bahkan belanja bulanan. Sementara Reza, sebagai seorang anak yang tidak ingin dicap durhaka, tidak punya pilihan lain selain menuruti itu semua.

Sebagai bentuk balas budi karena telah membesarkannya, Reza akhirnya menyerahkan kartu kredit miliknya untuk digunakan Ayah dan Ibu.

 

Keluar dari “Lingkaran Setan”

Menganggap enteng tagihan, lama-lama Reza ngos-ngosan untuk memenuhinya setiap bulan.

Pada akhirnya dia terjerat lingkaran setan, tidak berhenti mengajukan kartu kredit ke berbagai bank, sampai kartu yang dimilikinya mencapai 6 buah.

Itu semua tentu untuk menutupi utang bank satu dan yang lainnya, sekaligus memenuhi ‘kebutuhan’ orang tuanya.

Untuk cicilan bulanan, dia harus mengeluarkan hampir 95% dari gajinya, sekira Rp 25 juta. Belum termasuk kebutuhan dan biaya hidup sehari-hari.

Sebenarnya, ini bisa teratasi kalau dia berani untuk melarang orangtuanya berfoya-foya dan hidup seadanya.

Tapi tidak sampai hati dia mengatakannya. Bagaimana bisa dia melarang dua orang yang paling dia sayang?

 

Lalu bagaimana dengan masa depan dan mimpi-mimpinya? Apakah sesuatu yang bijak kalau dia harus melepaskan semuanya?

Padahal rencana menikah dengan sang kekasih sudah ada di depan mata, pun dengan bulan madu yang menyenangkan di Maldives nanti.

Semua bayangan itu membuat dia menjadi semakin dilema. Apa yang harus dia lakukan, sementara dia sadar kalau dia tidak bisa menyerah pada salah satu dari keduanya?

Perencana keuangan Finansialku juga menyadarinya. Sehingga Reza diajak untuk mencari jalan keluar lain.

Sebelum itu, dia diajak untuk bersama-sama mencari tahu kondisi kesehatan keuangannya dengan melakukan Financial Check Up, sekaligus mengajak Reza untuk terbuka soal kebiasaannya dalam menyikapi uang.

 

Dari keterbukaan itu, ditemukanlah berbagai fakta mengejutkan, salah satunya fakta bahwa bukan hanya orangtuanya yang menerapkan pola hidup foya-foya, tapi juga saudara-saudaranya.

Maka wajar kalau utangnya membengkak, membawa Reza terpuruk dengan tabungan Rp 40 juta di rekening utamanya.  

Akhirnya, perencana keuangan Finansialku memutuskan untuk membantu membuat anggaran baru untuk Reza.

Bersamaan dengan itu, Reza juga dibuatkan strategi pelunasan utang, bagaimana caranya agar Rp 300 juta bisa selesai dalam kurun waktu maksimal 1 tahun.

Mengingat tidak ada aset yang bisa dijual untuk meringankan jumlah utang, Reza akhirnya disarankan untuk mencari penghasilan tambahan di bidang yang dia geluti sekarang.

Kalau mampu, Reza harus mendapatkan tambahan Rp 20 juta agar utangnya bisa selesai dalam kurun waktu 8 bulan.

Tapi jika dirasa tidak mampu, dia bisa menguranginya menjadi Rp 10 juta, tapi utangnya mungkin baru selesai dalam kurun waktu 11 bulan.

Setidaknya, Reza memilih jalan yang tepat untuk berkonsultasi langsung dengan ahli, atau dalam hal ini adalah perencana keuangan.

Karena dengan begini, keuangannya tidak akan semakin terpuruk, malah bakal membaik, karena akhirnya menemukan jalan keluar yang pasti dan terukur.

Tidak terbayangkan kalau Reza malah mengajukan kartu kredit ketujuhnya, kemudian berakhir terlilit utang dengan nilai yang lebih besar.

Kamu punya cerita yang sama atau punya masalah keuangan lainnya? Yuk, ikuti langkah Reza untuk keluar dari masalah keuangan dengan diskusi bersama perencana keuangan Finansialku!

Hubungi Perencana keuangan Finansialku di aplikasi Finansialku atau konsultasi.finansialku.com, kami tunggu!

 

Menurut kamu, apakah Reza berhasil melunasi utangnya dalam kurun waktu 8 bulan, sebagaimana rekomendasi dari perencana keuangan Finansialku? Yuk, diskusikan bersama-sama di kolom komentar!

Kamu juga bisa mendiskusikannya bersama teman-teman atau saudaramu dengan membagikan kisah ini lewat pilihan media sosial yang tersedia di samping. Sampai jumpa di kisah selanjutnya!

 

Editor: Ratna SH

Sumber Gambar: 

dilema besar