Para karyawan SCBD banyak memiliki hutang konsumtif dan berusaha tampil kaya dihadapan orang lain, padahal bergaji pas-pasan.
Baca informasi selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut.
Summary
- Gaya hidup para wanita karir yang bekerja di perusahaan di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) jadi sorotan warganet Twitter.
- Beberapa dari karyawan SCBD terperangkap dalam utang konsumtif untuk tampil mewah.
- Salah satu karyawan SCBD mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar anaknya. Hingga sang anak karyawan tersebut mengalami kekurangan gizi atau bahkan stunting.
Penampilan Mewah Para Pekerja di Kawasan SCBD Jomplang Dengan Kenyataan
Gaya hidup para wanita karir yang bekerja di perusahaan di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) jadi bahan omongan warganet Twitter. Bahkan, para warganet punya julukan untuk mereka, ‘mbak-mbak SCBD’.
Ontran-ontran gaya hidup pekerja SCBD ini bermula dari sebuah thread yang berisi opini tentang mbak-mbak SBCD yang tampil fancy tapi gaji mereka pas-pasan.
Seorang pengguna sosial media bernama John Dee mengaku pernah bekerja sebagai manager di salah satu perusahaan di SCBD.
Ia menyebut jika realitanya para karyawan SCBD banyak memiliki hutang konsumtif dan berusaha tampil kaya dihadapan orang lain, padahal bergaji pas-pasan.
“Mayoritas orang yang bekerja di kawasan segitiga emas Jakarta dan SCBD itu hanya digaji minimal UMR Jakarta atau sedikit di atasnya (sekitar 5 s.d 6 juta), sebagian kecil lagi berpenghasilan diatas 10 juta, hanya sedikit yang berpenghasilan di atas 30juta, dan jauh lebih sedikit yang berpenghasilan di atas 50 juta,” ungkapnya.
John Doe juga menceritakan jika mengenal salah satu karyawan SCBD mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar anaknya. Hingga sang anak karyawan tersebut mengalami kekurangan gizi atau bahkan stunting.
[Baca juga: Komik: BOLEH PUNYA UTANG Produktif, BUKAN Utang Konsumtif!]
Di sisi lain, di kawasan SCBD juga masih banyak ditemukan warung makan yang menjual makanan di bawah Rp 15 ribu hingga Rp20 ribu.
“Di kawasan SCBD sendiri masih banyak warung makan yang sangat ramai dikunjungi pegawai yang mencari makan dengan budget 15 ribu,” tuturnya.
Dan yang lebih miris yang dibagikan oleh John Doe adalah beberapada dari karyawan SCBD terperangkap dalam utang konsumtif untuk tampil mewah.
“Kebanyakan dari mereka itu terperangkap dalam utang konsumtif, tidak memiliki aset, dan berusaha tampil kaya tapi aslinya pas-pasan. Mereka terperangkap karena keinginan dan kesalahan mereka sendiri,” ujarnya.
John Doe mengatakan jika mereka karyawan SCBD itu membeli barang yang mewah hanya untuk menarik perhatian prang lain.
“Salah satu hal paling bodoh yang anda lakukan kepada diri sendiri ialah berutang untuk membeli barang yang anda tidak mampu demi mengesankan orang yang tidak anda sukai,” imbuhnya.
Dari pengalaman cerita John Doe dengan judul ‘Berapa gaji minimal untuk bisa disebut ‘Mba-mbak SCBD’, rupanya banyak dialami oleh pengguna Twitter lainnya.
“Banyak kok yg begini. Gak cuma mba mba SCBD doang. Ya adalah kenalan ku, demi hidup hedon, gaji pas pasan tp kredit mobil, hp iphone keluaran terbaru, tas jam sepatu dll branded. Pada akhirnya gaji tiap bulan habis cuma untuk bayar kartu kredit,” tulis @lizadesaire
“Kalo gini sih banyak bahkan bkn mbk mbk SCBD jg. Kerja buat kasih makan kartu kredit, pergi liburan ke jepun, thai barang2 branded tp ya begitu lah,” tulis @chachaneysha.
Berapa Gaji Staff di Kawasan SCBD?
Chairman Asosiasi Praktisi dan Profesional SDM Future HR Audi Lumbantoruan mengungkap untuk di kawasan SCBD untuk entry level atau tingkat awal kisaran gajinya mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 10 juta.
“Itu staf. Kalau memang dia udah senior mungkin bisa Rp 12 juta hingga 15 juta. Tetapi sekali lagi jangan menggeneralisasi karena industri dan model bisnis itu juga berpengaruh,” katanya mengutip dari Finance.detik.com.
Mengenai gaji juga disebut tergantung dari standar masing-masing perusahaan.
“Artinya perusahaan itu memberikan salary itu dengan mempertimbangkan apa, pengalaman, background education, job marketnya seperti apa, itu ada standarnya,” lanjutnya.
Menanggapi soal gaya hidup karyawan SCBD yang terkenal high class, menurutnya itu hal yang wajar mengingat lingkungan di SCBD menjadi lingkungan percontohan dan elit.
“Tetapi ya sebenarnya tergantung bagaimana pembawaan kita. Kalau gaya itu kan ujungnya bagaimana acceptance kita di tengah masyarakat. Bahayanya kalau sudah konsumtif, berusaha untuk mendapatkan jadi melakukan pinjaman atau kredit ya,” tuturnya.
Gaya hidup seseorang erat kaitannya dengan kebiasaan mengatur keuangan. Terus-terusan ingin terlihat mewah bisa membuat celaka dan yang paling fatal terjerembang pada utang konsumtif.
Penting untuk kita tahu bagaimana membentuk kebiasaan mengatur keuangan secara sehat. Kamu bisa mulai membangun kesadararan dengan mendegarkan audiobook gratis di bawah ini. Klik banner-nya langsung untuk mengakses.
Bagaimana menurutmu tentang artikel di atas? Yuk saling berbagi tanggapan atau pendapat lewat kolom komentar di bawah ini.
Jangan lupa bagikan artikel ini lewat berbagai platform yang tersedia. Semoga bermanfaat.
Editor: Ari A. Santosa
Sumber Referensi:
- Vania Ika Aldida. 18 November 2021. Heboh Mbak-mbak SCBD Pamer Brand Mewah, Kenyataannya Bikin Miris. Idxchanne.com – https://bit.ly/3HwLz0x
- Aulia Damayanti. 18 November 2021. Viral ‘Mbak-mbak SCBD’ Tampil Kece tapi Gaji Pas-pasan, Benar Nggak Sih?detik.com – https://bit.ly/3Fy0XYK
- Luluul Isnainiyah. 18 November 2021. Di Balik Kemewahan Karyawan SCBD, Ternyata Begini Kehidupan Mbak-Mbak SCBD yang Sebenarnya. Trenggalekpedia.pikiran-rakyat.com – https://bit.ly/3oEzfmd
- Rino Nugrahadi. 18 November 2021. Warga Twitter Bocorkan Gaji Minimal Mbak-Mbak SCBD: Tampil Kaya Tapi Aslinya Pas-Pasan.
dilema besar