Mengubah diri mengikuti perubahan yang ada sangatlah diperlukan, tapi jangan sampai Anda melakukan kesalahan dalam mengubah diri berikut!
Dunia kerja selalu berubah. Pandemi COVID-19 saat ini juga membuat dunia menjadi berubah. Ada beberapa hal yang harus membuat Anda harus mengubah diri Anda, agar Anda dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Menyambut perubahan yang terjadi di tempat kerja, pada akhirnya juga sering kali menuntut Anda untuk melakukan perubahan terhadap diri sendiri. Sayangnya, tanpa disadari Anda justru melakukan beberapa kesalahan di bawah ini ketika berusaha mengubah diri.
Apa saja itu? Mari kita simak dalam artikel Finansialku berikut ini.
Rubrik Finansialku
5 Sikap Menghadapi Perubahan
Pada saat mengalami pandemi COVID-19, perusahaan atau lingkungan mungkin sudah mengagendakan beberapa perubahan. Mau tidak mau, kita yang menjadi bagian perusahaan pun kena imbasnya.
Nah, bagaimana menyikapi keadaan ini? Secara umum, ada lima respons alami yang manusia akan tunjukkan dalam menghadapi situasi ini
#1 Marah pada Perubahan
“Tahun kemarin berubah! Tahun ini berubah! Setiap tahun berubah! Maunya apa sih, perusahaan ini?” Ada orang sebegitunya? Ternyata ada juga. Padahal sikap seperti ini biasanya hanya akan berujung pada kerugian.
Ketika pemarah itu bentrok dengan para pengambil keputusan, siapa yang akhirnya menang? Tidak ada. Baik karyawan maupun perusahaan pada akhirnya tidak ada yang diuntungkan; sama-sama tidak akan maju.
[Baca Juga: 8 Big Mindset dan Merancang Milestones Bisnis Saat New Normal]
Namun kemungkinan terburuknya, perusahaan menang dan karyawanlah yang kalah. Yang rugi tentu akhirnya ia yang marah pada perubahan tadi. Jadi respon seperti ini sama sekali bukan pilihan bijak.
Asal perubahan memang dilakukan untuk kebaikan bersama dan tidak merugikan, kenapa tidak mengikutinya saja?
#2 Mengelola Perubahan dengan Aktif
Jangan mengira bahwa yang dapat mengelola perubahan hanya orang-orang yang memiliki jabatan tinggi.
Di mana pun posisi Anda dalam perusahaan, Anda dapat mengelola sebuah perubahan, minimal dalam lingkup kerja Anda sendiri atau departemen di mana Anda berada.
Cobalah membaca ke mana perusahaan akan bergerak, dan siapkan diri untuk Anda dapat memenuhi kebutuhan perusahaan di masa depan. Ciri orang yang mengelola perubahan itu adalah dia mengembangkan diri sendiri sesuai dengan arah perubahan yang terjadi.
#3 Tidak Peduli pada Perubahan
Sedikit berbeda dengan pasrah, orang seperti ini menerima saja perubahan asal ia tidak diganggu. Asal posisinya aman dan ia tidak perlu keluar dari zona nyaman, maka biarlah perubahan itu terjadi.
Ia memang tidak menghalangi terjadinya perubahan, namun ia juga tidak mendukung implementasinya.
Sikap seperti ini tentu sangat tidak masuk akal, apalagi jika yang melakukannya hanyalah karyawan biasa, bukan orang yang memiliki otoritas dalam perusahaan.
[Baca Juga: 5 Perubahan Kecil untuk Masa Depan Keuangan yang Lebih Baik]
Apalagi faktanya tidak ada perubahan bermakna yang berdampak parsial atau sebagian. Mau tidak mau, cepat atau lambat, perubahan akan berdampak pada semua orang yang terlibat dalam perusahaan.
Tidak mengikuti atau mendukungnya sama saja dengan Anda diam saja sementara yang lain berlari.
#4 Pasrah pada Perubahan
Banyak orang pasrah terhadap perubahan yang terjadi bukan karena mereka menerima atau mendukung perubahan itu, tapi karena mereka merasa tidak punya pilihan lain.
Meski demikian, bukan berarti mereka terpaksa, sebab ada juga yang menerimanya dengan lapang dada. Meski boleh saja dilakukan, merespon perubahan dengan sikap seperti ini sebenarnya berisiko.
Bukan tidak mungkin perusahaan lama-lama akan meninggalkan orang yang hanya bisa menjadi objek perubahan, yang biasanya hanya mengikut tanpa pernah berusaha untuk menjadi agen perubahan.
#5 Menyesuaikan Diri dengan Perubahan
Orang seperti ini mampu berdansa dengan perubahan. Ia tidak hanya menerima perubahan yang terjadi pasrah, namun juga dapat mendukungnya dan mengimplementasikannya.
Kapan-pun angin perubahan menerap, bukannya melawan yang mungkin malah membuatnya tumbang, ia justru siap mengikuti arahnya.
Orang seperti ini biasanya akan bertahan lebih lama dan mampu berkontribusi terus bagi perusahaan sesuai dengan tuntutan perubahan. Merekalah orang-orang yang bersedia menjadi bagian dari perubahan dan tentunya juga turut menikmati hasilnya.
Apakah Anda sudah memiliki sikap mental seperti itu?
Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala KARYAWAN
Download Sekarang, GRATISSS!!!
9 Kesalahan dalam Mengubah Diri
Berubah menjadi pribadi yang lebih baik adalah sebuah keharusan. Peningkatan, perbaikan, pengembangan, dan kemajuan harus dilakukan dan dicapai agar tidak mengalami stagnasi dan mendapatkan hasil yang itu-itu saja.
Dunia kerja selalu berubah. Apalagi, saat ini banyak perusahaan mengalami pergolakan besar dengan adanya peralihan sistem tradisional ke modern. Perusahaan sehingga membutuhkan karyawan yang punya kemampuan adaptasi yang tinggi.
Meski demikian, Anda perlu berhati-hati saat telah memutuskan untuk berubah, karena siapa tahu dalam prosesnya Anda melakukan beberapa kesalahan berikut ini:
#1 Mengambil Langkah Terlalu Banyak
Dalam usaha untuk berubah, biasakan untuk mengambil langkah-langkah kecil terlebih dahulu. Jika Anda terburu-buru, justru Anda akan merasa sangat kesulitan untuk berubah.
Ibarat naik tangga, lebih baik Anda menapaki satu per satu anak tangga tapi akhirnya sampai ke tujuan daripada langsung melangkahi dua atau bahkan tiga anak tangga sekaligus dan malah jatuh terjerembab.
[Baca Juga: Sambut Perubahan dan Bergerak dari Masa Lalu]
#2 Tidak Segera Bertindak
Perubahan harus segera dilakukan. Kalau tidak, maka hal ini akan selamanya menjadi wacana saja tanpa pernah ada tindakan nyata.
Sering kali, kita hanya perlu memberanikan diri menginjakkan kaki di atas anak tangga pertama sebuah perubahan. Ketika kita berhasil melakukannya, maka langkah-langkah selanjutnya akan terasa lebih mudah.
#3 Menghentikan Kebiasaan Lama
Betul bahwa berubah terkadang mengharuskan Anda mengganti kebiasaan lama dengan kebiasaan baru.
Tapi meski begitu, jangan sampai Anda justru terlalu fokus untuk menghentikan lama, sebab sikap seperti ini justru akan membuat Anda kesulitan berubah.
Alih-alih seperti itu, fokuslah untuk membiasakan diri melakukan kebiasaan baru yang ingin Anda capai. Fokuslah untuk membangun kebiasaan baru, bukan menghentikan lama. Ketika kebiasaan baru terbangun, toh kebiasaan lama akan perlahan-lahan hilang.
#4 Tahu Segalanya
Ketika kita ingin mengubah atau meng-update diri, hindari merasa diri tahu segalanya. Kosongkan pikiran terlebih dahulu untuk menerima pengetahuan yang baru dengan pikiran dan tangan yang terbuka.
Baca buku-buku yang sebelumnya tidak pernah Anda baca. Datanglah ke seminar-seminar yang sekiranya dapat menambah atau memperdalam pengetahuan Anda di bidang tertentu.
Carilah seorang mentor yang dengannya Anda bisa mendiskusikan kendala yang mungkin Anda temui dalam bisnis atau pekerjaan.
#5 Menganggap Perubahan Sulit
Terkadang apa yang Anda pikirkan, itulah yang terjadi. Anda menganggap perubahan ini sulit untuk Anda lakukan, maka itulah yang akan terjadi, Anda merasa kesulitan untuk berubah.
Karenanya, tanamkan pikiran positif bahwa Anda bisa melakukannya. Jika orang lain mampu melakukannya, maka Anda pun pasti bisa.
#6 Berasumsi Bahwa Perubahan Itu Sulit
Sering kali apa yang Anda pikirkan, itulah yang akan terjadi. Anda menganggap perubahan ini sulit untuk Anda lakukan, maka itulah yang akan terjadi, Anda merasa sangat kesulitan untuk berubah. Tanamkan pikiran positif bahwa Anda bisa melakukannya.
Jika rekan kerja lain dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada, maka Anda pun pasti bisa melakukannya.
#7 Membuat Target Spesifik
Target yang tidak spesifik akan membuat upaya menuju perubahan yang dilakukan juga menjadi tidak jelas arahnya. Target seperti “menjadi karyawan bintang”, misalnya adalah target yang sangat abstrak.
Alih-alih demikian, ganti target itu menjadi “menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan bahkan sebelumnya waktu” misalnya, yang jelas lebih konkret dan spesifik.
#8 Mengambil Langkah Besar
Dalam usaha untuk berubah, biasakan untuk mengambil langkah-langkah kecil terlebih dahulu, termasuk dalam mengawalinya. Langsung mengambil langkah besar hanya akan membuat Anda merasa bahwa berubah adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan.
Seperti Anda naik tangga, lebih baik Anda menapaki satu per satu anak tangga tapi akhirnya sampai ke tujuan daripada langsung melangkahi dua atau bahkan tiga anak tangga sekaligus tapi justru berakhir terjatuh dan ngos-ngosan.
#9 Mengabaikan Besarnya Dampak Lingkungan
Percaya tidak percaya, lingkungan berkontribusi besar terhadap sikap dan pemikiran seseorang. Karena itu, jangan abaikan faktor penting ini.
Kalau Anda ingin memulai kebiasaan berolahraga, misalnya, maka kelilingilah diri Anda dengan orang-orang yang rajin berolahraga.
Sama halnya, jika Anda harus menyesuaikan diri dengan hal-hal baru di tempat kerja, lakukan hal itu bersama-sama dengan rekan kerja yang lain. Tidak ada salahnya saling berbagi kesulitan dan mendukung.
Mengubah Diri Dengan Pikiran
Liu Chi Kung adalah seorang pianis. Namanya melejit setelah ia merebut juara kedua di kompetisi piano paling bergengsi dunia Tchaikovsky Competition.
Uniknya sebelum kompetisi itu, Liu Chi Kung baru bebas setelah 7 tahun dijebloskan di penjara oleh rezim komunis Mao yang memenjarakan orang-orang yang dianggap kaum intelektual.
Dari mana ia dapat memainkan piano dengan hebatnya sedangkan di penjara jelas ia tidak mendapatkan fasilitas piano? Meski tidak mendapat piano, tetapi tiap hari ia tetap berlatih piano dalam pikirannya.
Yuk Bertanggung Jawab Dengan Penghasilan Sendiri!
Saksikan Video Playlist SEKARANG! Gratisss!!!
Ia mengimajinasikan tuts-tuts piano dan nada yang dihasilkan di dalam otaknya dan ia seakan-akan memainkan piano dengan jari jemarinya. Keterbatasannya tidak dapat menghentikan imajinasinya dalam memainkan piano.
Sering kali kita menjadikan minimnya fasilitas sebagai alasan untuk tidak bisa meraih sukses. Padahal faktor utama meraih sukses bukanlah fasilitas, tapi justru sikap kita.
Jika Anda tidak dapat mengubah keadaan, maka ubahlah diri Anda sendiri.
Itulah kesalahan dalam mengubah diri dan sikap untuk menghadapinya. Bagaimana Anda, siapkah untuk berubah?
Yuk, bagikan pemikiran Anda pada kolom komentar di bawah ini! Jangan lupa bagikan pula artikel ini pada rekan-rekan Anda!
Sumber Referensi:
- Admin. Avoid These 10 Common Career Change Mistakes. Comptia.org – https://bit.ly/3hi2aaF
- Amy Morin. 17 Juli 2017. 5 Ways To Turn Your Mistake Into A Valuable Life Lesson. Forbes.com – https://bit.ly/2Fy0rQv
- LeAnn Thieman. How to overcome the 10 biggest mistakes in decision making. Reliableplant.com – https://bit.ly/3j1EFTY
- Henrik Edberg. 24 Juli 2017. Do You Make These 10 Common Mistakes When You Think?com – https://bit.ly/3iR0PrQ
- Monica Anggen & Erlita Pratiwi. 2015. 99 Perbedaan Cara Mengelola Waktu Miliarder vs Orang Biasa. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
- Budi Safa’at. 2016. 99 Perbedaan Kebiasaan Pengusaha vs Karyawan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
- Mira R & Linda Irawati. 2016. 99 Perbedaan Pola Pikir Pengusaha vs Karyawan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
dilema besar