Berapa, sih, persentase mengatur keuangan gaji yang benar? Memang ada standarnya? Dari pada salah kaprah, cari tahu di sini, yuk!
Ketahui kebenarannya di artikel Finansialku satu ini, ya!
Summary
- Karena sifatnya subjektif, tidak ada aturan baku mengenai berapa persentase mengatur keuangan yang benar.
- Terdapat beberapa pos penting dalam anggaran pengeluaran yang harus didahulukan.
Persentase Mengatur Keuangan, Ada Standarnya?
Ketika berbicara soal mengatur keuangan, Finansialku selalu teringat pada pengetahuan dasar tentang mengatur keuangan, bahwa mengatur keuangan adalah sebuah seni, bukan ilmu.
Berbeda dengan ilmu, seni tentu jauh lebih fleksibel dan tidak ada hukum eksak yang mengatur satu hal dan lainnya.
Begitu juga dengan mengatur keuangan. Seyogyanya, tidak ada aturan baku tentang berapa persentase mengatur keuangan yang benar, karena semuanya bersifat subjektif.
Artinya, kamu bisa dengan fleksibel menyesuaikan semuanya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuanganmu, tidak perlu mengikuti standar orang lain yang belum tentu cocok jika kamu terapkan.
Tapi, para perencana keuangan dari Finansialku, biasanya membagikan bagaimana cara membuat prioritas untuk mengatur anggaran.
Anggaran pengeluaran bulanan biasanya direkomendasikan untuk disusun berdasarkan prioritas, yang artinya, yang menurut kita paling penting harus didahulukan. Misalnya:
#1 Donasi
Kenapa kita harus memprioritaskan donasi di atas segalanya? Karena sejatinya, manusia adalah seorang makhluk sosial.
Akan ada masa di mana kita membutuhkan orang lain, dan sebaliknya, orang lain pun membutuhkan kita. Maka, tidak ada manusia yang lebih baik selain manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
Selain membantu kita untuk jadi manusia yang lebih bermanfaat, berdonasi juga memberikan kita kesempatan untuk bisa membangun koneksi dengan banyak orang.
Bukan cuma itu, dengan berdonasi, kita jadi tahu artinya berbagi, sehingga terbiasa untuk mawas diri menyikapi harta yang dimiliki.
Besarannya sendiri tergantung pada keyakinan dan peraturan yang diikuti, misalnya untuk Muslim, besarannya 2,5% dari penghasilan, sementara untuk kristiani, 10% dari penghasilan.
[Baca Juga: Mengatur Keuangan untuk Anak Sekolah? Lakukan 3 Cara Ini!]
#2 Menabung dan Investasi
Setelah donasi, usahakan untuk menganggarkan penghasilanmu buat menabung atau investasi.
Tapi, kalau saat membaca artikel ini kamu belum memiliki dana darurat, maka kamu harus alokasikan dana untuk menabung dan investasimu ini untuk dana darurat.
Nantinya, jika pos dana daruratmu sudah terpenuhi, barulah kamu bisa fokus ke investasi dengan persentase minimal 20%, 30%-40% lebih baik.
Kenapa kamu harus memprioritaskan investasi, bukan investasi ketika ada sisa uang?
Karena Finansialku yakin, kamu tidak akan melakukannya. Jika menunggu sisa uang untuk diinvestasikan, maka kamu akan menyepelekannya, dan tidak menganggap kalau itu sesuatu yang penting, tapi merupakan sebuah opsi.
Oleh karena itu, ingatlah bahwa kamu harus memprioritaskan investasi terlebih dahulu sebelum membeli keinginan, ya!
#3 Premi Asuransi
Selanjutnya adalah, kamu harus menganggarkan biaya asuransi. Idealnya, besaran premi asuransi adalah 10% dari keseluruhan penghasilan bulananmu.
Misalnya, jika gajimu sekarang adalah Rp 5 juta, maka besaran premi asuransimu harus setidaknya Rp 500 ribu.
Asuransi ini sendiri tidak terbatas pada asuransi kesehatan saja, tapi juga asuransi penyakit kritis dan jiwa.
Kalau kamu adalah tulang punggung keluarga atau memiliki tanggungan, ada baiknya kamu memiliki asuransi penyakit kritis dan jiwa, di samping asuransi kesehatan.
#4 Cicilan
Kemudian, yang menjadi prioritas selanjutnya setelah premi asuransi adalah cicilan.
Jika kamu punya utang atau cicilan, pastikan jumlahnya tidak lebih besar dari 30% penghasilan bulananmu, ya.
Kalau besarannya ternyata lebih besar dari 30% dan membuat pengeluaranmu jadi lebih besar, kamu mungkin bisa mempertimbangkan untuk menambah penghasilan tambahan di luar penghasilan utama.
Kamu bisa mulai usaha sampingan kecil-kecilan, atau menambah ilmu trading kemudian menjadi trader profesional lewat kelas pelatihan Finansialku, Trader’s Lab. Tekan tombol di bawah ini untuk mendapatkan informasi selengkapnya.
#5 Pengeluaran Bulanan
Terakhir, yang harus kamu prioritaskan adalah pengeluaran bulanan, yang terdiri dari tagihan rutin bulanan, kebutuhan bulanan, dan kalau masih sisa, kamu bisa memasukkannya ke dalam anggaran.
Ingat, jangan sampai kamu menjadikan self reward sebagai kedok untuk kamu bisa mengeluarkan uang dengan impulsif, ya!
Contoh Persentase Mengatur Keuangan Gaji
Kalau kamu masih bingung, kamu mungkin perlu melihat contoh persentase mengatur keuangan gaji yang dibuat oleh Finansialku berikut ini:
Single
Kamu adalah pria single dengan penghasilan Rp 5 juta, maka kamu bisa membuat anggaran seperti berikut ini:
Berkeluarga dengan 1 Orang Anak
Sementara itu, berikut ini adalah contoh persentase mengatur keuangan untuk kamu yang sudah berkeluarga dengan 1 orang anak:
Buat Persentase Mengatur Keuangan Versimu Sendiri!
Sekarang, saatnya kamu mulai membuat persentase mengatur keuangan gajimu sendiri dengan mengacu pada contoh-contoh yang sudah diberikan oleh Finansialku.
Jangan lupa untuk menjadikan pengaturan keuangan gaji ini sebagai peganganmu seterusnya, ya!
Tenang, kalau kamu masih merasa kesulitan untuk membuat anggaran, kamu bisa mendiskusikannya bersama perencana keuangan bersertifikasi lewat fitur ‘Konsultasi Keuangan’ di Aplikasi Finansialku.
Apakah kamu punya persentase mengatur keuangan sendiri? Kalau punya, beritahu Sobat Finansialku lainnya lewat kolom komentar di bawah ini, ya!
Editor: Ratna SH
dilema besar