Laba UNVR pada 2021 tercatat mengalami penurunan hingga 19,6%. Apakah emiten consumer goods ini masih menarik? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Kinerja dan Pergerakan Saham UNVR
UNVR dilaporkan mencatatkan penurunan laba bersih di tahun 2021 sebesar 19,6% atau sekitar Rp 5,75 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp 7,05 triliun.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Ira Noviarti mengatakan, penurunan laba bersih perseroan diakibatkan oleh perlambatan pertumbuhan penjualan domestik sebesar 8% pada tahun 2021.
“Lonjakan harga bahan baku, penurunan daya beli konsumen akan produk kami, dan waktu transisi untuk kembali ke daya beli sebelum pandemi hanyalah sebagian dari berbagai tantangan yang muncul di tahun 2021.” Ujar Ira.
Penurunan daya beli terjadi akibat gelombang kasus Covid-19 pasca libur tahun baru dan Idul Fitri.
Selain itu, munculnya varian Delta yang mengakibatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia selama beberapa bulan di tahun 2021.
Lalu bagaimana pergerakan saham emiten consumer goods ini?
Pergerakan saham UNVR selama rentang 6 bulan terakhir terlihat masih mengalami trend bearish. Saat tulisan ini dibuat, UNVR berada pada level harga 3920/lembar, minus -1,5% pada perdagangan 11 Februari 2022 (10.06 WIB).
Aset UNVR
Nilai aset juga menyusut 7,3 % menjadi Rp 19,068 triliun. Hal itu didorong turunnya pinjaman bank jangka pendek sedalam 38,5% menjadi Rp 1,85 triliun.
Aset lancar tercatat mencapai Rp 7,6 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 11,4 triliun.
Liabilitas UNVR
Dari sisi liabilitas UNVR mengalami penurunan tipis sepanjang 2021 menjadi Rp 14,74 triliun dari sebelumnya Rp 15,59 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 12,4 triliun dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 2,30 triliun.
Laba UNVR
- Penjualan bersih perseroan juga turun 7,9% dari sebelumnya Rp 42,9 triliun menjadi Rp 39,5 triliun.
- Kategori Foods & Refreshment menjadi penopang utama pertumbuhan dengan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4% di tahun 2021.
- Kategori makanan menjadi penopang utama pertumbuhan Perseroan dengan mencatat pertumbuhan 3,7%.
- Penurunan penjualan dari UNVR ini berimbas terhadap perolehan laba mereka. UNVR mencatatkan laba Rp 5,75 triliun pada 2021, turun 19,61% yoy dari Rp 7,16 triliun pada 2020.
Prospek Bisnis UNVR
Penjualan pada kategori Foods and Refreshment mengalami peningkatan karena kesadaran konsumen akan kesehatan secara menyeluruh. Untuk mendorong kinerja, perseroan juga meluncurkan beberapa inovasi, strategi, serta memperkuat core bisnis.
Strategi tersebut antara lain:
- menyeimbangkan keberlangsungan bisnis jangka pendek dan jangka panjang dengan cara mendorong pertumbuhan pasar melalui stimulasi konsumsi konsumen.
- Memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segmen.
- Memperkuat kepemimpinan dalam inovasi dan future channel.
- Penerapan E-Everything di semua lini termasuk penjualan, operasional, dan pengolahan data.
[Baca Juga: Prospek NET TV di Tengah Bisnis Hiburan yang Masih Ramai]
UNVR masih menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis berkelanjutan. Sementara itu, beberapa inovasi dalam premium segmen yang telah dan akan diluncurkan dalam waktu dekat, antara lain:
- Peluncuran Baby Dove untuk meraih potensi besar di market bayi.
- Peluncuran range Sensitive Expert berkekuatan teknologi terdepan Active Remin Complex, hasil dari 10 tahun riset bersama Dokter Gigi kelas dunia.
- Peluncuran daging vegetarian The Vegetarian Butcher dari Unilever Food Solutions (UFS) untuk menjawab demand opsi makanan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Toko-toko kelontong dalam ekosistem UNVR saat ini telah bertransaksi menggunakan aplikasi Sahabat Warung. Selain itu, official store perusahaan juga telah dan terus bertumbuh di berbagai platform e-commerce terdepan di Indonesia.
Kesimpulan
Pergerakan saham UNVR selama bulan Februari 2022 memang belum menunjukkan perbaikan. Trend bearish selama 6 bulan terakhir ini ditambah sentimen laporan keuangan yang belum memuaskan di tahun 2021 membuat saham UNVR melemah.
Pasca rilis laporan keuangan, terlihat pada 11 Februari 2021 sesi I market, UNVR mengalami minus -1,51%.
Sektor consumer goods digolongkan sebagai sektor yang defensif. Turunnya daya beli masyarakat juga berdampak pada penurunan kinerja sektor bisnis konsumsi.
Prospek emiten ini di tahun 2022 diharapkan semakin membaik, terlebih saat ini keadaan sudah membaik dari Covid-19 dan booster vaksin yang menjadi sentimen positif.
Namun di sisi lain, adanya kenaikan bahan baku hingga PPN menjadi sentimen negatif untuk UNVR.
Jika Anda tertarik soal investasi saham, yuk baca ebook berikut ini supaya menambah referensi Anda. Gratis!
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Disclaimer-on: Tulisan ini untuk EDUKASI, bukan SARAN INVESTASI. Penullis tidak terafliasi dengan perusahaan yang disebutkan atau anak usaha. Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buys/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu.
Bagaimana pendapat Anda mengenai informasi di atas? Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan tulis pada kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa share informasi ini, ya. Terima kasih.
Editor: Ratna sh
Sumber Referensi:
Kontan.co.id, Market.bisnis.com, CNBN Indonesia, IPOT news, Tradingviews, Laporan keuangan UNVR (idx.co.id)
dilema besar