Bagaimana cara menganalisis kinerja reksa dana dengan tepat? Yuk, ketahui bagaimana caranya dengan jelas dalam artikel berikut ini.
Pertumbuhan Jumlah Investor Reksa Dana
Reksa dana adalah wadah kumpulan dana investor. Dana yang dihimpun tersebut kemudian dikelola oleh Manajer Investasi ke berbagai instrumen investasi seperti pasar uang, obligasi, ataupun saham. Menariknya, investasi reksa dana ini terus mengalami mengalami pertumbuhan.
Berdasarkan KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), jumlah SID (Single Investor Identification) reksa dana tercatat sudah bertumbuh lebih dari 300% dalam waktu kurang dari 3 tahun.
Bahkan, jumlah investor reksa dana kini sudah mencapai 5,165 juta investor per Juli 2021.
Tren pertumbuhan investor reksa dana yang sangat signifikan tersebut, dan melihat dari perkembangan dinamika makro ekonomi dan pasar modal sepanjang tahun 2021 maka menunjukkan bahwa reksa dana dilihat memiliki potensi menjadi salah satu alternatif investasi.
[Baca Juga: Yuk Ketahui Keuntungan Investasi Reksa Dana]
Pada umumnya, reksa dana dibagi menjadi 4 jenis yang memiliki perbedaan tingkat risiko, imbal hasil, dan karakteristik. Ada jenis reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran.
Dengan adanya berbagai jenis reksa dana juga menjadikan investasi yang cocok di berbagai kondisi dan situasi. Bahkan, ketika kondisi pandemi seperti sekarang, investor masih dapat memilih reksa dana sebagai salah satu alternatif investasi.
Walaupun di masa pandemi, jumlah investor reksa dana masih mengalami pertumbuhan yang signifikan. Salah satu alasannya adalah karena di masa pandemi ini banyak masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya investasi.
Apalagi di masa pandemi membatasi ruang gerak masyarakat yang membuat banyak dari mereka yang mengalokasikan dana untuk traveling-nya untuk berinvestasi.
Selain itu, modal investasi reksa dana sekarang juga sangat terjangkau, bisa dimulai dari Rp 10 ribu saja. Kamu bisa membeli reksa dana di bank dan/atau APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) online seperti Bank DBS, Bareksa, Tanamduit, Bibit, IPOTFund, dan tempat pembelian reksa dana lainnya.
Kamu juga bisa membeli reksa dana di aplikasi Finansialku pada bagian produk keuangan.
Namun, produk reksa dana di pasaran sudah sangat banyak bahkan mencapai ribuan.
Oleh karena itu, banyak orang yang masih kesulitan dalam memilih produk reksa dana yang cocok untuk mereka dan cara menganalisis kinerjanya. Untuk mengetahui cara menganalisis kinerja reksa dana, kamu bisa cek pembahasan berikut, ya.
Cara Menganalisis Kinerja Reksa Dana
Dalam memilih produk reksa dana yang cocok untuk kita perlu disesuaikan dengan tujuan keuangan dan profil risiko kita.
Selain itu, kita juga perlu mengetahui cara menganalisis kinerja reksa dana agar dapat memilih produk reksa dana yang tepat. Berikut beberapa cara menganalisis kinerja reksa dana dengan tepat yang bisa kamu coba aplikasikan.
Membandingkan Reksa Dana dengan Benchmark yang Tepat
Cara menganalisis kinerja reksa dana yang pertama adalah membandingkan return reksa dana dengan benchmark (tolak ukur) yang sesuai.
Misalnya, apabila kamu mau melihat seberapa baik kinerja suatu reksa dana, maka kamu bisa membandingkannya dengan pengembalian rata-rata dari jenis reksa dana yang sama.
Perlu diketahui juga bahwa jika salah satu reksa dana kamu nilainya menurun cukup signifikan tapi reksa dana yang lain kinerjanya tetap baik dalam jangka waktu tertentu,
hal ini belum tentu berarti reksa dana yang sedang menurun harus dikeluarkan dari portofolio kamu, ya. Kamu bisa melihat jenis dan kategori yang sama terlebih dahulu untuk melihat apakah reksa dana dalam kategori tersebut memiliki kinerja yang serupa.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan indeks sebagai benchmark-nya. Misalnya, kinerja reksa dana saham kamu bandingkan dengan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).
Jika, IHSG turun 10% selama periode tertentu tapi reksa dana kamu hanya turun 8% maka seharusnya kamu tidak perlu khawatir dengan kinerja reksa dana kamu. Hal tersebut berarti secara umum kinerja pasar saham memang sedang kurang baik.
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai reksa dana, kamu bisa gabung di Grup Belajar Reksa Dana Finansialku.
Tiap bulannya akan ada webinar khusus yang membahas mengenai reksa dana dan kamu pun bisa berdiskusi langsung dengan anggota lainnya. Untuk ikut bergabung, klik gambar di bawah ini, ya.
Mengetahui Kapan Kinerja Reksa Dana yang Baik Bisa Menjadi Buruk
Misalnya kamu investasi reksa dana saham untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih. Namun, bukan berarti return jangka pendek (misalnya 1 tahun) tidak relevan, ya.
Bahkan, return 1 tahun yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan reksa dana lain pada kategori yang sama bisa menjadi sinyal peringatan atau menjadi indikator negatif.
Mengapa demikian? Salah satu alasannya adalah karena return yang terlalu tinggi bersifat abnormal.
Selain itu, untuk tetap menghindari kinerja jangka pendek yang tinggi adalah karena hal tersebut akan menarik investor untuk berinvestasi pada reksa dana tersebut.
[Baca Juga: Cara Cerdas Memilih Produk Reksa Dana Saat Pandemi]
Semakin banyak investor berarti akan semakin banyak uang yang dikelola. Jumlah dana kelolaan yang lebih kecil akan lebih mudah dikelola dari pada dengan jumlah yang lebih besar.
Reksa dana yang memiliki kinerja yang luar biasa di tahun tertentu bukan berarti akan memiliki kinerja yang sama di tahun selanjutnya.
Bahkan, peningkatan dana kelolaan yang sangat besar dapat merusak prospek reksa dana untuk kinerja di masa depan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa manajer investasi yang baik menutup dana untuk investor.
Fokus Pada Kinerja Reksa Dana Periode 5 dan 10 Tahun
Cara menganalisis kinerja reksa dana selanjutnya adalah fokus pada kinerja reksa dana periode 5-10 tahun. Faktanya, kondisi pasar terus berubah seiring dengan berjalannya waktu. Kamu dapat menilai reksa dana dari setiap perubahan arah pasar.
Biasanya setiap manajer investasi memiliki gaya dan strategi masing-masing. Namun, dalam meracik investasinya harus sesuai dengan ketentuan yang ada dalam prospektus.
Misalnya, sebagian besar siklus ekonomi yakni siklus yang ada periode resesi dan pertumbuhan adalah 5 – 7 tahun.
Selama periode 5 – 7 tahun juga setidaknya ada 1 tahun di mana ekonomi lemah (dalam resesi) dan pasar saham merespons dengan negatif.
Lalu, selama periode 5 – 7 tahun yang sama juga ada kemungkinan setidaknya 4 atau 5 tahun dimakan ekonomi dan pasar sedang positif.
Apabila kamu menganalisis reksa dana dengan tingkat return 5 tahun lebih tinggi dari sebagian besar reksa dana sejenis, maka kamu bisa mempertimbangkan untuk mengoleksi reksa dana tersebut.
Memilih Reksa Dana yang Tepat
Jumlah investor reksa dana terus mengalami pertumbuhan bahkan di tengah pandemi. Produk reksa dana juga sekarang sudah ada banyak di pasaran.
Untuk memudahkan kamu memiliki produk reksa dana, ada beberapa hal yang dapat kamu pertimbangkan untuk melihat kinerja suatu reksa dana. Yang pertama adalah pastikan produk reksa dana yang kamu pilih sesuai dengan tujuan keuangan kamu.
Nah, hal-hal lain dalam memilih reksa dana yang tepat bisa kamu temukan dalam audiobook berikut ini. Selain cara memilih reksa dana, kamu juga bisa mengetahui keuntungan dan risiko reksa dana.
Yuk, coba dengarkan sekarang untuk dipraktikkan kemudian.
Jadi, apakah kamu sudah investasi reksa dana? Silahkan berikan komentar dan pendapat kamu di kolom yang telah tersedia.
Kamu juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman kamu yang ingin menganalisis kinerja reksa dana dengan tepat. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih.
Editor: Ratna Sri H.
Sumber Referensi:
- Kompas. 24 Mei 2021. Jumlah Investor Reksa Dana Naik 300 Persen Kurang dari Tiga Tahun. Money.kompas.com – https://bit.ly/3h3mH4G
- Abdul Malik. 14 Juni 2021. Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 5,37 Juta Orang, Investor Reksadana 4,7 Juta. Bareksa.com – https://bit.ly/2WVmE3z
- PT Bank DBS Indonesia. 15 Juli 2021. Kenapa Investasi Reksa Dana Kian Diminati Di Tengah Pandemi? Ini Alasannya!. Pressrelease.kontan.co.id – https://bit.ly/3DPnMag
- Bareksa. 30 Desember 2019. Tiga Cara Menganalisis Kinerja Produk Reksadana dengan Benar. Bareksa.com – https://bit.ly/38LCJf7
- KSEI. Juli 2021. Statistik Pasar Modal Indonesia. Ksei.co.id – https://bit.ly/3kRhv54
dilema besar