Bagaimana prospek emiten batu bara ADMR dan ADRO setelah banjir pesanan batu bara dari Eropa? Mari kita simak bersama.
Pesanan Batu Bara dari Eropa
Prospek emiten batu bara Adaro Energy Indonesia dan Adaro Minerals masih cerah di tahun ini. Hal ini karena tren kenaikan harga batu bara yang tinggi diprediksi masih akan berlanjut.
Terlebih adanya panic buying dari negara Eropa terhadap batu bara, yang merupakan imbas dari larangan impor Rusia.
Kondisi kenaikan harga batu bara masih berlanjut ini tidak lepas dari kenaikan harga batu bara di pasar global akibat perang antara Rusia – Ukraina.
Akibat dari konflik ini, pelarangan impor batu bara Rusia oleh Uni Eropa menjadi langkah signifikan dalam bagian paket sanksi kelima terhadap Rusia yang diusulkan Komisi Uni Eropa minggu ini, sebagai reaksi terhadap kekejaman di Kota Bucha di Ukraina.
Negara-negara Uni Eropa sepakat untuk menghentikan pembelian dan melarang impor batu bara dari Rusia mulai pertengahan Agustus 2022.
China diketahui juga mencatatkan peningkatan tajam dalam pembelian batu bara dari Indonesia.
Menurunnya pasokan batu bara di beberapa negara Eropa, pasca larangan impor dari Rusia inilah yang menjadi kesempatan bagi perusahaan batu bara Indonesia untuk mendapatkan pesanan.
Masih Fokus Pada Kontrak
Melansir Katadata, Adaro saat ini masih fokus pada penyelesaian kontrak yang sebagian besar berada di wilayah Asia Pasifik.
Pelanggan Adaro mayoritas berada di wilayah Asia Pasifik dengan volume yang sudah terkontrak.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sindadia, mengatakan sejak bulan Februari lalu, sejumlah negara Eropa telah menjajaki potensi suplai batu bara di Indonesia.
Imbas dari kebijakan ini negara pengimpor batu bara di Eropa hingga Asia diperkirakan akan panic buying karena pasokan yang sudah ketat.
Pasalnya negara eksportir utama, Australia dan Indonesia, telah mencapai batas produksi.
[Baca Juga: WINR Segera Melantai pada April 2022, Bagaimana Prospeknya?]
Sementara negara produsen batu bara lainnya seperti Afrika Selatan terkendala masalah logistik.
Beberapa negara importir kemungkinan akan berjuang untuk mempertahankan tingkat pasokan yang akan membuat harga batu bara global tetap tinggi.
Melansir CNBC Indonesia, Chief Financial Officer (CFO) Adaro Lie Luckman mengakui pihaknya memang mendapatkan tambahan pesanan batu bara dari Eropa, namun demikian pihaknya masih fokus pada pasar di Asia.
Adaro diketahui sudah mengirimkan hingga tiga kapal batu bara ke Eropa, sementara pihaknya masih fokus memasok ke Jepang, China, Hong Kong, dan lainnya.
Adaro sebelumnya memprediksi target produksi batu bara pada 2022 ini mencapai 58 juta ton hingga 60 juta ton, naik dari capaian volume produksi pada 2021 yang tercatat mencapai 52,70 juta ton.
Pada 2021 perusahaan menargetkan produksi bisa mencapai 52-54 juta ton.
Faktor-faktor tersebut menjadi katalis positif permintaan batu bara kepada ADRO dan ADMR, hal ini pun direspon positif oleh pasar.
Untuk lebih lengkapnya, yuk kita lihat pergerakan saham ADRO dan ADMR!
Pergerakan Harga Saham ADRO dan ADMR
Pergerakan saham ADRO memang menarik untuk diamati, di tengah sanksi larangan impor dari Rusia untuk negara Eropa.
ADRO bergerak menguat di harga 3290 yang sudah naik 45,6% selama 3 bulan terakhir, dan 4,1% selama pekan lalu.
Hingga penutupan market pada 18 April 2022, ADRO mengalami koreksi tipis 0,60%. Terlihat dari indikator MACD yang masih berada diatas titik 0 berarti masih dalam trend bullish dengan signal jual tipis.
Support 3200/lembar dan harga saham ADRO bisa saja melambung semakin tinggi jika sentimen positif akibat naiknya harga batu bara dan ekspor yang meningkat nantinya.
Hal tersebut juga berbanding lurus dengan anak perusahaannya yang melantai pada Desember 2021 lalu. Tampak pada ADMR yang semakin kuat mengejar harga induknya di level 2960/lembar, sudah menguat 284,4% selama 3 bulan terakhir.
Pada penutupan perdagangan 18 April 2021, harga saham nya menguat +3,5% dengan total net foreign buy (all market) 75,73 miliar.
Support 2870-2840/lembar dan harga ADMR masih menunjukkan trend bullish. Bisa saja melambung semakin tinggi jika sentimen positif akibat naiknya harga batu bara dan ekspor yang meningkat nantinya.
Sebagai informasi, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) ini akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pertama mereka sejak listing di Bursa. ADMR akan melaksanakan RUPS pada Selasa, 26 April 2022.
Anda tertarik untuk mengoleksi kedua emiten ini? Sebelum beli, sudah tahu gimana cara dapat keuntungan dari saham? Kalau belum, yuk langsung download ebook gratis di bawah ini dan langsung praktikkan!
Kesimpulan
Kinerja penjualan Perusahaan Induk ADRO dan ADMR selaku anak perusahaan dapat dipengaruhi oleh harga batu bara dan volume produksi Perusahaan Anak.
Kondisi keuangan dari perusahaan yang memuaskan pada tahun 2021, permintaan batu bara dari negara Eropa, China dan kontrak untuk Asia Pasifik, menjadi sentimen positif Adaro Energy dan Adaro Minerals.
Indonesia sendiri memiliki sumber daya batu bara sebesar 149,009 miliar ton dan cadangan sebesar 37,604 ton.
Perusahaan ini memiliki peluang yang menarik, untuk memenuhi pasokan batu bara domestik hingga ekspor.
Pergerakan saham sektor batu bara juga umumnya relatif searah.
Untuk Anda yang ingin berinvestasi di sektor ini baiknya lebih memperhatikan perusahaan yang paling likuid pergerakannya di market.
Anda bisa dapatkan informasi seputar prospek investasi saham dalam sepekan ke depan melalui halaman ini Investment Outlook.
Nah Sobat Finansialku, semoga informasi di atas bisa menambah informasi untuk rekan-rekan investor. Sebelum beli sahamnya, pastikan kamu sudah tahu prospek dan kinerja emitennya.
Jangan lupa bagikan artikel ini pada rekan-rekan investor lainnya, ya. Terima kasih.
Editor: Ratna Sri H.
Sumber Referensi:
- Kontan.co.id
- Market.bisnis.com
- CNN Indonesia
- RTI
- tradingviews.com
dilema besar