Tidak ada yang tahu kapan kita akan meninggal, namun tidak ada dari kita yang berharap untuk meninggalkan dunia dengan cepat. Lalu, apa yang harus kita lakukan agar kita bisa menikmati masa tua dengan aman dan nyaman?
Summary
- Perencanaan hari tua termasuk ke dalam perencanaan keuangan pribadi dan harus direncanakan mulai saat ini.
- Untuk mengetahui standar hidup dan kualitas hidup, bisa menggunakan beberapa cara, yaitu perhitungan PDB, GNI, melalui komponen HDI, dan indikator kesejahteraan sosial.
- Kesiapan dan pemilihan gaya hidup hari tua akan disesuaikan dengan hasil investasi yang kita miliki.
Perencanaan Hari Tua
Pada perencanaan keuangan pribadi ada tujuan keuangan yang wajib direncanakan, yaitu perencanaan hari tua. Harus digarisbawahi bahwa tua itu pasti datang, maka dari itu anggaran hari tua sudah harus dimulai investasinya saat mendapatkan pemasukan pertama.
Namun, yang menjadi tantangan dalam memikirkan hari tua adalah menetapkan standar hidup yang ingin kita jalankan. Dalam artikel ini saya mau membahas mengenai standar hidup dan kualitas hidup.
Apakah keduanya bersatu? Apakah ini menjadi kesinambungan dalam menentukan tujuan keuangan hari tua?
Mengetahui Standar Hidup dan Kualitas Hidup
Salah satu cara mengetahui standar hidup yaitu dengan berlibur dan berkunjung ke tempat-tempat yang memiliki PDB (Pendapatan Domestik Bruto) atau GDP (Gross Domestic Product) yang beragam dari suatu daerah atau negara.
Kenapa PDB menjadi acuan untuk dapat merasakan kualitas hidup?
Standar hidup adalah aspek material dari ekonomi nasional atau regional.
Ini menghitung jumlah barang dan jasa yang diproduksi dan tersedia untuk dibeli oleh seseorang, keluarga, kelompok, atau sebuah negara. PDB atau GDP (Gross Domestic Product) dan GNI (Gross National Income per Capita) adalah cara paling umum untuk menghitung standar hidup.
Akan tetapi, standar hidup hanya dihitung berdasarkan kekayaan material yang dimiliki masyarakat saja, bukan kualitas hidup yang dijalankan.
[Baca Juga: Apa Reksa Dana Bisa Jadi Solusi Untuk Dana Pensiun?]
Menghitung Pendapatan Menggunakan PDB
Walaupun standar hidup tidak bisa disimpulkan secara valid melalui perhitungan sederhana PDB suatu daerah dibagi dengan total populasi, namun hal Ini membantu kita melihat bahwa faktanya standar hidup, kualitas hidup, dan kesejahteraan sosial bukanlah istilah yang dapat kita satukan.
Ingat, standar angka tidak selalu menentukan seberapa baik kita hidup atau sebaliknya. PDB atau GDP ini hanya menggambarkan berapa banyak warga negara mendapat manfaat dari ekonomi negara atau daerah mereka.
Mari kita bandingkan PDRB (Product Domestic Regional Bruto) 10 kota besar di Indonesia berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2016 berikut ini.
No. |
Kota/Kabupaten |
Provinsi |
Nilai PDRB (Rp) |
1 |
Kota Administrasi Jakarta Pusat |
Daerah Khusus Ibukota Jakarta |
377,966 miliar |
2 |
Kota Administrasi Jakarta Selatan |
Daerah Khusus Ibukota Jakarta |
349,202 miliar |
3 |
Kota Surabaya |
Jawa Timur |
343,653 miliar |
4 |
Kota Administrasi Jakarta Utara |
Daerah Khusus Ibukota Jakarta |
283,820 miliar |
5 |
Kota Administrasi Jakarta Barat |
Daerah Khusus Ibukota Jakarta |
264,252 miliar |
6 |
Kota Administrasi Jakarta Timur |
Daerah Khusus Ibukota Jakarta |
264,138 miliar |
7 |
Kabupaten Bekasi |
Jawa Barat |
215,983 miliar |
8 |
Kota Bandung |
Jawa Barat |
161,228 miliar |
9 |
Kabupaten Karawang |
Jawa Barat |
140,810 miliar |
10 |
Kabupaten Bogor |
Jawa Barat |
132,392 miliar |
Source: BPS/Wikipedia
Dengan tingginya PDRB kota-kota besar di DKI Jakarta dan Jawa Barat, inilah mengapa banyak pensiunan yang semasa kerja di kota besar ingin kembali pulang ke kampung halamannya.
Hal itu karena mereka merasa biaya hidup yang akan mereka tanggung ketika pensiun nanti akan lebih terjangkau.
Mari kita hitung pendapatan per kapita pada Kabupaten Bogor.
Pendapatan per kapita = PDRB / Total Jumlah Penduduk / 12 bulan
= 132,392 miliar / 1.097.000 / 12 bulan
= Rp 10 juta
Maka, standar hidup yang didapat di kota bogor sebesar 10 juta rupiah per kapita.
Perhitungan dengan GNI
Perhitungan GDP atau PDB yang dilakukan bisa jadi tidaklah sesuai dengan realita yang mungkin dirasakan karena kualitas hidup yang ingin didapat setiap orang akan berbeda.
Maka dari itu, ada cara perhitungan lain yang bisa kita lakukan. World Bank menggunakan perhitungan GNI (Gross National Income) yang menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas hidup.
GNI ini menghitung pendapatan yang didapat oleh masyarakat. GNI dapat meningkatkan standar hidup seseorang. Itulah mengapa banyak sekali masyarakat yang berpindah ke negara atau daerah lain untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik untuk menghidupi keluarganya.
Jika GNI pada setiap daerah meningkat, secara berkesinambungan standar hidup seseorang pun akan meningkat, karena masyarakatnya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Berdasarkan dari CIA World Factbook, jika dilihat berdasarkan GDP per kapita pada tahun 2017, Qatar menjadi Negara yang memiliki standar hidup tertinggi sebesar US$ 126,898 atau sekitar Rp 1,8 miliar (kurs IDR 14.500) per tahun.
Dan yang paling rendah di dunia adalah negara Burundi di Afrika timur dengan GDP per kapita sebesar US$ 445 atau hanya Rp 6,4 juta per tahun.
Melalui Komponen Human Development Index (HDI)
Dalam membandingkan standar hidup dengan kualitas hidup, kita bisa menggunakan Human Development Index (HDI) untuk mendapatkan perspektif seberapa baik masyarakat hidup.
Pada tahun 1990 United Nations (UN) atau PBB menetapkan ada 3 komponen dalam HDI ini yaitu:
- Harapan hidup saat lahir
- Pendidikan yang diukur dengan kombinasi pendaftaran sekolah dan keaksaraan orang dewasa
- Standar hidup yang diukur dengan variasi pada GDP per kapita yang menyesuaikan perbedaan harga antara negara (daya beli paritas dalam dolar AS).
Dengan menganalisis harapan hidup di sebuah daerah atau negara, kita dapat menyimpulkan seberapa sehat warganya.
Analisis latar belakang pendidikan di sebuah daerah juga membantu kita meminimalkan risiko kejahatan yang terjadi dan peningkatan kesejahteraan ke depannya. Seperti sebuah prinsip dalam kehidupan, menabur dan menuai (harvesting and investing).
Menggunakan Indikator Kesehatan Sosial
Satu hal lagi, kualitas hidup juga dapat dilihat dari indikator kesehatan sosial. Indikator ini dikembangkan oleh Profesor Marqure dan Luisa Miringoff seorang Profesor sosiologi di Vassar University. Setidaknya ada 16 indikator yang dapat dilihat, antara lain:
- Perumahan yang terjangkau
- Kematian lalu lintas terkait alkohol
- Kemiskinan anak
- Tamat SMA
- Kematian bayi
- Kelahiran
- Pengangguran
- Upah
- Usia 65-plus kemiskinan
- Pelecehan anak
- Cakupan perawatan kesehatan
- Ketimpangan pendapatan keluarga
- Harapan hidup
- Penggunaan narkoba remaja
- Kejahatan kekerasan
- Bunuh diri remaja
[Baca Juga: Cara Siapkan Dana Pensiun Sejak Dini]
Kualitas Hidup dan Standar Hidup yang Saling Berkesinambungan
Kesiapan dan pemilihan gaya hidup hari tua akan disesuaikan dengan hasil investasi yang kita miliki.
Dengan mempertimbangkan standar hidup dengan kualitas hidup saat ini, saya harap artikel ini bisa membuka wawasan dan menambah referensi sehingga perencanaan yang kita lakukan dapat tervisualkan dengan jelas.
Pastikan investasi yang sudah dilakukan untuk hari tua Anda menjamin keberlangsungan standar hidup yang Anda inginkan.
Jika Anda memiliki kendala dalam diversifikasi aset portofolio investasi hari tua, mari konsultasikan bersama saya atau Perencana Keuangan Finansialku lainnya.
Hubungi saya lewat aplikasi Finansialku di menu Konsultasi Keuangan. Tapi, pastikan Anda sudah download aplikasinya di Play Store atau App Store. Ayo, konsultasikan sekarang juga!
Nah Sobat Finansialku, kualitas hidup dan standar hidup menjadi suatu kesinambungan yang harus Anda jalani untuk persiapan hari tua nanti. Apapun pilihan Anda, pastikan perencanaan hari tua Anda selalu aman, ya.
Share informasi ini pada Sobat Finansialku lainnya. Semoga bermanfaat.
Editor: Ratna SH
dilema besar