APBN Januari 2021 Defisit Sebesar Rp 45,7 Triliun, Ini Penyebabnya

APBN Januari 2021 Defisit Sebesar Rp 45,7 Triliun, Ini Penyebabnya

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN satu bulan pertama di tahun 2021 ini disebabkan oleh penerimaan negara yang loyo.

Yuk! Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku di bawah ini

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

APBN Januari 2021 Mengalami Defisit

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 sepanjang Januari lalu mencapai Rp45,7 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan defisit yang dialami Indonesia sebesar 0,26 persen tersebut merupakan 4,5 persen terhadap APBN yakni 5,7 persen atau Rp 1.006,4 triliun.

“Defisit Rp 45,7 triliun atau 0,26 persen dibandingkan tahun lalu yang Rp 34,8 triliun mungkin tidak terlalu banyak berbeda karena Januari tahun lalu belum terjadi Covid-19,” kata Sri Mulyani mengutip dari laman kompas.com.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan defisit APBN satu bulan pertama di tahun ini disebabkan oleh penerimaan negara yang loyo. Dalam laporan APBN, realisasinya hanya mencapai Rp 100,1 triliun kontraksi 4,8% year on year (yoy).

Penerimaan negara loyo utamanya diakibatkan oleh setoran pajak yang masih minim karena dampak virus corona. Hal ini tercermin dari realisasi pajak penghasilan (PPh) Migas sebesar Rp 2,3 triliun, minus 19,8% yoy.

Pencapaian PPh Migas lebih buruk dibandingkan pajak nonmigas yang kontraksi Rp 15,2% yoy.

APBN Januari 2021 Defisit Sebesar Rp 45,7 Triliun, Ini Penyebabnya 02

[Baca Juga: Semua Yang Harus Anda Tahu Soal Siklus APBN Indonesia]

 

Menkeu menyampaikan, penerimaan PPh migas masih minus meskipun harga migas pada bulan lalu lebih tinggi dari periode saat pandemi, tapi terpantau lebih rendah dibandingkan Januari 2020.

Meskipun penerimaan negara merosot, tapi belanja negara tumbuh positif. Laporan APBN mencatat realisasinya mencapai Rp 145,8 triliun, tumbuh 4,2% yoy.

Untuk belanja pemerintah pusat tumbuh 32,4% yoy dengan realisasi sebesar Rp 94,7 triliun.

Menkeu mengatakan, pencapaian belanja selama Januari 2021 ditujukan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi di tahun ini dari yang sudah berlangsung di akhir tahun lalu.

Belanja ini termasuk program perlindungan sosial dari pemerintah yang bertujuan mendorong konsumsi masyarakat miskin.

“Terlihat dalam belanja semuanya positif growth dibandingkan Januari tahu lalu. Inilah yang kita sebutkan daya dorong belanja di Januari termasuk untuk belanja K/L dan non-KL,” kata Menkeu mengutip dari laman kontan.co.id.

Sementara itu realisasi pembiayaan sepanjang Januari 2021 sebesar Rp 165,9 triliun tumbuh 140,7% secara tahunan.

Angka tersebut juga setara dengan 16,5% dari outlook pembiayaan hingga akhir tahun ini yang mencapai Rp 1.006,4 triliun.

 

banner -Bagaimana Membantuk Money Habit yang Sehat (1)

 

Utang Pemerintah 2021

Asal tahu saja, rasio utang Indonesia mengalami peningkatan sejak pandemi Covid-19 menghantam Indonesia pada Maret 2021.

Kementerian Keuangan mencatat, rasio utang mencapai 38,5 persen dari PDB, lebih tinggi dari rasio utang tahun 2019 sebesar 30,5 persen. Sri Mulyani bahkan menyebut, rasio utang tersebut naik 8,5 persen.

Hal ini wajar lantaran semua negara menggunakan APBN sebagai senjata andalan untuk meminimalisir pemburukan ekonomi.

“Ini terjadi ketika semua negara melakukan countercyclical, terutama menggunakan instrumen APBN yang menyebabkan defisit meningkat dan rasio utang publik meningkat,” kata Sri Mulyani.

Kendati demikian, wanita yang akrab disapa Ani ini menyatakan, kenaikan utang Indonesia yang hanya satu digit masih lebih baik ketimbang negara lainnya.

Sebut saja AS yang utang publiknya mencapai 22,5 persen, Arab Saudi 10,6 persen, Jepang, 28,2 persen, Jerman 13,8 persen, Malaysia 10,3 persen, Prancis 20,6 persen, Italia 27 persen, Filipina 11,9 persen, dan Inggris 22,7 persen.

“Kita lihat Inggris, Italia, dan Perancis, maupun negara G7 kenaikannya utang semuanya di atas 20 persen hanya dalam 1 tahun. Artinya mereka menggunakan fiscal policy sangat kuat,” ungkap Sri Mulyani, mengutip dari laman kompas.com.

Sri Mulyani mengatakan, kenaikan utang hingga dobel digit beberapa negara bahkan tak serta-merta membuat negara itu mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Terlihat negara-negara itu kecuali AS masih mencatat pertumbuhan ekonomi negatif yang kian dalam. Di Inggris misalnya, pertumbuhan ekonomi tahun 2020 tetap negatif -9,9 persen.

Begitu pula di Filipina -9,5 persen, Italia -8,8 persen, Perancis -8,4 persen, dan Thailand -6,2 persen. Sementara AS terkontraksi -3,5 persen.

Adapun negara dengan pertumbuhan positif adalah China 2,3 persen dan Vietnam 2,9 persen.

“Semakin advanced negara itu, seperti di AS, Jepang, Jerman, kenaikannya utang semuanya dobel digit. Kontraksi yang dalam dan public dept yang melonjak tinggi menggambarkan betapa fiscal policy mengalami pukulan dobel,” papar Sri Mulyani.

Indonesia sendiri mengalami kontraksi ekonomi -2,1 persen sepanjang tahun 2020. Sri Mulyani menyatakan, pihaknya akan teliti mengelola utang agar menghasilkan dampak positif bagi perekonomian.

Dia berharap, APBN tahun 2021 ini akan tetap terjaga dengan defisit anggaran sebesar 5,7 persen seiring berlanjutnya upaya penanganan Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Kita akan melihat terus secara teliti mana yang terus menghasilkan dampak positif, namun tidak berkontribusi (pada) kenaikan public dept secara luar biasa, dengan countercyclical yang dilakukan,” pungkasnya.

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi pendapat lewat kolom komentar di bawah ini.

Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.

 

 

Sumber Referensi:

  • Muhammad Idris. 24 Febuari 2021. Besar Pasak daripada Tiang, APBN Januari Sudah Defisit Rp 45,7 Triliun. Kompas.com – https://bit.ly/3kkp43K
  • Rina Anggraeni. 23 Febuari 2021. APBN Boncos Rp45,7 T di Awal 2021, Sri Mulyani: Bekerja Keras Tahan Pukulan Pandemi. Sindonews.com – https://bit.ly/3r1QqOg
  • Yusuf Imam Santoso. 24 Febuari 2021. Defisit APBN tahun anggaran 2021 sepanjang Januari lalu tercatat Rp 45,7 triliun. Kontan.co.id – https://bit.ly/2NyjkHv
  • Sylke Febrina Laucereno. 23 Febuari 2021. 2021 Baru Mulai, APBN Sudah Defisit Rp 45,7 Triliun. Finance.detik.com – https://bit.ly/3uv7IWy

 

Sumber Gambar:

  • 01 – http://bit.ly/2NDlc1z
  • 02 – http://bit.ly/37GWAMr

 

dilema besar