Pembatasan aktivitas yang menimbulkan kerumunan membuat emiten DYAN melebarkan sayapnya ke ranah hybrid event.
Akankah strategi ini mendongkrak kinerja DYAN? Bagaimana review kinerja fundamentalnya selama ini?
Artikel ini dipersembahkan oleh
Strategi Bisnis DYAN: Hybrid Event
Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) adalah satu-satunya perusahaan induk yang bergerak pada industri MICE (Meeting, Incentives, Convention & Exhibitions) yang telah terintegrasi dengan baik di Indonesia dengan 4 lini bisnis, di antaranya:
- Bisnis penyelenggaraan event/pameran – Pelayanan dan jasa yang berkaitan dengan industri MICE
- Bisnis pendukung event – Pelayanan dan jasa kontraktor pameran/event yang menyediakan layanan pendukung dan penunjang acara.
- Bisnis ruang konvensi dan pameran – Sampai sejauh ini DYAN ini memiliki 3 ruang konvensi terbesar di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali Nusa Dua Hotel, dan Dyandra Convention Center Surabaya.
- Bisnis hotel – DYAN rupanya juga memiliki bisnis hotel yang dimiliki secara tidak langsung melalui beberapa anak usaha, hotel-hotel itu adalah Hotel Santika Silligita Bali, dan Hotel Amaris (Amaris Bandara Soetta, Panglima Polim 2, Thamrin City, Jakarta) (Amaris Pratama, Bali) dan (Amaris, Pekanbaru).
Oleh karenanya, jaringan bisnis DYAN ini sudah sangat familiar khususnya untuk beberapa aktivitas event unggulan yang banyak dilakukan sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
Sebut saja; Konser musik K-Pop Super Junior, Muslim Fashion Festival Indonesia, hingga pada event Batik Bordir & Accesories Fair.
Namun pasca pandemi Covid-19 terjadi, DYAN pun melakukan transisi bisnis di tengah-tengah pembatasan aktivitas yang melarang adanya pelaksanaan event-event yang mengundang kerumunan orang.
Alhasil di 2021 ini DYAN melalui unit bisnis PT Dyandra Promosindo merambah bisnis Hybrid Event yang memungkinkan pelaksanaan event dilakukan secara mengombinasikan konsep antara event offline dan online.
Beberapa Hybrid Event yang berhasil dilaksanakan DYAN seperti IIMS Motobike Hybrid Show, Peluncuran Buku ‘Geology of Indonesia’, dan lainnya.
Tak hanya itu, DYAN juga melaksanakan virtual event untuk mengakomodasi kebutuhan pasar dan beberapa virtual event yang sudah dilaksanakan adalah; IFRA – International Franchise License & Business Concept Expo & Conference, Virtual Run, Property Fiesta Virtual Expo, dan lain sebagainya.
[Baca juga: Tips UMKM Bersaing Secara Digital Di Tengah Pandemi]
Melalui bisnis Hybrid Event ini DYAN yakin di tahun berikutnya kinerja keuangannya dapat kembali terdongkrak, tak heran bila akhirnya DYAN lebih fokus pada pengembangan bisnis Hybrid Event.
Apalagi dengan perkembangan jaman saat ini, industri MICE pun juga tidak lepas dari aktivitas digital sehingga diprediksikan Hybrid Event ini akan terus mengalami perkembangan.
Ya, Hybrid Event ini juga bisa dikatakan sebagai strategi DYAN dalam menangkap peluang-peluang penyelenggaraan event online.
Sebagai tambahan informasi saja, DYAN melalui unit bisnis PT Dyandra Promosindo turut melakukan adaptasi bisnis dengan konsep Hybrid ini dengan merilis Dynamic Studio guna menunjang seluruh penyelenggaraan event yang mengintegrasikan digitalisasi, virtual, dan hybrid. So, be an interesting concept collaboration in the future!
[Baca juga: Terawang Prospek Bisnis Properti Saat New Normal Pandemi]
Review Kinerja Fundamental
Berdasarkan pencapaian kinerja keuangan DYAN 1H21, berhasil mencatatkan pendapatan neto yang naik 8,04% menjadi Rp 143,7 miliar per kuartal II-2021, dibandingkan Rp 133,0 miliar pada kuartal II-2020.
Dengan rincian kontribusi pendapatan DYAN yang berasal dari 4 unit bisnisnya:
[Baca Juga: Cara Mudah Membaca Laporan Keuangan Perusahaan]
Menariknya dengan kenaikan pendapatan neto tadi, DYAN justru mencatatkan beban pokok pendapatan yang turun -8,75% menjadi Rp 96,9 miliar per kuartal II-2021, dari sebesar Rp 106,2 miliar pada kuartal II-2020.
Hal ini menyebabkan laba bruto DYAN tercatat sebesar Rp 46,7 miliar per kuartal II-2021, lebih besar dari laba bruto yang hanya Rp 26,8 miliar di kuartal II-2020.
Sayangnya, DYAN ini harus mencatatkan beban operasional yang cukup berat sekitar Rp 104,7 miliar per kuartal II-2021 dengan beban penjualan sebesar Rp 903,5 miliar dan beban umum dan administrasi sebesar Rp 103,8 miliar.
Membuat DYAN mengalami kerugian operasi hingga -Rp 58,0 miliar.
Dengan itu, DYAN pun mencatatkan rugi sebesar -Rp 54,4 miliar per kuartal II-2021, padahal di kuartal II-2020 yang lalu DYAN juga mencatatkan rugi yang lebih dalam -Rp 94,0 miliar.
Adapun jika dilihat secara historis pertumbuhan laba DYAN ini seperti memiliki siklus 3 tahunan, dengan rugi yang lebih dalam terjadi pada tahun 2020 kemarin di mana hampir semua unit bisnis DYAN terdampak pandemi Covid19.
Dan jika rugi tahun berjalannya saat ini dihitung secara Annualized ialah sebesar -Rp 109 miliar.
Sementara dari sisi arus kas, pada kuartal II-2021 ini DYAN mencatatkan arus kas operasi yang tumbuh negatif sebesar -Rp 21,7 miliar.
Arus kas operasi DYAN yang negatif ini setidaknya sudah terjadi dari tahun 2020 kemarin, dengan beban pengeluaran terbesar kepada karyawan, kepada pemasok, termasuk juga dengan pembayaran beban keuangan.
Jadi, meskipun pendapatan DYAN meningkat, namun di saat yang sama DYAN juga harus mengeluarkan pendanaan yang cukup besar di tengah kondisi pandemi.
Kendati begitu, dari tahun 2020 sampai sekarang DYAN ini masif melakukan kegiatan investasi sehingga arus kas investasinya tercatat negatif -Rp 20,7 miliar.
Kondisi ini terlihat dari beberapa strategi bisnis DYAN di 2021 mulai dari bisnis Hybrid Event, pengembangan inisiasi 7 event baru (Dyandra New Adventure (DNA), Indonesia Islamic Festival, Travel Fest, No Sleep For Weekend, Dynamic Fest & Event Olahraga).
Termasuk dengan berbagai pengembangan di unit bisnis lainnya, baik itu ekspansi dan juga diversifikasi bisnis yang akan digalakkan oleh DYAN.
Menariknya di sini, arus kas investasi DYAN ini justru tercatat positif, meskipun DYAN telah melakukan pembayaran pinjaman bank dan juga pembayaran liabilitas sewa.
Namun di saat yang sama, DYAN juga mendapatkan pinjaman dari bank untuk mendanai pengembangan bisnisnya tadi.
Dari sisi neraca keuangan, sepanjang 1H21 DYAN mencatatkan total liabilitas sebesar Rp 495,5 miliar, dan total ekuitas DYAN yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk adalah sebesar Rp 463,9 miliar.
Mencerminkan posisi rasio Liabilitas terhadap Ekuitas (DER) DYAN berada di level 1,07, cukup membebani keuangan DYAN dalam melunasi kewajibannya.
[Baca Juga: Analisis Laporan Keuangan: Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas]
Sedangkan dalam utang jangka pendek, total aset lancar DYAN sebesar Rp 266,0 miliar tentu tidak sanggup membayar total liabilitas jangka pendek DYAN yang sebesar Rp 340,6 miliar.
Dengan itu, kita mendapati bahwa Liquidity Ratio DYAN berada di level 0,4x menunjukkan bahwa utang jangka pendek DYAN tidak bisa diatasi dengan memakai aset lancarnya yang terbilang rendah.
[Baca Juga: Rasio Likuiditas Dalam Laporan Keuangan dan Implementasinya]
Seberapa Menarik Prospek DYAN Ke Depannya?
Dari pembahasan singkat di atas, bisa dikatakan bahwa posisi DYAN saat ini benar-benar siap melakukan perubahan bisnis model, sekaligus mendiversifikasikan bisnis yang baru sebagai bentuk kesiapan perusahaan di era new normal.
Melalui Hybrid Event ini, DYAN juga optimis dapat mengembangkan pangsa pasarnya ke Event International yang lebih luas lagi
Sebut saja beberapa di antaranya China International Import Expo (Shanghai), Expo Hainan (Hainan, China) dan IFEX Spoga (Jerman).
Hal lain yang juga mendukung kinerja DYAN adalah adanya prospek positif dari pemerintah Indonesia yang sudah memperbolehkan penyelenggaraan acara-acara besar, seperti konser musik dan kegiatan berskala besar lainnya.
Kabar ini menjadi angin segar bagi bisnis DYAN ke depan, dengan posisi DYAN yang memegang banyak peran dalam pelaksanaan event organizer di Indonesia, tentu ini menjadi peluang menarik bagi DYAN untuk kembali memegang kendali dalam penyelenggaran acara-acara besar.
Dengan strategi baru DYAN, apakah Sobat Finansialku tertarik untuk mengoleksi saham satu-satunya emiten MICE ini?
[Baca Juga: Kinerja SMRA Pasca Raih Pringkat idA Dengan Outlook Positif]
Jangan sampai ketinggalan informasi berharga mengenai saham dan investasi saham. Yuk tergabung dalam komunitas belajar saham Finansialku yang bisa mempertemukan kalian dengan investor saham lainnya.
Selain bisa jadi tempat diskusi dan sharing, komunitas ini juga dilengkapi dengan webinar aktif yang membahas emiten dan saham menarik setiap bulannya.
Tertarik untuk join? Klik banner berikut.
Berikan pendapat kalian mengenai artikel ini dan share juga pada rekan-rekan sesama investor Sobat Finansialku.
Editor: Eunice
dilema besar