Mau tahu apa saja investasi syariah yang cocok untuk investor pemula? Lalu, apa yang membedakannya dengan asuransi konvensional?
Mari kita simak selengkapnya.
Investasi Syariah
Investasi sudah menjadi hal yang wajib dijalankan untuk mencapai tujuan finansialmu.
Banyak jenis investasi yang bisa kamu sesuaikan dengan profil risiko masing-masing, karena setiap orang memiliki tujuan yang berbeda dan juga penerimaan terhadap risiko yang berbeda juga.
Selain itu, dalam berinvestasi kamu perlu memastikan apakah yang kamu jalankan tidak melanggar syariat agama islam. Sehingga, pilihan berinvestasi syariah menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.
Bukan hanya muslim saja yang bisa memilih dan menjalankan investasi berbasis syariah, tetapi investasi syariah bisa dijalankan oleh semua orang.
Terdapat ketentuan-ketentuan yang diterapkan dalam investasi syariah yang dilandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadits yaitu pedoman umat muslim.
Negara maju seperti Inggris menjalankan ekonomi syariah lebih dulu dibandingkan Indonesia, yang notabene masyarakatnya adalah muslim. Pilihan investasi berbasis syariah bisa kamu pertimbangkan untuk menjalankan investasi.
Untuk itu pahami dahulu karakter dan jenis-jenis investasi syariah, disertai landasan yang kamu pahami. Mari simak penjelasan investasi syariah untuk pemula yang sedang menentukan pilihan.
Jenis-Jenis Investasi Syariah untuk Pemula
Investasi syariah pada dasarnya sama halnya dengan investasi konvensional, terdapat risiko yang perlu diketahui oleh investor, dan ada tahapan risiko dari terendah hingga yang tinggi.
Mari kita urutkan dari risiko paling rendah dalam investasi syariah. Di antaranya adalah:
Deposito Syariah
Prinsip deposito syariah serupa dengan tabungan berjangka, yang ada tempo pencairan, di mana akan ada pengembalian bagi hasil dari waktu yang telah ditetapkan.
Ya benar, deposito syariah memberikan bagi hasil, inilah yang membedakan dengan sistem konvensional. Untuk deposito syariah tidak memberikan bunga, karena termasuk riba dan bertentangan dengan syariat islam.
Sebagai gantinya, deposito syariah menggunakan akad mudharabah (bentuk kerjasama kedua belah pihak) dan memberikan nisbah atau bagi hasil dari investasi dana kamu ke produk usaha yang halal.
Kunci dari deposito syariah adalah investasi dana dialokasikan kepada usaha yang bersifat halal, jadi kamu tidak perlu khawatir.
Selain itu kenapa deposito dianggap risiko rendah karena ada LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang di mana jika suatu bank tidak bisa mengembalikan uang nasabah maka LPS akan menggantikannya senilai maksimal Rp 2.000.000.000
[Baca Juga:VIDEO: Apakah Deposito Syariah HALAL?]
Reksa Dana Syariah
Selanjutnya, setelah deposito adalah reksa dana. Reksa dana cocok untuk para investor pemula, karena risiko lebih rendah jika dibandingkan saham. Cara kerja reksa dana adalah alokasi investasi diatur oleh manajer investasi untuk penempatan investasinya.
Dalam reksa dana syariah, pastinya alokasi dilakukan kepada perusahaan dan instrumen investasi syariah lainnya, misal obligasi negara syariah, saham syariah, atau deposito syariah, tergantung dari jenis reksa dana mana yang kamu pilih.
[Baca Juga: Yuk Ketahui Jenis Reksadana Syariah, Cuan dan Tetap Berkah]
Perbedaannya dengan reksa dana konvensional adalah pada akad, cara manajer investasi mengelolanya, dan pastinya bentuk portfolio tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Silakan disesuaikan dengan ketertarikan kamu ya, atau kamu bisa melakukan konsultasi dengan Perencana Keuangan Finansialku lewat menu Konsultasi Keuangan di aplikasi Finansialku, atau melalui konsultasi.finansialku.com dan langsung booking jadwal konsultasi.
Nantinya, adviser kami akan mengecek dan menyesuaikan dengan kecenderungan kamu.
Saham Syariah
Berdasarkan tingkat risiko selanjutnya adalah saham, tentunya kita sudah mengetahuinya saham merupakan instrumen investasi dengan risiko tinggi.
Hal itu dikarenakan adanya kenaikan dan penurunan harga saham yang ditentukan oleh pasar/publik.
Untuk kamu yang ingin berinvestasi di saham bisa memilih saham syariah, saham syariah seolah menjawab kekhawatiran publik yang merasa bahwa saham banyak ketidakpastian dan spekulasi di dalamnya.
Namun melalui saham syariah di dalamnya tidak ada riba, dan kamu bisa memilih saham syariah berdasarkan indeks yang telah dibuat atau dikenal dengan JII (Jakarta Islamic Index).
Dalam JII terdapat daftar saham syariah, yang tentunya sudah dikurasi oleh DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI.
[Baca Juga: Para Investor, Apakah Saham Syariah Halal? Ini Buktinya!]
Seleksi saham syariah terdiri atas dua kriteria utama, yaitu jenis usaha dan cara perusahaan mengelola usahanya.
Jenis usaha merujuk kepada halal atau haramnya produk atau barang/jasa yang dihasilkan perusahaan, sedangkan cara pengelolaan perusahaan merujuk pada berapa besar komposisi riba dalam keuangan perusahaan.
Terdapat beberapa pembeda dari saham syariah dengan saham konvensional di antaranya adalah:
- Tidak melakukan kegiatan usaha yang dilarang secara syariah & tercatat di BEI
- Rasio utang berbasis bunga dibandingkan total aset ≤ 45%
- Rasio pendapatan non halal terhadap total pendapatan ≤ 10%
P2P Lending Syariah
Selanjutnya adalah P2P lending berbasis syariah, secara risiko dianggap lebih tinggi karena ketidakpastian peminjam membuat risiko sulit untuk diukur.
Terlebih lagi pengalihan risiko yang dilakukan oleh pihak perusahaan adalah berbagi risiko terhadap pihak ke tiga yaitu asuransi.
Secara regulasi belum sekuat deposito di bank yang sudah ada LPS, namun P2P bisa menjadi alternatif investasi yang sifatnya risiko tinggi. Pastinya di setiap risiko yang tinggi ada imbal hasil yang ditawarkan juga menarik.
Jadi, P2P sendiri sebagai intermediary antara peminjam dan juga investor, P2P lending syariah tentunya jenis usaha peminjam bersifat halal, atau secara mudahnya adalah pengelolaan usaha harus berdasarkan prinsip syariah.
Manfaat Berinvestasi Syariah
Pastinya investasi memiliki manfaat untuk menekan inflasi, dan juga kemampuan untuk melatih kedisiplinan kamu dalam mengatur keuangan.
Instrumen investasi ada banyak sekali, Sobat Finansialku jangan sampai kamu tidak mengetahui segala risiko yang ada di setiap instrument risiko, selain itu kamu perlu belajar mengukur risiko-risiko tersebut.
Terdapat dua jenis prinsip dalam berinvestasi syariah dan juga konvensional, perbedaannya jelas untuk syariah maka prinsip yang dijalankan berlandaskan syariat agama Islam. Untuk risiko dan keuntungan pada dasarnya mirip saja ya, Sobat Finansialku.
Investasi syariah mengatur dari mulai akad, komposisi dan pemantauan untuk alokasi pengelolaan. Silahkan kamu pilih mana yang dirasa lebih tepat dan cocok untuk kamu.
Selamat berinvestasi, dan mulailah hari ini.
Sobat Finansialku, itulah beberapa investasi syariah yang cocok untuk pemula. Semoga informasi ini bisa menjadi bahan pertimbangan Sobat Finansialku untuk mulai berinvestasi.
Jangan lupa bagikan informasi ini pada rekan dan keluarga yang membutuhkan. Terima kasih.
Editor: Ratna Sri H.
Sumber Referensi:
- Admin. 12 Juli 2021. Pilihan Investasi Syariah Terbaik Untuk Investor Pemula. Blog.principal.co.id – https://bit.ly/3i5KxNY
- Redaksi. Materi Edukasi Pasar Modal Syariah. Kemenkeu.go.id – https://bit.ly/2XT6cC6
dilema besar