Apa Penyebab Return Reksadana Pasar Uang Turun?

Apa Penyebab Return Reksadana Pasar Uang Turun?

Apakah return reksadana pasar uang bisa turun? Apa penyebabnya? Yuk, ketahui penyebab turunnya return reksadana pasar uang di artikel Finansialku ini.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Reksadana Pasar Uang

Reksadana adalah wadah kumpulan dana investor yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI) yang selanjutnya diinvestasikan ke berbagai efek (pasar uang, obligasi, atapun saham).

Pada umumnya ada 4 jenis reksadana. Ada reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.

Kali ini kita akan bahas lebih dalam tentang reksadana pasar uang ya. Apa itu reksadana pasar uang?

Reksadana pasar uang adalah reksadana yang isinya instrumen pasar uang seperti deposito, surat utang jangka pendek (jatuh temponya kurang dari 1 tahun), dan kas.

Bagaimana Cara Meraih Kebebasan Finansial Dengan Reksa Dana 03 - Finansialku

[Baca Juga: Mengenal Investasi Reksadana untuk Pemula (Slide)]

 

Reksadana pasar uang atau yang disingkat RDPU ini merupakan jenis reksadana yang paling rendah risiko. Oleh karena itu, tak jarang investor pemula yang memulai investasinya dari reksadana jenis ini.

Selain itu, RDPU juga bisa dijadikan pilihan alternatif untuk menyimpan dana darurat Anda.

Hal itu dikarenakan RDPU itu aman, likuid, dan mudah dicairkan (ALIM). Anda bisa mencairkan reksadana pasar uang kapan aja tanpa kena pinalti.

RDPU juga memberikan keuntungan yang relatif stabil. Jika kita lihat pada grafik RDPU maka, sebagian besar grafiknya akan cenderung naik terus keatas.

Namun, apakah nilai RDPU bisa turun? Jawabannya bisa. Kadang harga atau NAB/UP (Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan) bisa turun.

Penyebab return RDPU turun akan dibahas pada pembahasan berikut ya.

 

Penyebab Return Reksadana Pasar Uang Turun

Biasanya, kinerja reksadana diukur dengan membandingkan harga reksadana atau NAB/UP di akhir periode dengan di awal periode.

Jika nilainya naik maka berarti kinerja reksadana tersebut positif. Begitu juga sebaliknya, jika nilainya turun maka berarti kinerja reksadana tersebut negatif.

Yang menyebabkan kinerja atau pergerakan harga reksadana berubah adalah perubahan pada nilai aset-aset yang ada di dalam portofolio reksadana tersebut.

Kalau di RDPU, berarti karena perubahan nilai deposito dan surat utang jangka pendeknya.

Salah satu penyebab penurunan return RDPU adalah turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia. Agar lebih memahami penyebab menurunnya return RDPU, Anda bisa membaca contoh berikut.

 

Contoh:

Penurunan return RDPUg, terjadi pada bulan Juni 2020. Indeks RDPU (di Bareksa) yang mencerminkan rata-rata kinerja RDPU mencatatkan kinerja negatif yaitu turun tipis sebesar 0,09%.

Padahal pada periode yang sama, reksadana jenis lain (khususnya reksadana saham dan campuran) menguat.

Penurunan atau kinerja negatif dari RDPU tersebut disebabkan oleh penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7 Day Reverse Repo Rate) menjadi 4,25%.

Tentunya penurunan suku bunga acuan ini mengakibatkan bunga deposito ikut turun juga. Dengan begitu, maka return yang diberikan RDPU lebih sedikit.

Walaupun RDPU mengalami penurunan tapi keuntungan RDPU masih menarik lho. Mengapa demikian?

Karena RDPU memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan tabungan bank ataupun deposito.

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI REKSA DANA untuk PEMULA

10 Panduan Investasi Reksadana Pemula

 

Perbandingan RDPU dengan Tabungan, dan Deposito

Seringkali RDPU dibandingkan dengan deposito ataupun tabungan. Berikut perbandingan RDPU, deposito dan tabungan.

 

#1 Tabungan Bank

Untuk tabungan dengan nilai kurang dari Rp 1 juta, di salah satu bank besar nasional tidak mendapatkan bunga lho. Selain itu, tabungan dengan saldo Rp1 juta – Rp 50 juta hanya mendapatkan bunga sebesar 0,1% per tahun.

Bahkan, di tabungan ada biaya adminustrasi bulanan yang kurang lebih sebesar Rp 15.000 per bulan. Jadi, jika disetahunkan biayanya adalah Rp180 ribu per tahun, sayang banget kan?

 

#2 Deposito

Jika saldo nominal deposito di bank kurang dari Rp 2 miliar dengan jangka waktu 12 bulan maka, hanya mendapatkan bunga sebesar 3,8% per tahun. Selain itu, bunga deposito di bank juga dipotong pajak sebesar 20% ya.

 

#3 Reksadana Pasar Uang

Kelebihan RDPU dibandingkan dengan tabungan bank ataupun deposito adalah sebagai berikut,

  • Keuntungannya tidak kena pajak (karena reksadana bukan objek pajak)
  • Tidak ada biaya administrasi bulanan

 

Selain itu, berdasarkan data dari salah satu platform reksadana online yaitu Bareksa, return RDPU berkisar 6,19% – 7,26% per tahun (data per 7 Juli 2020).

Hal ini berarti rata-rata return dari 10 RDPU teratas adalah sekitar 6,79% per tahun. Tentunya return tersebut tidak dipotong pajak dan biaya administrasi bulanan lagi ya.

 

Simulasi RDPU, Deposito, dan Tabungan Bank

Kali ini rubrik Finansialku juga akan membagikan simulasi perbandingan historikal return dari RDPU, deposito, dan tabungan bank. Berikut perbandingannya yang bersumber dari Bareksa.com.

Variabel Reksadana Pasar Uang  (RDPU) Deposito Bank Tabungan Bank
Saldo awal (Rp) 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Return / bunga 1 tahun 6,79% 3,80% 0,10%
Nilai return (Rp) 679.000 380.000 10.000
Pajak 0 20% 20%
Nilai Pajak (Rp) 0 76.000 2.000
Admin bulanan (Rp) 0 0 15.000 x 12
Hasil investasi (Rp) 10.679.000 10.304.000 9.828.000
Keuntungan (Rp) 679.000 304.000 -172.000

Berdasarkan hasil simulasi di atas, RDPU memberikan return yang paling besar diantara deposito dan tabungan bank.

Dengan modal yang sama yaitu Rp 10 juta, RDPU bisa menghasilkan keuntungan Rp 679 ribu dalam setahun.

Sedangkan untuk deposito hanya menghasilkan keuntungan Rp 304 ribu, dan untuk tabungan bank malah rugi Rp 172 ribu.

Sinar Mas Group Berduka, Inilah Para Pewaris Kekayaan Senilai Rp205 triliun 02 Eka Tjipta Widjaja 2 - Finansialku

[Baca Juga: Produk Investasi Apa yang Cocok untuk Saya?]

 

Jadi, kita bisa melihat bahwa kita tidak perlu kuatir akan penurunan kinerja reksadana yang hanya sebulan.

Hal itu dikarenakan potensi return RDPU tetap lebih besar jika dibandingkan dengan deposito ataupun tabungan.

Namun, perlu Anda catat bahwa return reksadana bisa naik ataupun turun tergantung dari kondisi pasarnya ya.

Jadi, hasil simulasi dengan investasi yang sebenarnya bisa lebih besar ataupun lebih kecil.

 

Berinvestasi di Reksadana

Sekarang Anda sudah mengetahui apa penyebab return reksadana pasar uang turun, kan? Salah satu penyebabnya adalah karena turunnya tingkat suku bunga acuan.

Walaupun reksadana pasar uang mengalami penurunan return tapi reksadana pasar uang tetap lebih menarik jika dibandingkan dengan deposito ataupun tabungan bank.

Dengan begitu, maka reksadana pasar uang tetap bisa Anda jadikan pilihan dalam berinvestasi ya.

 

Jadi, sudahkah Anda berinvestasi rekadana pasar uang? Silahkan berikan komentar dan pendapat Anda di kolom yang telah tersedia. Semoga artikel ini bermanfaat. Terimakasih.

 

 

Sumber Referensi:

  • Redaksi. 8 Juli 2020. Jangan Khawatir, Ini Alasan Return Reksa dana Pasar Uang Bisa Turun. Bareksa.com – https://bit.ly/34iI8HV

 

dilema besar