Analisis Prospek PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA)

Analisis Prospek PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA)

Sebagai salah satu perusahaan energi yang berkontribusi membangkitkan listrik di berbagai daerah, bagaimana prospek bisnis TGRA?

Simak analisis prospek bisnis PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA) di artikel berikut ini.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Analisis Fundamental

Perseroan didirikan di Denpasar dengan nama “PT Mitra Megatama Perkasa”. Perseroan mulai beroperasi dan berfokus pada jasa teknik khusus mesin dan pemasok suku cadang untuk kebutuhan pembangkit listrik milik PLN terutama pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di daerah Bali dan menjalani lini bisnis untuk melayani pembangkit di Sumatera, NTT, dan Bali.

Mendukung target pencapaian kontribusi EBT sebesar 23% pada 2024 mendatang, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) meraih kontrak baru dengan ditandai kerjasama dengan PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA) untuk pembangunan proyek tenaga listrik baru dan terbarukan senilai Rp 12,5 triliun di Sumatera Utara dan di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, di mana perseroan akan menjadi kontraktor dalam pembangunan proyek milik Terregra.

Analisis Prospek PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA) 02

[Baca Juga: Prospek Diversifikasi Bisnis PT Adaro Energy Tbk. (ADRO)]

 

Dilansir dari neraca.id, President Director PT Terregra Asia Energy Tbk. menyatakan bahwa pemilihan Waskita sebagai kontraktor EPC dalam pembangunan 5 PLTMH dan 2 PLTA ini karena Waskita memiliki reputasi yang tidak diragukan lagi untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur besar dan berkualitas.

Disebutkan, 5 PLTMH yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara telah memiliki Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN serta kapasitas masing-masing 2×3,5MW (2 proyek), 2×4,9MW (1 proyek) dan 2x5MW (2 proyek) atau total kapasitas PLTMH adalah 42,98MW.

Terregra Asia Energy akan terus melakukan research and development untuk memberikan kontribusi yang berarti dalam pemenuhan kebutuhan EBT di Indonesia.

Kata Direktur Keuangan Terregra, Daniel Tagu Dedo, sumber dana untuk tujuh proyek pembangkit listrik akan berasal dari pembiayaan pinjaman maupun suntikan modal yang melibatkan lembaga keuangan dalam negeri.

Salah satu solusi untuk masalah ini tentu saja dengan penambahan modal, maka dari aksi korporasi untuk menambah modal baik berupa penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), atau biasanya lebih dikenal dengan nama rights issue, atau Penambahan Modal Tanpa HMETD alias private placement.

Rights issue dan private placement merupakan aksi korporasi di mana ketika ada keinginan dari perusahaan untuk menambah modal dan sudah meminta persetujuan dari pemegang saham perusahaan tersebut akan menerbitkan saham baru.

TGRA juga sedang menyiapkan tambahan modal lewat rights issue dan penerbitan green bond untuk mendukung pembangunan proyek tersebut.

Apabila dana hasil right issue digunakan untuk Ekspansi itu adalah perihal baik, jika penambahan modal ini digunakan untuk membayar utang, apalagi bila digunakan untuk transaksi afiliasi, ini bisa menjadi sinyal bahwa dana investor tidak digunakan dengan baik.

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Kinerja Keuangan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (TGRA)

Untuk kinerja keuangan TGRA di 2020, mencatatkan koreksi atas revenue dan net profitnya dibanding 2019. Tertekannya operasional industri dan permintaan di semester I hingga Q3 2020 akibat pandemi Covid-19, namun TGRA berhasil menjalin kerja sama di 2021 ini.

TGRA mencatatkan Rugi bersih sebesar Rp 7,6 miliar, menyusut tajam dibanding tahun 2019 periode yang sama.

revenue TGRA

TGRA Data: rivankurniawan

 

Jika melihat aset TGRA Q3 2002 mencatatkan pernurunan atas aset sebesar 19,46% menjadi Rp 451 miliar. Memiliki kas internal yang cenderung minim karena terkoreksi hingga 93% menjadi Rp 360 juta dari Rp 5,4 miliar.

aset TGRA

TGRA Data: rivankurniawan

 

Liabilitas TGRA mengalami penurunan 50% menjadi Rp 100,5 miliar per Q3 2020, penurunan ini berasal dari utang kepada pihak berelasi yang berkurang drastis hingga Utang Bank.

Beban pokok penjualan berhasil ditekan sebesar 56,4% menjadi Rp 6,9 miliar dibanding akhir Q3 2019 yang tercatat sebesar Rp 11,3 miliar

Liabilitas TGRA

TGRA Data: rivankurniawan

 

Dari laporan keuangan perseroan per Q3 2020 TGRA (idx.co.id), kinerja keuangan TGRA di 2020 ini mengalami Rugi dengan pendapatan pada akhir Q3 tahun 2020 tercatat sebesar Rp 8,8 miliar atau turun 56,49% dibanding periode yang sama tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp 20,4 miliar

Kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV)-nya yang ada di 2,2x, ini mengindikasi TGRA tergolong overvalued dalam industri ini.

Untuk Price to Earning Ratio TGRA ada di minus 233,15x. Sedangkan Return on Equity TGRA pada 2020 bahkan minus 1% karena memang tidak mencetak laba malahan Rugi bersih.

Pemain lainnya di bidang ini seperti WIKA PBV 1,19x, MEDCO memiliki PBV 0,93x hingga Adaro Energy PBV 0,77x

ROE TGRA

TGRA Data: rivankurniawan

 

Pendapatan dari segmen Pembangkit Listrik Tenaga Hidro menjadi yang terbesar berkontribusi bagi perseroan, menyumbang Laba sebesar Rp 335 juta dan Segmen Sewa Rp 57,7 juta.

Namun, segmen lainnya mencetak Rugi pada Q3 2020, yakni pembangkit listrik tenaga surya hingga segmen perdagangan. Akibat kerugian dari segmen tersebut, laba/rugi konolidasian menjadi Rugi bersih Rp 2,5 miliar.

Consolidated financial statements as of Sept 30, 2020 TGRA

Informasi Segmen: Consolidated financial statements as of Sept 30, 2020

 

Analisis Teknikal PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA)

Hingga perdagangan market Sesi I – 07 Januari 2021 tren IHSG mengalami penguatan 1,21%. TGRA diperdagangkan pada harga 286/lembar menguat hingga 9,16% terlihat aksi beli yang kuat pada Sesi I perdagangan TGRA hari ini dan kemarin yang mencapai bullish 34,36%.

Level kenaikan tersebut mendekat batas auto reject atas alias ARA. Pergerakan harga yang jatuh sejak Akhir 2019 kembali menguat sejak September 2020.

Saham TGRA naik adalah sentimen positif yang datang bersamaan dengan saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. yang menguat 10,3%, TGRA dan WSKT mengumumkan kerja sama pembangunan tujuh proyek pembangkit listrik senilai Rp 12,5 triliun.

Teknikal TGRA

Jika melihat histori pergerakan saham TGRA secara yoy bullish 130,6% sedangkan 3 bulan terakhir sudah bullish 153,1%.

Indikator MACD berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang kuat di perdagangan awal 2021, ada kemungkinan bullish akan berlanjut.

Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu daily terlihat sinyal akan memasuki overbought momentum. TGRA saat ini berada diatas Moving Average. Untuk indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk pola bullish. TGRA mengalami bullish reversal sejak November 2020, yang membuka peluang kenaikan harga saham hingga 305. TGRA saat ini masih sangat jauh untuk mencapai harganya di 2019 lalu.

Jika bertahan di posisi saat ini maka ada peluang menuju 310-350. Jika berbalik arah maka bisa take profit di kisaran harga 199.

Potensi pelemahan IHSG dan beberapa saham bisa saja terjadi dan bersifat temporer karena panic selling terkait dengan kebijakan pemerintah untuk memberlakukan PSBB ketat di Jawa dan Bali.

 

Outlook PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA)

TGRA menargetkan sebanyak 9 proyek pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dapat beroperasi hingga 2025 mendatang. Kesembilan proyek tersebut terdiri dari 7 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang seluruhnya berada di Sumatera Utara dan 2 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Aceh.

Dua proyek pembangkit listrik berbasis EBT ini ditargetkan dapat beroperasi pada 2021. Keduanya adalah PLTM Batang Toru 3 di Tapanuli, Sumatera Utara dengan kapasitas 10 megawatt (MW) dan PLTM Sisira di wilayah Parlilitan dengan kapasitas 9,8 MW.

PLTM Batang Toru 4 dengan kapasitas 10 MW, ditargetkan masuk tahap COD di tahun 2022, Sementara itu, dua proyek large hidro yakni PLTA Teunom 3 berkapasitas 135 MW di Aceh Jaya ditargetkan beroperasi pada 2024 dan PLTA Teunom 2 berkapasitas 240 MW dengan target tahun 2025.

Sektor EBT akan terus bertumbuh seiring dengan strategi dan vitalnya kebutuhan energi listrik dalam mendukung perkembangan ekonomi dan tren EBT secara global guna menjaga bumi lebih hijau.

Pemerintah yang membidik target rasio elektrifikasi hingga 100 persen pada 2030. Kebutuhan listrik juga diproyeksikan naik signifikan hingga lebih dari 6 kali menjadi 1.205 TWh (terawatt hour) pada 2050 untuk skenario dasar atau mencapai 1.491 TWh untuk skenario tinggi.

Mayoritas pendapatan usaha TGRA berasal dari Diamond Energy Pty Ltd. sebesar Rp 4,69 miliar dan perusahaan setrum pelat merah, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebanyak Rp 4,04 miliar.

Pada 2021, Terregra Asia Energy menyiapkan capital expenditure (capex) di kisaran Rp 30 miliar hingga Rp 50 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk biaya konsultasi, perizinan, dan pembebasan lahan.

Ada tantangan di setiap bisnis, untuk pembangkit listrik dan energi diantaranya: Mencari pendanaan lokal yang kompetitif (baik tenor maupun bunga), mencari mitra yang memiliki kompetensi yang sesuai dan mendapatkan kontraktor dengan harga yang bersaing.

 

Kesimpulan

Sebagai perusahaan Indonesia, bergerak dan mengambil bagian dalam menciptakan energi berkelanjutan bagi negara kita, TGRA saat ini dihargai overvalued jika dibandingkan perseroan dengan bisnis sejenis di sektornya, TGRA juga belum mencapai harga nya pada tahun 2019.

Melalui kerja sama dan ekspansi bisnis ke depannya, dengan kualitas keuangan perseroan yang masih mencetak rugi, TGRA Menghadapi tantangan perekonomian yang dinamis dan fluktuatif.

Tantangan dari pengelolaan keuangan perseroan juga menjadi PR di tahun ini, kas yang minim dan masih mencetak Rugi bersih per laporan terakhir yang di-upload Q3 2020 saat tulisan ini ditulis.

Proyek dan kerja sama di tahun 2021 menjadi peluang dan kesempatan untuk emiten bisa mencetak laba bersih.

Untuk para trader yang mencari momentum TGRA yang bullish setelah perjanjian kerja sama wajar terjadi, untuk para long-term investment kokohnya fondasi keuangan sebuah perseroan dan analisa lebih lanjut terkait bisnis kedepannya sangat disarankan untuk dilakukan.

 

Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

 

Itulah analisis saham TGRA dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.

Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.

 

Sumber Referensi:

  • Aplikasi IPOTGO
  • Annual Report PT Terregra Asia Energy Tbk (www.idx.co.id)
  • Bisnis.com

 

Sumber Gambar:

  • Aplikasi ChartNexus
  • Consolidated Financial Statements TGRA, Sept 2020
  • http://bit.ly/397mHvK
  • http://bit.ly/3rVKLdA

 

dilema besar