Punya masalah keuangan keluarga, misalnya cicilan yang nggak diketahui suami. Ingin jujur, tapi nggak tahu cara ngomongnya?
Coba cari tahu tips dari salah satu perencana keuangan Finansialku satu ini, yuk!
Summary
- Setiap pasangan yang akan menikah harus terbuka soal segala hal, termasuk keuangan.
- Batasi besaran total cicilan sebanyak 30-35% saja dari penghasilan rumah tangga secara keseluruhan.
Balada Bayar Cicilan Bareng Pasangan
Ijab kabul merupakan salah satu penanda kalau kamu dan pasangan sudah siap mengemban tanggung jawab baru sebagai satu kesatuan.
Menyingkirkan ego masing-masing untuk mendapatkan jalan keluar atas setiap permasalahan yang nantinya bakal hilir mudik datang.
Termasuk membicarakan soal kompromi akan kebiasaan masing-masing yang mungkin akan jadi pemicu pertengkaran kecil nan menggemaskan.
Hal ini juga termasuk pada kebiasaan mengatur keuangan sebelum masing-masing dipertemukan.
Soal riwayat cicilan, hingga seluruh tanggungan yang sedang berjalan, baik buat diri sendiri atau pun keluarga.
Meski di awal pernikahan ini terlihat seperti bukan masalah besar, nyatanya, nggak sedikit pasangan yang merasa keberatan dan menjadi hal yang selalu diungkit kala terjadi pertengkaran.
[Baca Juga: Mengenal Konsep ‘Money Jar’ Untuk Atur Keuangan Rumah Tangga]
Memang nggak semua orang menganggap ini jadi masalah, beberapa di antara mereka bisa dengan legowo menerima, dan mengusahakannya bersama hingga cicilan lunas nanti.
Kedua kemungkinan ini tentu akan dihadapi oleh semua pasangan di dunia, termasuk kita.
Memiliki suami yang mau berusaha untuk menyelesaikan segala permasalahan dengan kepala dingin adalah tipe ideal semua perempuan, tapi nggak semua manusia punya pola pikir yang sama.
Inilah kenapa para perencana keuangan Finansialku selalu merekomendasikan setiap pasangan untuk terbuka soal segala hal, termasuk keuangan keluarga.
Hal ini akan menghindarkan kamu dan pasangan dari segala kecurigaan yang mungkin saja bakal terjadi di masa depan.
Sementara yang kerap terjadi di lapangan adalah, salah satu pasangan yang tidak jujur tentang kondisi keuangan keluarga atau hal-hal yang menjadi tanggungannya saat itu.
Misalnya, istri yang diam-diam harus menanggung beban cicilan keluarga dengan nominal yang cukup banyak, yang membuat kebutuhan rumah tangga sedikit dinomorduakan.
Laurensia Nathania, BA, CFP, salah satu perencana keuangan Finansialku, mengatakan bahwa membahas cicilan dengan pasangan adalah sesuatu yang perlu dilakukan.
Ini adalah salah satu bentuk keterbukaan finansial dengan pasangan, karena utang istri atau suami nantinya akan ditagihkan ke pasangannya jika tidak mampu bayar.
Selain cicilan keluarga, cicilan utang yang terjadi sebelum menikah juga harus turut dibicarakan, karena Laurensia mengatakan kalau hal ini berarti ada porsi penghasilan suami dan istri yang akan digunakan untuk melunasi cicilan tersebut.
Ini juga akan berpengaruh pada arus keuangan keluarga, termasuk tujuan keuangan pasangan, karena artinya, membutuhkan waktu yang lebih panjang dari tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya.
Dampak-dampak yang seperti efek domino ini kemudian yang kemungkinan besar jadi pemicu munculnya masalah yang lebih besar.
[Baca Juga: 8 Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga, Mudah & Efektif!]
Ada dua tips sederhana yang bisa dilakukan untuk membicarakan hal sensitif ini dengan pasangan, yaitu:
- Buat momen yang tepat untuk membicarakan permasalahan ini, misalnya ketika bersantai, makan bersama, atau momen-momen rileks lainnya.
- Minta bantuan orang ketiga, seperti Laurensia, seorang perencana keuangan yang bisa kamu andalkan untuk membantu memecahkan permasalahan keuanganmu.
Sebagai perencana keuangan, Laurensia akan menjadi penengah yang memberikan pandangan objektif tanpa ada intervensi dari pihak mana pun.
Untuk mendapatkan bantuan dari Laurensia, kamu bisa menghubunginya lewat WhatsApp di nomor: +62851 5866 2940 atau dengan menekan banner di bawah ini.
Cara Mengatur Keuangan Keluarga
Membicarakan permasalahan utama saja tentu nggak cukup untuk kamu dan pasangan. Kehadiran solusi adalah hal yang diperlukan.
Laurensia menekankan untuk membatasi besaran total cicilan sebanyak 30-35% saja dari penghasilan rumah tangga secara keseluruhan.
Maka dari itu, untuk mendapatkan angka yang sesuai dan tepat, kamu perlu benar-benar jujur kepada pasangan dan tidak menyembunyikan satu jenis cicilan pun pada pasangan.
Karena jika tidak jujur, maka tidak menutup kemungkinan pasanganmu merasa kalau besaran cicilan masih berada di zona aman, akhirnya memutuskan untuk memiliki cicilan lain.
“Jangan sampe misalnya pasangannya nggak tau, nih, udah ada cicilan pribadi, lalu mereka memutuskan ambil KPR sampe melebihi 35% penghasilan keluarga.” Kata Laurensia.
Nah, itu dia tips sederhana dan mudah dilakukan untuk kamu yang memiliki permasalahan tentang cicilan yang disembunyikan dari suami.
Apakah kamu punya pertanyaan lain yang belum terjawab terkait ini? Kalau ada, tuliskan pertanyaanmu di kolom komentar, ya!
Editor: Ratna SH
dilema besar