Apakah Anda pernah bertanya-tanya, mengapa cicilan bank syariah lebih mahal? Untuk tahu alasannya mari simak artikel Finansialku berikut ini.
Mari kita simak, hingga tuntas.
Rubrik Finansialku
Bank Syariah
Bank ini adalah bank yang didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam dalam bidang muamalah ke dalam transaksi keuangan dan perbankan.
Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah adalah larangan praktik riba dalam berbagai bentuk transaksi, melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan yang sah, dan upaya menyuburkan zakat.
Bank syariah ini tidak boleh masuk ke dalam pembiayaan yang mengandung unsur yang dilarang, misalnya pembiayaan perusahaan rokok, perjudian, peternakan babi, dan usaha-usaha haram lainnya.
Perbedaan dan Persamaan dengan Konvensional
Bank syariah ini memiliki beberapa persamaan dengan bank konvensional seperti dari teknis penerimaan uang, teknologi informasi yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan, laporan keuangan dan sebagainya.
Tapi, tetap ada aspek perbedaan mendasar, di antaranya terkait dengan aspek legal, kelembagaan dan prinsip distribusi pendapatan.
Ditinjau dari aspek legal, seluruh produk dan transaksi yang ada di bank ini didasarkan pada akad-akad yang syariah yang harus dipenuhi syarat dan rukun-nya.
[Baca Juga: Diminati Masyarakat, Bagaimana Prospek Bank Syariah Ke Depannya?]
Untuk produk pendanaan (funding), produk tabungan, giro dan deposito dilandasi dengan akad wadiah (titipan) dan atau mudharabah (bagi-hasil).
Sedangkan pada produk pembiayaan, ada beberapa akad yang dapat digunakan, seperti akad jual beli (murabahah, istishna’, salam), akad bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), maupun akad sewa (ijarah, ijarah muntahia bit tamlik), dan sebagainya yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.
Mengapa Cicilan Pembiayaan Bank Syariah Lebih Mahal?
Kehadiran bank ini memberikan lebih banyak opsi produk keuangan kepada masyarakat.
Seperti halnya pada pembiayaan di bank konvensional, pinjaman dana tunai syariah bisa diakses oleh siapapun yang membutuhkan suntikan dana.
Baik itu untuk kepentingan bisnis maupun untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif.
Salah satu alasan pembiayaan syariah lebih mahal karena rata-rata bank ini masih kecil.
Belum ada syariah yang buku IV. Perlu diketahui bahwa ada hubungan antara ukuran sebuah bank dengan kemampuan penyaluran pembiayaan.
[Baca Juga: Yakin Bank Syariah Anti Riba? Cari Tahu Kebenarannya Sekarang!]
Bank bisa menekan biaya modal jika institusi itu berupa bank transaksional.
Bank ini mendapatkan dana murah dari tabungan dan giro.
Bank konvensional skala besar bisa menjadi bank transaksional karena memiliki kemampuan yang tinggi dan infrastruktur yang banyak, seperti jumlah ATM yang banyak dan mobile banking yang bagus.
Jadi, orang mau menabung di sana, tidak hanya untuk deposito. Kondisi ini membuat angka tabungan bank itu dan giro menjadi tinggi.
Dengan begitu, modal bank bisa murah. Meskipun lebih mahal daripada konvensional.
Namun bank syariah memiliki akad yang bisa memberikan nasabah ‘flat rate’ yakni akad Murabahah yang cicilan-nya tetap hingga perjanjian selesai.
Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala KARYAWAN
Download Sekarang, GRATISSS!!!
Contoh Pembiayaan Bank Syariah
Contoh pembiayaan bank syariah misalnya, Sobat Finansialku hendak membeli rumah dan mengajukan permohonan pembiayaan perumahan dengan skema akad mudharabah.
Setelah permohonan pembiayaan disetujui, bank akan membelikan rumah tersebut dan kemudian menjual kepada Sobat Finansialku dengan margin keuntungan.
Nah, margin keuntungan ini sebelumnya sudah didiskusikan antara bank dan nasabah ya.
Ketika sudah disepakati, kamu mencicil pembelian sesuai waktu yang telah disepakati.
Kamu juga harus tahu bahwa dengan akad ini margin keuntungan yang dibayar nasabah ke bank tidak akan berubah hingga cicilan lunas.
Jumlah margin yang ditetapkan, tergantung bank menilai nasabah seperti memasukkan unsur biaya, risiko dan lain-lain.
Tidak jauh berbeda dengan akad Musyarakah, yakni perjanjian pembiayaan antara bank syariah dengan nasabah yang membutuhkan pembiayaan.
Di sini bank dan nasabah secara bersama-sama membiayai usaha atau proyek yang dikelola bersama.
Namun tetap atas prinsip bagi hasil sesuai dengan penyertaan. Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan di awal perjanjian.
Setelah membaca artikel ini, semoga Sobat Finansialku lebih mengerti mengenai perbankan syariah.
Bagikan artikel ini pada Sobat Finansialku lainnya agar lebih bermanfaat dan berikan komentar kamu pada kolom di bawah ini.
Tetap Setia Dengan Bank Syariah
Mungkin Anda adalah nasabah dari bank syariah,dan pertanyaan di atas pernah ada dalam benak Anda.
Kini Anda telah menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Untuk menjaga keuangan Anda dari riba alangkah baiknya Anda tetap setiap pada bank yang sesuai dengan ketentuan hukum islam.
Penutup
Rencanakan keuangan pribadi Anda sesuai dengan ketentuan Islam yang berlaku.
Setelah mengetahui alasan mengapa lebih mahal, pasti Anda akan memahami hal tersebut bukan?
Oleh karena itu mari bagikan artikel ini kepada rekan dan sahabat Anda untuk mereka juga paham dan tidak beranjak dari bank syariah seperti Anda. Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Arie Dwi Budiawati. 26 Oktober 2018. Mengapa Cicilan di Bank Syariah Lebih Mahal?.Dream.co.id – https://bit.ly/3iYIlFP
- JTO. 31 Mei 2014. Mengenal Bank Syariah di Indonesia. Cekaja.com – https://bit.ly/2FHtUHV
- Febriana Laucereno. 1 Maret 2018. Kok Bisa ‘Bunga’ di Bank Syariah Lebih Tinggi? Ini Penjelasannya.detik.com – https://bit.ly/2EkLWiB
dilema besar