Finansialku bekerja sama dengan KALM meliterasi masyarakat untuk keluar dari hubungan toxic dengan keuangan.
Simak keseruannya berikut ini.
Rubrik Finansialku
Finansialku Berkolaborasi Dengan KALM Membicarakan Toxic Relationship with Money
BANDUNG – Setiap orang memiliki ciri kepribadiannya masing-masing, begitu pula dalam hal mengatur keuangan. Menjaga keuangan tetap sehat, sangat penting untuk kehidupan yang seimbang.
Namun nyatanya, tidak semua memiliki pengelolaan keuangan yang sehat. Hal ini menyebabkan rentan terjebak dalam toxic financial habit.
Untuk meliterasi kepada masyarakat bagaimana menghilangkan kebiasaan tersebut, Finansialku.com berkolaborasi bersama KALM dengan mengadakan webinar Zoom pada Jum’at, 26 Februari 2021 pukul 19.00 – 21.00 WIB.
Adapun topik yang dibahas adalah “Toxic Relationship With Money: ‘Aku Takut Miskin’ vc ‘Aku Hidup Cuma Sekali’”.
Dengan jumlah peserta 36 orang yang didominasi oleh wanita, acara ini dibawakan oleh Karina Negara (Chief Psychologist & Co-Founder KALM), dan Widya Yuliarti (Financial Planner Finansialku.com).
Toxic Financial Habit
Karina menjelaskan, terdapat dua tipe individu dengan toxic financial habit, yaitu individu yang sering mengeluarkan uang tanpa perencanaan, dan individu yang takut mengeluarkan uang bahkan untuk keadaan darurat sekali pun.
Alasan di balik mengapa orang punya toxic habits adalah bisa jadi karena sejak kecil kita diajarkan atau ditanamkan cara pandang tertentu mengenai uang. Selain itu, orang tua tidak mendidik anaknya untuk mengatur keuangan yang baik seperti apa.
Dalam sebuah survei lain, 43 persen dari perilaku keseharian individu merupakan hasil dari kebiasaan. Tentu saja, untuk membentuk kebiasaan baru dibutuhkan minimal 18 hari. Sehingga, Karina berpendapat, “Anak kecil melihat, maka anak kecil akan lakukan. Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali,”.
#1 Faktor yang Memengaruhi Terbentuknya Financial Habit
Karina berkata, “Kalau kita sudah besar kita percaya dengan apa yang kita percaya waktu kecil,”. Oleh karena itu, berikut ini beberapa faktor mengapa financial habit bisa terbentuk.
Ekternal
- Ekspektasi sosial terhadap laki-laki atau sosial,
- Kebiasaan keuangan keluarga inti dan keluarga besar,
- Lingkungan sosial, seperti sekolah, tempat ibadah, dll,
- Sosial media.
Internal
- Kecerdasan intelektual,
- Kecerdasan emosional,
- Berbagai aspek kepribadian, seperti self-control, self-esteem, kemurahan hati, asertivitas, dll,
- Tafsiran spiritual tentang uang.
#2 Alasan Kebiasaan Buruk Susah Hilang
Karina menjawab, alasan kebiasaan buruk susah hilang adalah karena pemicunya bisa dari peristiwa atau hal yang memicu perasaan. “Akhirnya proses berpikir kurang matang bahkan di-skip total. Reaksi cemas pun muncul dari pemicu. Akhirnya, konsekuensinya harus memberi hadiah kepada diri sendiri,” jelasnya.
Alasan lainnya bisa karena dampak buruk toxic financial habits ini tidak langsung terjadi atau terasa, sehingga pengulangan kebiasaan buruk akan terus terjadi hingga akhirnya menyesal di kemudian hari.
- Lingkungan yang Mendukung
Pengakuan atau dukungan dari lingkungan untuk terus berbuat kebiasaan buruk juga menjadi faktor alasannya. Sehingga, penting rasanya untuk memilah-milah lingkungan yang baik agar tidak gampang boros dalam hal keuangan.
Mengelola Keuangan dengan Bijak
Setelah mengetahui kebiasaan buruk dalam keuangan, selanjutnya Widya Yuliarti, CFP, menjelaskan mengenai kelola keuangan dengan bijak seperti berikut ini.
#1 Kenali Keuanganmu
Kata Widya, dalam realita kehidupan, masih banyak orang yang belum kenal sama keuangannya sendiri. Kalau kita tidak kenal, maka kita tidak akan sayang sama uang sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan financial check up melalui aplikasi Finansialku.
Fungsi dari financial check-up adalah untuk mengetahui posisi keuangan saat ini, mengetahui masalah keuangan yang harus diperbaiki, tahu apa yang harus dilakukan pertama kali dalam mengatur keuangan, dan tidak menebak-nebak keuangan sendiri.
#2 Save Your Money, Save Yourself
“Kalau kita bisa menabung, itu artinya kita bisa menyelamatkan diri kita,” jelas Widya.
Dalam financial planning, Finansialku memiliki piramida keuangan untuk menentukan skala prioritas. Yang paling bawah membicarakan keamanan keuangan melalui punya dana darurat, asuransi sebagai proteksi, arus kas, utang piutang, dan manajemen risiko. Semakin aman keuangannya, maka semakin kuat fondasi perencanaan keuangannya.
Berlanjut pada urutan kedua, terdapat kenyamanan keuangan dengan mulai memikirkan tujuan keuangan yang kita inginkan. Terakhir, ada distribusi keuangan melalui waris, wakaf, hibah kepada orang yang disayangi atau yang membutuhkan.
#3 Pikirkan Tujuan Keuangan
Dalam tujuan keuangan, Widya memaparkan ada tiga cara agar mudah tercapai, yaitu mulai rencanakan tujuan keuangan dari jangka pendek (0-2 tahun), jangka menengah (3-5 tahun), dan jangka panjang (Di atas 5 tahun).
Tentu saja, pilihan instrumen investasi untuk menyimpan tujuan keuangan ada banyak, di antaranya saham, obligasi, emas, P2P Lending, reksa dana, sukuk, dan lainnya.
Finansialku berkomitmen untuk terus memberikan literasi keuangan dan produknya dengan berbagai platform digital.
Jika Anda memiliki topik yang ingin Finansialku bahas? Anda bisa memberikan melalui kolom komentar dibawah ini.
Jika perusahaan Anda membutuhkan CFP Finansialku dalam meningkatkan kesejahteraan keuangan karyawan Anda? Anda bisa hubungi Finansialku melalui Instagram (@finansialku_com), twitter (@finansialku) atau melalui Website kami.
dilema besar