KoFi atau kopi darat Finansialku kembali hadir pada Sabtu (27/03) berkolaborasi dengan Pegadaian membahas The Psychology of Money: Ada Apa Dengan Quarter Life Crisis?
KoFi (Kopi Darat Finansialku) Bahas Quarter Life Crisis
JAKARTA – Permasalahan yang sering dihadapi oleh pemuda berusia sekitar 20 – 30 tahun atau yang sering disebut dengan quarter life crisis selalu menjadi momok tersendiri. Kecemasan sering timbul seiring dengan bertambahnya usia.
Kasus yang paling sering terjadi adalah membandingkan kondisi diri sendiri dengan orang lain. Ketika melihat teman sebaya sudah hidup berkecukupan, memiliki mobil, menggapai prestasi yang gemilang, sedangkan kita masih saja berjalan di tempat yang sama.
Berangkat dari permasalahan ini, Finansialku bersama Pegadaian kembali berkolaborasi dalam acara KoFi atau Kopdar Finansialku dengan tema “The Psychology of Money: Ada Apa dengan Quarter Life Crisis?”.
Pada kesempatan kali ini, Finansialku menghadirkan tiga narasumber hebat, yaitu perencana keuangan Finansialku, Harryka Joddy, CFP®; Assistant Manager II PT. Pegadaian (Persero), Muhamad Reza; dan Jenny Jusuf, seorang penulis skenario dan women’s empowerment advocate.
Umumnya, anak muda mempunyai ekspektasi di umur 25-an sudah bisa membeli rumah, mobil, pelesir ke luar negeri, dsb. Namun, saat dihadapkan dengan realita malah menjadi down dan insecure karena belum mencapai impian tersebut.
Hal ini memang wajar terjadi dan merupakan proses pendewasaan dan penemuan jati diri. Menurut Jenny Jusuf, quarter life crisis pemuda/i Indonesia berkutat pada faktor karir, finansial, dan percintaan.
Di mana di usia tersebut mereka ingin memiliki pekerjaan yang bagus dengan gaji tinggi dan bersiap untuk pernikahan. Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya, menganggur, tidak ada penghasilan dan tidak memiliki pasangan.
Pada usia peralihan dari remaja menuju dewasa, mayoritas orang masih ingin bersenang – senang dengan penghasilan yang baru mereka dapatkan. Perilaku boros seperti ini tanpa sadar akan membawamu menuju lubang kesengsaraan lainnya.
Bisa saja karena ingin terlihat keren, memaksakan diri membeli barang branded yang ujung-ujungnya harus berutang. Atau, bagi kaum sandwich generation dengan pendapatan yang tak seberapa harus menghidupi orang tua. Tentu hal ini bukan sesuatu yang bisa dikatakan menyenangkan.
Meskipun terlihat seperti jurang tanpa dasar, quarter life crisis pasti bisa dilalui. Selesaikan masalah satu per satu. Mulai dari mencari pendapatan baik dengan bekerja maupun berbisnis. Ketika sudah mendapatkan penghasilan, jangan lupa untuk mengatur anggaran.
Hal ini dimaksudkan agar kamu memiliki finansial yang sehat. Usahakan segera melunasi utang, mengumpulkan dana darurat, dan belajar investasi. Dengan begitu, kamu dapat mengurangi kekhawatiran akan keuanganmu.
Seperti yang dijelaskan oleh Harryka Joddy, CFP®, bahwa dalam mencapai merdeka finansial dapat berpedoman pada piramida perencanaan keuangan Finansialku. Di dalamnya dijelaskan bahwa ada urutan prioritas dalam mengelola uang. Pertama, penuhi keamanan keuangan dengan memiliki dana darurat dan asuransi.
Kedua, mulai berjuang untuk meraih kenyamanan keuangan dengan berinvestasi. Terakhir, baru distribusikan kekayaan. Tampaknya, ribet dan membutuhkan waktu lama, ya, tapi “trust the process” maka kamu akan menikmati setiap detiknya.
Investasi mulai merambah ke kalangan anak muda akhir-akhir ini. Namun, karena seolah menjadi tren, banyak yang hanya ikut-ikutan saja tanpa tahu betul apa yang dilakukannya. Padahal, dalam berinvestasi itu memiliki risiko kerugian yang dapat terjadi suatu saat nanti.
Maka dari itu, penting untuk mempelajari produk investasi yang cocok untuk meraih tujuan keuangan.
Salah satu investasi yang paling aman bagi anak muda yang sebagian besar merupakan pemula, yaitu investasi emas. Seperti yang disebutkan oleh Muhamad Reza, investasi emas memberikan banyak keuntungan sekaligus kemudahan.
Investasi emas merupakan investasi yang sudah ditetapkan halal oleh MUI. Emas pun akan disimpang dengan aman serta dapat dicetak jika ingin memiliki bentuk fisiknya. Selain itu, emas relatif aman dari inflasi dan mudah dicairkan. Emas merupakan produk investasi jangka panjang.
Karena di atas sudah dibahas cara menghadapi quarter life crisis dari segi keuangan, Jenny Jusuf memberikan tips bagaimana menghadapi masalah tersebut dari sisi yang berbeda.
Pertama, jadikan setiap langkah yang kamu ambil sebagai pembelajaran. Kejadian buruk atau baik pasti akan memberikan dampak bagi kehidupanmu di masa depan. Didukung dengan pepatah yang mengatakan pengalaman adalah guru terbaik.
Kedua, miliki ketahanan diri dan independensi. Belajarlah untuk mandiri, karena pada fase ini kamu harus bisa mengandalkan diri kamu sendiri. Meskipun begitu, penting untukmu memiliki support system, baik itu keluarga, teman terdekat atau pasangan.
Ketiga, selalu ingat bahwa setiap orang memiliki waktu dan kecepatan masing-masing dalam hidupnya. Sangat tidak baik jika kamu terus menerus membandingkan diri dengan orang lain.
Sebenarnya, yang berbeda adalah mereka sudah sampai tujuan dan kamu masih dalam perjalanan menuju kesana. Kalau kamu hanya focus atas hidup orang lain, maka hidupmu sendiri yang akan terbengkalai.
Keempat, if you look at other, look as inspiration not comparison. Buang jauh – jauh perasaan iri dengki terhadap kesuksesan orang lain. Jadikanlah keberhasilan orang sebagai motivasi untuk terus maju alih alih benci.
Terakhir, tidak lupa untuk memperhatikan dan menjaga diri sendiri atau self–care. Karena seberapa besar impian kamu, sekuat apapun kamu berusaha menggapainya, kalau roda penggeraknya alias tubuhmu sendiri tidak berfungsi dengan baik, maka kamu tidak akan sampai ke tujuan.
Punya pertanyaan seputar event ini atau tertarik berkolaborasi dengan kami? Anda dapat menghubungi Hicary@finansialku.com
Atau +62 812-1459-4195
Jangan sampai ketinggalan informasi seputar keuangan, ikuti terus berita terbaru kami melalui media sosial Finansialku!
dilema besar