Sobat Finansialku, kita belajar bersama yuk mengenai sideways. Kita kupas tuntas di sini, jadi jangan ke mana-mana lagi ya…
Selamat membaca.
Rubrik Finansialku
Sideways Adalah?
Sobat Finansialku, sudah familiar dengan istilah sideways? Dalam dunia trading, ini menjadi suatu kondisi yang sangat mungkin dialami para investor atau trader saham.
Seperti diketahui, saat berinvestasi saham, kita bisa mendapat saham perusahaan yang prospeknya gemilang atau berada di harga resistan puncak.
Kondisi seperti ini disebut juga bullish, yaitu ketika bursa harga saham, obligasi, dan komoditas yang diperdagangkan meningkat dalam jangka waktu cukup lama.
Hal ini disebabkan pembeli lebih banyak dari pada penjual, maka harga pun mengalami kenaikan. Namun, dunia trading itu seperti roda yang berputar.
[Baca Juga: Nabung Saham Ketika Kritis: Peluang Atau Ancaman?]
Bullish tidak akan terjadi selamanya, sehingga investor dan trader saham harus siap ketika terjadi penurunan atau disebut bearish. Kebalikannya dari bullish, bearish terjadi ketika jumlah penjual lebih banyak dari pembeli.
Biasanya, ketika hal ini terjadi akan muncul aksi jual bersamaan atau panic sell. Nah, selain bullish dan bearish, ada kalanya investor atau trader saham berada di fase sideways.
Sideways adalah kondisi pasar yang datar dan cenderung penuh keraguan. Hal ini disebabkan faktor bullish dan bearish yang sama-sama kuat.
Melansir laman Sahamgain.com, ketika sideways terjadi, pasar tengah berada di fase konsolidasi yaitu proses mencari pergerakan harga baru, setelah berada pada tren tertentu, yaitu naik atau turun.
Sehingga arah pergerakan saham berikutnya bisa mengalami kenaikan atau penurunan.
Namun yang jadi PR besar setelah kondisi sideways adalah, tidak akan ada yang tahu apakah market akan naik atau turun. So, investor maupun trader harus berhati-hati saat menghadapi kondisi ini.
Indikator Pendeteksi Sideways Adalah
Kondisi sideways bisa menjadi momen yang tepat untuk menahan diri dari aktivitas trading.
Saat terjadi kondisi ini, biasanya akan ditandai dengan terbentuknya gunung kecil, dan lembah yang dangkal dengan candle hijau dan merahnya berbentuk pendek-pendek, pergerakan market stabil tidak naik tidak juga turun.
Mengambil langkah untuk melakukan trading ketika market sedang sideways terlalu berisiko, karena cukup sulit dan berbahaya.
Supaya bisa keluar dari pasar ketika sedang sideways, coba gunakan indikator pendeteksi sideways ini.
Ciri Indikator Pendeteksi Sideways Adalah
Sobat Finansialku, ada beberapa indikator untuk mendeteksi kondisi pasar sideways sehingga Anda bisa memperkirakan waktu yang tepat untuk keluar dan masuk kembali ke market.
Melansir laman seputarforex.com, indikator yang digunakan untuk mendeteksi sideways tidaklah sembarangan.
Baik itu yang sederhana sampai rumit sekalipun, harus memenuhi beberapa kualifikasi, di antaranya:
- Analisis yang komprehensif tentang volume trading;
- Perhitungan deviasi relatif dan absolut dari nilai rata-rata;
- Perhitungan kekuatan pasar (analisis Supply And Demand saat ini);
- Perhitungan pergerakan di waktu mendatang (berdasarkan harga dan waktu);
- Tampilan visual tergantung pada jenis indikator.
Hal yang perlu diperhatikan, indikator untuk pasar ini sangat mengutamakan logika dengan karakteristik khusus yang menampilkan channel harga dengan batasan, arah, dan tingkat volatilitas.
Gabung Sekarang! Komunitas BELAJAR SAHAM Finansialku
Contoh Indikator Pendeteksi Sideways
Terdapat beberapa indikator pendeteksi sideways, namun yang banyak digunakan indikator tersebut terbagi menjadi indikator overlay dan indikator oscillator.
Simak penjelasannya sebagai berikut:
#1 Indikator Overlay
Indikator Overlay untuk mendeteksi market di fase sideways terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Indikator Williams’ Alligator, tersusun dari serangkai-an Moving Averages. Cara mendeteksinya, jika garisnya bergerak berlawanan, artinya ada tren yang terbentuk.
Sebaliknya, jika garisnya saling bertumpukan atau paralel, maka pasar sedang Sideways. Apabila Alligator “membuka mulut”, pembentukan tren baru dimulai.
- Indikator Bollinger Band, berbeda dengan Williams’ Alligator, indikator Bollinger Bands akan mendeteksi pasar sideways ketika chart berbentuk horizontal dengan kisaran yang sempit. Semakin kuat tren yang terjadi, channel tersebut semakin sempit.
Jika hal ini terjadi, investor dan trader perlu menunggu sampai Bollinger Bands melebar dan mengambil kesempatan masuk pasar dari batas atas atau bawah.
- Indikator Parabolic SAR, menjadi salah satu indikator favorit saat pasar sedang Sideways. Semakin dekat dan halus titik sinyal dengan grafik harga, semakin dapat dikonfirmasikan bahwa pasar sedang flat.
[Baca Juga: Rugi Saat Trading? JANGAN TAKUT! Ini Segudang Solusinya!]
#2 Indikator Oscillator
Selain ketiga indikator yang termasuk ke dalam golongan indikator overlay. Terdapat pula indikator oscillator yang bisa menunjukkan level Overbought/Oversold berdasarkan histori harga.
Semakin dekat garis ke level nol, Sideways akan semakin sempit dan lebih tahan lama. Sebagian besar indikator yang dijelaskan kali ini, merupakan modifikasi Stochastic Oscillator atau Williams.
Cara membacanya adalah dengan memperhatikan satu atau dua garis sinyal dalam rentang dari 0 hingga 100. Berikut adalah beberapa jenis indikator oscillator:
-
Indikator Accelerator Oscillator (AO)
Bisa dibilang indikator ini cocok untuk market sideways karena saat volatilitas rendah terjadi, bilah histogram akan mengecil dan berfluktuasi di sekitar garis dasar.
- Indikator Relative Strength Index (RSI)
Di mana indikator ini bekerja dengan menunjukkan rasio rata-rata kenaikan harga penutupan dengan rata-rata harga penutupan.
Absennya kondisi divergen yang sering menjadi sinyal trading pada RSI, menjadi pertanda bahwa market sedang Sideways.
-
Indikator Average Directional Index Movement (ADX)
Bisa mengidentifikasi arah dan kekuatan tren. Algoritma perhitungannya yang canggih telah terbukti minim delay dan memprediksi pergerakan lebih lanjut.
Nah, untuk parameter yang digunakan pada indikator ADX ini yaitu pergerakan garis utama ADX di level 20. Apabila sinyal ADX di bawah level tersebut, maka trend terindikasi melemah dan harga cenderung bergerak Sideways.
Sayangnya, sinyal ADX kurang optimal sebagai indikator pendeteksi Sideways untuk entry. Indikator gubahan Welles Wilder ini lebih ideal jika dimanfaatkan sebagai sinyal exit ketika pasar memasuki kondisi Sideways.
Catatan penting soal indikator Oscillator ini, kemampuannya hanya sekedar menunjukkan kondisi yang tengah terjadi, yaitu trending atau Sideways.
Kapasitasnya tidak bisa memprediksi kapan tren akan berakhir, sehingga para investor atau trader bisa ketinggalan masuk ke pasar.
Jangan Sampai Rugi, Inilah Tips Trading saat Kondisi Sideways
Sobat Finansialku, kondisi pasar yang tengah sideways tidak selalu menjadi mimpi buruk. Meski penuh risiko, bukan berarti tidak bisa melakukan momen entry seperti sedang Downtrend atau Uptrend.
Perlu di ketahui, tidak semua kondisi sideways selalu sama, ada yang bisa di trading kan dan ada yang harus dihindari.
Meski penuh kegalauan karena pergerakan seakan tanpa arah, tapi ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk trading saat kondisi sideways.
#1 Kondisi Saham Layak Trading atau Tidak
Tips pertama yang harus diperhatikan adalah kondisi saham itu sendiri, apakah layak di trading kan atau tidak.
Cara mengetahuinya, bisa dilihat dengan melakukan zoom out, atau melihat pergerakan harga pada Time Frame yang lebih tinggi.
Hal lain yang diperhatikan juga sektor usaha dan berbagai kemungkinan yang mempengaruhi saham tersebut berada pada kondisi sideways.
Jika kondisi sideways pada saham tersebut sudah terbilang lama, bahkan berada di harga diskon serta banyak sentimen positif yang berpotensi menggerakkan saham tersebut, sebaiknya pertimbangkan untuk buy.
Namun jika kondisinya tidak ada sentiment positif yang menggerakkan sektor tersebut serta tidak terlalu banyak peminatnya, bahkan volumenya pun cenderung kecil. Artinya saham itu belum layak dikoleksi.
#2 Hindari Trading Saat Pasar Sedang Choppy
Tips yang kedua ketika akan trading di tengah kondisi sideways, yaitu jangan lakukan saat pasar sedang choppy atau tak beraturan.
Hal ini umumnya disebabkan oleh konsolidasi pasar, di mana para pelaku sedang saling menunggu.
Ketika kondisi pasar seperti ini, maka tidak layak untuk di trading kan karena bentuk Bar Candlestick bergerak tidak menentu, sehingga akan sulit menetapkan Risk Reward Ratio yang memadai.
Sebaiknya, Anda sedikit bersabar dan menunggu sampai ada pergerakan harga kembali trending atau tetap sideways tetapi membentuk range yang jelas.
#3 Perhatikan Arah dalam Pasar
Memantau arah market atau pasar harus dilakukan. Salah satunya dengan memerhatikan IHSG.
Jika posisinya lesu, di mana pergerakan IHSG cenderung flat dan hampir tidak ada sentiment positif, kemungkinan besar posisi saham sideways akan sulit untuk mengalami kenaikan.
So, Anda disarankan untuk tidak melakukan buy dalam kondisi ini yaitu saat pasar sedang flat.
#4 Gunakan Price Action Dalam Pasar Sideways
Tips yang terakhir, ketika kondisi ini disertai dengan range yang jelas, biasanya metode trading yang digunakan adalah False Break Entry atau Entry ketika harga gagal menembus level Resistance atau Support.
Terlanjur dalam Kondisi Sideways, Harus Bagaimana?
Sobat Finansialku, jika Anda membeli saham yang memiliki prospek bagus, namun setelah membelinya ternyata saham tersebut mengalami kondisi sideways.
Apa yang harus dilakukan? Pertama, jangan dulu panik. Karena sideways ini penuh dengan ke tidakpasti-an, maka Anda pun jangan gegabah mengambil keputusan.
Ingat, di dunia trading kan ibarat roda yang berputar. Jika terjebak dalam kondisi sideways, sebaiknya Anda wait and see.
Jangan pernah Anda masuk dalam posisi tertentu jika belum melihat adanya tanda-tanda saham akan rebound.
Khawatirnya, ketika memilih untuk melakukan buy, ternyata saham tersebut anjlok maka Anda pun bisa loss. Namun, jika ternyata sudah ada tanda technical rebound, Anda boleh memasuki posisi buy.
Langkah lainnya, jika saham yang Anda miliki ternyata memasuki kondisi sideways, bisa juga Anda menjual saham tersebut dan mengalihkannya ke saham lain yang lebih potensial.
Hati-hati Menghadapi Dunia Trading
Sobat Finansialku, itulah pembahasan mengenai sideways yaitu kondisi yang bisa terjadi dalam dunia trading. Sangat dibutuhkan kesabaran, ketelitian, dan kejelian untuk mengatur strategi trading yang tepat.
Kendati adanya indikator pendeteksi sideways, Anda tetap harus disiplin dan tidak bergantung pada keberuntungan saja.
Mengingat segala sesuatu ada risikonya, jadi berhati-hatilah jangan sampai Anda merugi.
Seputar investasi saham, Anda bisa menggali informasi lebih lengkap di Ebook Panduan Berinvestasi Saham untuk Pemula. Atau klik tautan di bawah ini.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Selamat berinvestasi
Mengenai artikel kali ini, apakah ada hal yang ingin Anda diskusikan? Jangan ragu, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini.
Anda pun bisa membagikan informasi ini kepada teman, kerabat, dan keluarga terdekat supaya manfaat dari artikel ini bisa dirasakan oleh orang banyak. Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Redaksi. Garis Tren: Saham Sideways, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?. Sahamgain.com – https://bit.ly/3r85av8
- Redaksi. 3 Strategi Trading pada Saham Sideways. Sahamgain.com- https://bit.ly/2NTDvQd
- Redaksi. 13 September 2018. Belajar Saham : Apa Itu Bearish, Bullish Dan Sideways?. Sahampemula.com – https://bit.ly/3q77jGj
- Martin. 17 Oktober 2015. Tips Trading pada Kondisi Sideways. Seputarforex.com – https://bit.ly/3b3xU2t
- Intan Poetri. 24 Januari 2020. 6 Indikator Ampuh Pendeteksi Sideways. Seputarforex.com – https://bit.ly/3dVQfk7
Sumber Gambar:
- Definisi Sideways Adalah 01 Finansialku – http://bit.ly/3kJYRf9
- Definisi Sideways Adalah 02 Finansialku – http://bit.ly/3v1l5ht
- Definisi Sideways Adalah 03 Finansialku – http://bit.ly/3kR18oQ
dilema besar