Kena Imbas Covid-19, Produksi Batu Bara Adaro Turun 6%

Kena Imbas Covid-19, Produksi Batu Bara Adaro Turun 6%

Emiten tambang dengan kode saham ADRO mencatat total produksi batu bara sebesar 54,53 juta ton, atau turun 6 persen dibandingkan tahun 2019.

Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

PT Adaro Energy Tbk. Alami Penurunan Produksi

Berbagai sektor bisnis kena dampak pandemi Covid-19, tak terkecuali perusahaan penyedia batu bara terbesar di Indonesia, PT Adaro Energy Tbk.

PT Adaro Energy Tbk. mencatatkan penurunan produksi dan penjualan batu bara pada 2020 dibanding realisasi tahun sebelumnya.

Sepanjang tahun 2020, emiten tambang dengan kode saham ADRO mencatat total produksi batu bara sebesar 54,53 juta ton, atau turun 6 persen dibandingkan tahun 2019.

Sementara itu, volume penjualan batu bara Adaro pada tahun lalu tercatat mencapai 54,14 juta ton, atau 9 persen lebih rendah secara tahunan.

“Total pengupasan lapisan penutup pada 2020 mencapai 209,48 million bank cubic meter (Mbcm), atau turun 23 persen year on year, sejalan dengan panduan perusahaan untuk menurunkan nisbah kupas tahun ini,” tulis manajemen Adaro, sebagaimana mengutip dari kompas.com, Rabu (17/01).

Kena Imbas Covid-19, Produksi Batu Bara Adaro Turun 6% 02

[Baca Juga: Prospek Diversifikasi Bisnis PT Adaro Energy Tbk. (ADRO)]

 

Khusus kuartal IV 2020, ADRO memproduksi 13,43 juta ton dan menjual 13,39 juta ton batu bara, atau masing-masing mengalami penurunan 3% dan 8% dibanding kuartal IV tahun sebelumnya.

Tercatat nisbah kupas Adaro pada tahun 2020 mencapai 3,84 kali, di bawah panduan nisbah kupas yang ditetapkan sebesar 4,30 kali.

“Cuaca yang kurang baik di hampir sepanjang tahun merupakan tantangan bagi perusahaan untuk mencapai panduan nisbah kupasnya,” papar manajemen.

Pada tahun ini, produksi batu bara Adaro diperkirakan akan tetap sama atau sedikit menurun secara tahunan dan ditargetkan mencapai 52-54 juta ton.

Panduan nisbah kupas yang ditetapkan sebesar 4,8 kali lebih tinggi dibanding 2020, karena mengikuti sekuens penambangan dan perusahaan harus mengupas lapisan penutup dengan volume yang lebih besar.

“AE terus berdisiplin dalam penggunaan belanja modal (capex) dan panduan capex tahun 2021 ditetapkan pada kisaran 200 juta dollar AS sampai 300 juta dollar AS,” tulis manajemen.

Adaro memperkirakan, produksi batu bara tahun ini tetap sama atau sedikit mengalami penurunan secara yoy, dan ditargetkan mencapai 52-54 juta ton.

Dalam panduan belanja modal (capex) tahun 2021 ditetapkan sebasar US$ 200 juta hingga US$ 300 juta. Target belanja modal ini meliputi pemeliharaan rutin dan capex untuk pertumbuhan.

Sementara, panduan EBITDA operasional tahun ini berada di kisaran US$ 750 juta hingga US$ 900 juta.

Portofolio penjualan batu bara perusahaan yang dinakhodai Garibaldi Thohir ini pada 2020 didominasi produk E4700 dan E4900, yang didukung permintaan solid bagi kedua jenis batu bara ini.

banner_jangan_asal,_ketahui_ini_dulu_sebelum_investasi_saham

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi pendapat lewat kolom komentar di bawah ini.

Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.

 

 

Sumber Referensi:

  • Achmad Dwi Afriyadi. 17 Febuari 2021. Produksi Batu Bara Adaro Turun 6% di Tengah Pandemi. Finance.detik.com – https://bit.ly/3s21Lhu
  • Rully R. Ramli. 17 Febuari 2021. Produksi dan Penjualan Batu Bara Adaro Turun. Money.kompas.com – https://bit.ly/3jXA6eX
  • Lorenzo Anugrah Mahardika. 17 Febuari 2021. Adaro Energy (ADRO) Bidik Produksi Batu Bara 54 Juta Ton. Market.bisnis.com – https://bit.ly/2Nw5W6k

 

Sumber Gambar:

  • 01 – https://bit.ly/3bfHzC2
  • 02 – https://bit.ly/3jYqHna

 

dilema besar