Di tengah tren mobil listrik yang berkembang di dunia, bagaimana prospek diversifikasi PT Harum Energy Tbk. (HRUM)?
Rubrik Finansialku
Analisis Fundamental PT Harum Energy Tbk. (HRUM)
Perlambatan ekonomi global yang terjadi pada tahun 2019 semakin kuat terjadi pada tahun 2020 akibat Pandemi virus Covid19. Kegiatan ekonomi yang melambat tercermin dari aktivitas konsumsi dan perekonomian masyarakat yang melambat.
Konsumsi masyarakat akan beberapa barang dan jasa menjadi tertahan dan menurun, kinerja dan produksi berbagai proyek harus terhambat dan beberapa menggunakan kebijakan shift.
Sektor mining selama 2020 mengalami koreksi minus 3,7% berdasar Pertumbuhan Riil Sektor (%qoq).
Seiring ekonomi global yang mengalami perlambatan di tahun 2020, harga batu bara yang lemah lebih merefleksikan adanya peningkatan ketidakpastian global dibandingkan naik turunnya permintaan akan komoditas.
Permintaan batu bara sebagian besar lebih dipengaruhi oleh pembukaan dan penutupan operasi pembangkit listrik tenaga batu bara, dibandingkan oleh tingkat konsumsi yang ada.
Melihat pergeseran penggunaan energi mulai terbentuk, lebih nyata terjadi di negara-negara maju dibandingkan negara-negara berkembang, permintaan batu bara di 2020 cenderung stagnan.
[Baca Juga: Analisis Prospek PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG)]
Namun, Informasi yang dilansir dari laman idx pada 30 November mengatakan bahwa China sepakat membeli sebanyak 200 juta ton batu bara RI di tahun 2021 nanti, akibat memanasnya hubungan antara Australia dan China terkait tuduhan penyebaran virus Covid19.
Harga batu bara akan mempertahankan penguatannya dalam jangka pendek hingga Q1 2021, seiring dengan permintaan yang meningkat akibat musim dingin dan tekanan pasokan. Ini menjadi katalis positif bagi perusahaan tambang batu bara di Indonesia.
HRUM sebagai emiten dengan bidang usaha yang saat ini berfokus pada operasi dan investasi pada bidang pertambangan batu bara yang dijalankan melalui Entitas Anak dan Entitas Asosiasi.
Emiten ini Berdiri sejak 12 Oktober 1995 dan IPO dengan nama Harum Energy di 2010, jenis batu bara yang diproduksi oleh Perseroan merupakan batu bara nonaglomerasi yang memiliki nilai kalori bruto lebih besar dari 5.700 kcal/kg secara GAD abu-bebas atau sekitar 5.400 kcal/kg secara GAR.
Hingga akhir tahun 2019, Perseroan telah memiliki 5 wilayah pertambangan yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Pada akhir 2020 kenaikan saham HRUM selain dipicu sentimen harga batu bara, juga terjadi seiring adanya transaksi jumbo yang dilakukan perusahaan. Tepatnya adalah pembelian 39 juta lembar saham Nickel Mines Ltd. dengan nominal 36,74 juta dolar Australia alias setara Rp393 miliar [kurs Rp10.697].
Transaksi pembelian saham Nickel Mines Ltd. dilakukan pada 15 Desember 2020 itu menjadi kelanjutan pembelian dari sebelumnya, Nickel Mines merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Australia. Sebelumnya Harum Energy membeli saham Nickel Mines secara bertahap.
Bisnis energi dunia memang sedang menghadapi masa yang paling dinamis sejak revolusi industri dan menyangkut hampir semua aspek yakni regulasi, pasar, angkatan kerja dan standar-standar masyarakat terkait lingkungan.
Dengan mengenali permintaan dunia terhadap Nikel, HRUM mulai mengambil celah dan peluang.
Melalui Nickel Mines memegang kepemilikan 60 persen di proyek Hengjaya Nickel dan Ranger Nickel, keduanya mengoperasikan pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang memproduksi nickel pig iron (NPI) di Indonesia Morowali Industrial Park.
Kinerja Keuangan PT Harum Energy Tbk
Dari Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan, HRUM selama 9 tahun terakhir, di Q3 2020 HRUM mencatatkan kenaikan tipis atas Aset sebesar 3,97% dari Desember 2019 yakni Total Aset US$ 464,7 juta yang berasal dari penambahan kas dan Investasi Keuangan terkait Pada bulan Mei dan Juni 2020.
Perusahaan membeli 79.089.219 saham Nickel Mines Limited, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penambangan dan pengolahan nikel dan terdaftar di Bursa Efek Australia, yang menjadikan HRUM memiliki 3,72% Nickel Mines Limited.
Dari sisi profitabilitasnya, GPM HRUM mengalami peningkatan. Pendapatan yang terkoreksi hingga 32% menjadi US$ 136 juta pada kuartal III/2020 dari realisasi US$ 200 juta pada kuartal III/2019 dikarenakan Penjualan batu bara – ekspor yang turun 32,77%.
Emiten pertambangan batu bara ini juga akan menganggarkan capital expenditure (capex) sekitar US$ 7 juta dan menargetkan volume produksi batu bara 3-4 juta ton pada 2021.
Perseroan akan menggunakan capex tersebut untuk menambahkan properti dan prasarana pertambangan batu bara, pembelian alat berat, dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang (tidak termasuk untuk tambang nikel)
Untuk kondisi liabilitas HRUM berhasil menekan pos Utang usaha jangka pendek, Total Liabilitas pada Q3 2020 berada pada US$ 42 juta yang jika dibandingkan dengan Aset Lancar HRUM US$ 282 juta ini menandakan kesehatan keuangan HRUM aman dengan Untuk Ekuitas mengalami peningkatan menjadi US$ 464 juta dan DER 0,10 atau 10%.
HRUM juga berhasil menekan biaya beban Penjualan dari turunnya beban Pengangkutan, administrasi dan Beban Umum per Q3 2020.
Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 2,95x, HRUM saat ini sudah dihargai overvalued. Untuk Price Earning Ratio HRUM ada di 36,79x.
Untuk Return on Equity HRUM pada 2020 ada di 8,01% dan HRUM di Q3-2020, membukukan pertumbuhan Laba pada laporan keuangannya, namun jika diteliti lagi kenaikan ini dikarenakan adanya selisih kurs sehingga laba hanyalah semu, Laba selisih kurs tersebut sebesar US$ 5.561.152.
Analisa Teknikal PT Harum Energy Tbk.
Hingga perdagangan market Sesi I – 11 Februari 2021 tren IHSG kembali bullish hingga 0,13%. HRUM diperdagangkan pada harga 6975/lembar menguat 6,08% menjadi salah satu Top Gainers.
Pergerakan harga Sejak Oktober yang naik tajam dari respon investor terhadap pembelian saham Nickel Mines, sentimen positif terhadap harga nikel dunia.
Penguatan IHSG dan saham dari industri Mining termasuk HRUM menghantarkannya dari harga 1400/lembar (Oktober) ke harga all time high 6900/lembar (Februari).
Harga nikel memang tengah berada dalam tren bullish sejalan dengan gencarnya penetrasi kendaraan listrik secara global, mengingat logam dasar nikel merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik.
Jika melihat rentang daily, Indikator MACD berada di atas garis nol dengan sinyal buy kuat sejak Oktober 2020, HRUM membentuk candle bullish marubozu dengan spiking volume. Pola triangle terbentuk, peluang akan lanjut rally.
Ada kemungkinan bullish masih terjadi lagi karena saat ini pasar sedang tertarik dengan segala hal berhubungan Mobil listrik, prospek masa depan terhadap harga nikel dan perihal mobil listrik yang menjanjikan.
Korelasi kenaikan harga nikel dan emiten ini yang diharapkan semakin baik di tahun ini. Pola candle yang terbentuk memberi sinyal akan terjadi bullish berkelanjutan.
Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu daily terlihat sinyal overbought momentum, Untuk indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) masih membentuk pola bullish.
Outlook PT Harum Energy Tbk. (HRUM)
Faktor utama yang membuat para investor tertarik kepada HRUM pada tahun lalu hingga awal tahun ini diakibatkan ekspansi bisnis Harum Energy pada kepemilikan perusahaan Nickel Mines Ltd. dengan nominal 36,74 juta dolar Australia.
Terus naiknya harga nikel dunia saat ini menjadi sentimen positif bagi PT Harum Energy Tbk. (HRUM).
Ekspansi bisnis ini bisa dilihat dari sentimen Mobil listrik yang semakin kompetitif serta menariknya Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam nikel yang melimpah.
Berbagai perusahaan Otomotif mobil listrik seperti Tesla, Hyundai hingga Apple yang dikabarkan juga berekspansi ke bisnis Mobil listrik.
Berdasarkan data dari Bloomberg, harga nikel di bursa London telah menguat hingga 9,42 persen sepanjang tahun berjalan 2020.
Nikel sempat ditutup di level US$16.023 per ton pada medio Oktober 2020, posisi penutupan tertinggi nikel sejak 11 bulan terakhir.
Tren Mobil listrik ini membuat konsumsi nikel akan meningkat, pada tahun 2031 diperkirakan akan melonjak tinggi, disampaikan juga oleh Uni Eropa bahwa permintaan nikel yang meningkat guna kendaraan berbasis baterai.
Potensi perkembangan EV di seluruh dunia akan mempengaruhi juga permintaan dari komponen-komponen dari EV, di mana baterai merupakan salah satu komponen terpenting dalam EV.
[Baca Juga: Analisis Prospek Bisnis Batubara: PT Indika Energy Tbk. (INDY)]
Baterai dalam EV menggantikan peran bensin yang berperan sebagai sumber tenaga dari model kendaraan yang konvensional. Salah satu alasan terkuat mengapa penggunaan dan implementasi EV sekarang sedang dipercepat adalah karena masalah lingkungan.
Seperti yang telah Anda ketahui juga, polusi yang disebabkan oleh dari gas buangan kendaraan konvensional sudah cukup banyak dan menyebabkan masalah lingkungan.
Tetapi, dengan EV, harapannya masalah ini akan membaik dan setidaknya berkurang di masa depan dari banyaknya komponen EV, salah satu yang terpenting adalah baterai EV.
Mayoritas bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan baterai EV adalah dari komoditas, di mana salah satu yang terbesar adalah nickel. Indonesia sendiri diketahui sebagai salah satu produsen nickel terbesar di dunia, dan memiliki cadangan nickel hingga 27% dari nikel dunia.
Oleh karena itu, ketika ada berita tentang adanya holding baterai di Indonesia yang akan memberikan nilai tambah bagi produk nickel yang sebelumnya hanya dijual ke luar negeri, pasar bereaksi positif terhadap emiten-emiten yang memproduksi nickel.
Kesimpulan
Prospek pemulihan penjualan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) di tahun ini sepertinya mulai positif seiring dengan kabar ekspansi bisnis dari HRUM yang awalnya berbisnis Batu Bara lalu mendiversifikasi bisnis usaha.
Total kepemilikan Harum Energy di perusahaan Nickel Mines Ltd. mencapai 3,72 persen. Komoditas nikel memiliki prospek jangka panjang yang baik, ditopang dengan tingkat konsumsi komoditas yang diproyeksikan akan terus bertumbuh di masa depan.
Hal itu pun sejalan dengan prospek industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri.
HRUM masih memiliki tantangan jika menyangkut bisnis mining seperti pengembangan pertambangan membutuhkan banyak modal dan keahlian khusus, sumber-sumber energi alternatif ikut berkompetisi sebagai supplier penghasil energy dan ketidakjelasan peraturan baik dalam pasar domestik maupun ekspor.
Namun disamping tantangan yang besar maka ada peluang yang masih terbuka untuk HRUM.
Peluang bisnis HRUM bisa akan semakin menarik di tahun depan terkait ekspor Nikel, berinovasi sesuai dengan permintaan market global dan nasional. Serta keadaan keuangan HRUM yang baik saat ini menjadikannya lebih menarik, seiring dengan pertumbuhan produksi dan pertumbuhan pendapatan kelak Emiten diharapkan bisa mencetak pertumbuhan laba bersih yang konsisten.
Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisis saham HRUM dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report PT Vale Indonesia (HRUM) (www.idx.co.id)
- Bisnis.com
Sumber Gambar:
- Aplikasi ChartNexus
- Consolidated Financial Statements PT Vale Indonesia (HRUM), September 2020
- http://bit.ly/3tPV9V9
- http://bit.ly/3qnI0kl
- http://bit.ly/2Z93ghD
dilema besar