Beberapa hal ini jadi pemicu mengapa saham Gamestop naik berlipat-lipat, salah satunya dipengaruhi oleh adanya investor ritel.
Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Fenomena Saham Gamestop (GME)
Sebuah toko permainan video bernama GameStop sedang menjadi sorotan, lantaran nilai sahamnya yang naik berlipat-lipat, meski diketahui tak ada fundamental bisnis yang kuat.
Sejak awal Januari terkoreksi nilai saham Game Stop (GME) naik ratusan kali lipat yang membuat banyak investor, pialang saham, bahkan Pemerintah Amerika terheran-heran soal apa yang terjadi.
Dari yang awalnya bernilai US$ 2 miliar, sekarang nilai GameStop ditaksir US$ 24 miliar menurut New York Times, sebagaiman dikutip dari tempo.co.
Sementara itu, pada pembukaan perdagangan, Rabu (27/01) lalu harga saham GME tercatat di angka 327 dolar AS, meningkat dari dolar AS pada penutupan hari sebelumnya, menurut situs Marketwatch.
Lalu, beberapa jam setelah pembukaan yang disertai dengan sedikit fluktuasi pasar, saham GME menyentuh rekor tertinggi perusahaan dengan angka 371 dolar AS.
Lalu, apa yang sedang terjadi dengan fenomena saham GameStop ini? Berikut beberapa jawabannya seperti dilansir dari Reuters:
Di Balik Kebutuhan Investor Ritel
Banyak orang berinvestasi dalam saham selama pandemi Covid-19, dan para ahli mengutip sejumlah alasan.
Lockdown meningkatkan tabungan, stimulus kebijakan memasukkan uang tunai ke dalam kantong masyarakat, dan suku bunga yang sangat rendah mendorong investor ke pasar saham.
Selain itu, perkembangan aplikasi perdagangan memungkinkan siapa pun yang memiliki ponsel cerdas untuk membeli atau menjual saham secara gratis.
Partisipasi investor ritel dalam arus pesanan saham di Amerika Serikat (AS) meningkat hampir 20% pada 2020 dari kenaikan sebesat 15% pada 2019.
Sementara pesanan saham dari dana jangka panjang turun menjadi 6,4% di tahun lalu dari 9,7% pada 2019, data dari bank Swiss UBS menunjukkan.
Data tahun ini menunjukkan pertumbuhan lebih lanjut. Broker online eToro mengatakan telah mendaftarkan lebih dari 380.000 pengguna baru dalam 11 hari pertama tahun 2021.
Investor ritel juga membeli opsi saham, hak untuk membeli atau menjual saham dengan harga yang ditentukan tanpa membayar uang di muka. Itu dapat meningkatkan pergerakan harga saham.
[Baca Juga: Ramai Fenomena Beli Saham Pakai Utang, Apakah Tepat?]
Apa Dampak Fenomena Ini Ke Perdagangan Ritel Saham?
Perusahaan teknologi besar AS termasuk di antara penerima manfaat fenomena ini di tahun lalu.
Facebook, Amazon, Apple, Netflix, dan pemilik Google Alphabet melihat rekor arus masuk dana karena bisnis mereka diuntungkan dari lockdown dan saham mereka melonjak.
Dengan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kebijakan uang mudah dari bank sentral, investor kemudian beralih ke saham-saham yang lebih kecil, terutama saham-saham yang terpukul selama pandemi.
Kapitalisasi pasar saham dunia melonjak ke rekor US$ 88 triliun, melompat dari US$ 33 triliun saat pasar terpuruk pada Maret 2020.
Dalam beberapa hari terakhir, saham GameStop telah melonjak 1.600%, dengan keuntungan besar juga untuk saham AMC Entertainment Holdings Inc., Blackberry Ltd, Nokia Oyj dan lainnya.
Bagaimana Ini Mempengaruhi Hedge Fund dan Trader Profesional?
Perubahan harga saham besar-besaran tanpa alasan yang jelas telah membuat Wall Street lengah. Penjual jangka pendek, atau investor yang bertaruh harga saham akan jatuh, semakin hancur.
Melvin Capital, sebuah hedge fund yang mapan, mengalami kerugian besar karena taruhannya bahwa saham GameStop akan jatuh.
Trader yang berebut untuk menutupi posisi pendek ini dan mencegah kerugian lebih lanjut harus membayar harga yang meningkat, yang menambah lebih banyak bahan bakar untuk reli.
Beberapa pedagang mengatakan kepada Reuters bahwa fenomena ini menarik lebih banyak lagi investor ritel yang berharap harga bisa naik.
Apa Risikonya?
Dengan pasar saham global melonjak sejak Maret 2020 meskipun pandemi menghancurkan ekonomi riil, investor dan analis memperingatkan tentang gelembung aset. Jika pasar berbalik, saham yang dinilai terlalu tinggi akan ikut jatuh.
Banyak platform perdagangan juga menawarkan pinjaman kepada investor untuk membeli saham dan memperbesar keuntungan mereka.
Di pasar yang sedang jatuh, hal itu bisa memusnahkan orang yang terjebak di sisi perdagangan yang salah.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.
Sumber Referensi:
- Redaksi. 28 Januari 2021. Fenomena saham GameStop, bagaimana investor ritel bisa menekuk para hedge fund? International.kontan.co.id – https://bit.ly/3pxSmh4
- Redaksi. 28 Januari 2021. Saham Toko GameStop Meroket, Bandar Keok Dikerjai Netizen Reddit. Dunia.tempo.co – https://bit.ly/3oqNoRH
- Bill Clinten. 28 Januari 2021. Saham GameStop Naik Drastis dan Catat Rekor Baru, Apa Pemicunya?kompas.com – https://bit.ly/3adIt1t
Sumber Gambar:
- 01 – https://bit.ly/3ptNxVV
- 02 – http://bit.ly/3psDyjy
dilema besar