Saham PT Indosat Tbk. (ISAT) sempat naik 27% di dua hari pertama pekan kemarin, kok bisa?
Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Saham ISAT Naik Hingga 59,33% 6 Bulan Terakhir
Saham PT Indosat Tbk. (ISAT) menjadi salah satu saham yang mendapat perhatian pelaku pasar. Saham ISAT sempat naik 27% di dua hari pertama dalam pekan kemarin.
Kenaikan masih berlanjut pada transaksi hari Jumat (18/12) kemarin, sebesar 15,74% ke level Rp 4.560 per saham. Sehingga, selama pekan ini, saham ISAT sudah melesat 70,79%, sebagaimana melansir dari kontan.co.id.
Sementara itu dalam sebulan terakhir, saham ISAT naik 50% dan 6 bulan terakhir naik hingga 59,33%, dengan kapitalisasi pasar Rp 18,09 triliun.
Sebetulnya tidak ada keterbukaan informasi ISAT yang berpotensi mendorong harga saham.
[Baca Juga: BEI Rilis Indeks ESG Leaders, Berikut Sejumlah Emitennya]
Hanya saja memang, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa aset negara berupa kepemilikan saham ISAT bakal dikelola oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Foong Choong Chen, analis CGS CIMB Sekuritas menjelaskan, pemerintah yang masih memiliki sekitar 14,3% saham ISAT kadang justru menjadi faktor yang mengganjal aksi merger & acquisition (M&A) untuk perusahaan ini.
“Namun, investor mencerna wacana campur tangan Erick Thohir sebagai langkah awal sehingga ISAT bisa melakukan aksi korporasi di masa mendatang,” terang Foong, masih dari Kontan.co.id, Senin (21/12)
Terlebih, omnibus law mengakomodasi aksi tersebut, khususnya retensi spektrum pasca M&A meski hal ini masih perlu menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pemerintah beberapa waktu ke depan.
Sesama operator sejauh ini kabarnya juga saling diskusi terkait wacana M&A. Jika pada realisasinya turut melibatkan ISAT, maka hal ini akan menguntungkan perusahaan lantaran akan ada sinergi cost. Kompetisi pasar juga bakal lebih sehat.
Namun, peluang akuisisi kian terbuka lebar jika seluruh operator setuju dan valuasi harganya wajar. Pasalnya, valuasi selama ini menjadi salah satu ganjalan lantaran Ooredo masuk ke Isat dengan harga Rp 10.286 per saham.
Foong sebelumnya merekomendasikan add saham ISAT dengan target harga Rp 3.300 per saham. Namun, dia mengubah rekomendasinya awal pekan ini menjadi hold dengan target harga Rp 3.500 per saham.
Selain itu, Indosat juga baru saja melaporkan perusahaan sudah melunasi pembayaran pokok obligasi berkelanjutan I Tahap III Tahun 2015 Seri B.
“Jumlah pembayaran pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2015 Seri B sebesar Rp 301 miliar,” tulis manajemen ISAT, dalam keterbukaan informasi, mengutip dari Cnbcindonesia.com.
Secara kinerja, ISAT masih mencatatkan rugi bersih Rp 436,15 miliar pada periode 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2020.
Capaian kerugian ini tercatat meningkat 60,75% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni rugi bersih sebesar Rp 284,59 miliar.
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Sumber Referensi:
- Dityasa H. Forddanta. 19 Desember 2020. Saham Indosat (ISAT) menguat 70,79% dalam sepekan, simak rekomendasi analis berikut. Kontan.co.id – https://bit.ly/3awia8u
- Tahir Saleh. 15 Desember 2020. Kenapa Saham BBKP & ISAT Kompak ‘Terbang’ Kemarin?. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3h9as5E
Sumber Gambar:
- Indosat – http://bit.ly/2KGrGLl, http://bit.ly/38fVI0s
dilema besar