Industrinya tertekan Covid-19, bagaimana kinerja dan prospek emiten mining ADRO (PT Adaro Energy Tbk.) ke depannya?
Rubrik Finansialku
Analisis Fundamental
Industri batu bara yang tertekan selama Covid-19 mempengaruhi permintaan dan penjualan ADRO.
Perseroan menjelaskan penerapan lockdown oleh sejumlah negara pengimpor batu bara untuk penanggulangan Covid-19 mengakibatkan penurunan terhadap permintaan listrik industri. Akibatnya, permintaan batu bara pun turun pada semester I/2020.
Sebagai Perusahaan berbasis sumber daya alam dengan pengalaman operasi sejak 2005, PT Adaro Energy Tbk. adalah perusahaan pertambangan unggul dan produsen batu bara terbesar kedua di Indonesia.
Adaro Energy telah berkembang menjadi organisasi yang terintegrasi secara vertikal, dengan anak-anak perusahaan yang berpusat pada energi termasuk pertambangan, transportasi dengan kapal besar, pemuatan di kapal, pengerukan, jasa pelabuhan, pemasaran dan penghasil listrik.
Perusahaan ini mengoperasikan pertambangan batu bara tunggal terbesar di Indonesia (di Kalimantan Selatan) dan bertujuan menjadi grup pertambangan dan energi besar di Asia Tenggara. (indonesia-investments.com).
[Baca Juga: Meski Harga Batu Bara Turun 40%, Tapi Laba ADRO Meningkat 52%]
Di 2020 ini ADRO diketahui fokus pada strategi bisnis meliputi sektor;
-
Coal Mining – mempertahankan profitabilitas bisnis batu bara termal sebagai penopang utama grup melalui strategi penambangan yang optimal dan operasi efisien.
- Bisnis batu bara metalurgi: tumbuh agresif dengan belanja modal yang efisien untuk meningkatkan kontribusi kepada grup secara signifikan.
- Elektrifikasi melalui sinergi dengan MSW.
-
Mining Services – Fokus pada konsolidasi organisasi terutama untuk memperbaiki eksekusi di lapangan, mempertahankan daya saing di pasar (sebagai benchmark bagi pekerjaan SIS di grup).
- Membuat perencanaan kapasitas yang efisien di seluruh rantai pasokan termasuk kontraktor untuk menghindari peralatan dan orang yang menganggur (idle) karena kelebihan kapasitas.
- Power – Mengembangkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan non-batu bara di Indonesia dan Asia. Mempelajari berbagai model bisnis energi alternatif yang mungkin akan berkembang di masa depan (future business).
- Logistics – Meningkatkan keandalan dan efisiensi operasi logistik serta memaksimalkan nilai rantai bisnis batu bara. Mengembangkan bisnis non batu bara, memanfaatkan kompetensi yang dimiliki dan mendayagunakan aset grup sejalan dengan strategi pembangunan logistik nasional.
- Land – Mendukung pengurangan biaya di grup dengan menyediakan pelayanan yang lebih efisien.
- Water – Mengembangkan kapasitas secara agresif serta membangun kemitraan yang kuat dan model bisnis yang menguntungkan serta berkesinambungan.
PT Adaro Energy Tbk. pun juga tengah melakukan studi untuk mengembangkan bisnis penghiliran batu bara ke metanol.
Dengan menggenjot bisnis hilirisasi dalam negeri dari pemerintah melalui UU Omnibus Law yaitu oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, PT Adaro Indonesia entitas ADRO, dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA).
Adapun PT KPC dan PT Arutmin adalah dua entitas anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). PT Adaro Indonesia pun mengembangkan proyek coal to methanol di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Proyek itu ditargetkan rampung pada 2027 dengan produksi 660.000 ton metanol per tahun dan akan menyerap 1,3 juta ton batu bara per tahun.
ADRO mengklaim memiliki beberapa keunggulan dan kesiapan untuk membuat kongsi di bisnis hilirisasi seperti cadangan yang mencukupi, infrastruktur, hingga tenaga kerja yang sudah memadai.
Demi memacu kontribusi produksi batu bara berkalori tinggi melalui tambang Lampunut di konsesi Maruwai, Kalimantan Tengah.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk.
Dari Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan, aset ADRO selama 9 tahun terakhir, di Q3 2020 ADRO mencatatkan penurunan Aset sebesar 10,35% dari September 2019 yakni Total Aset US$ 6,4 miliar, yang berasal dari penurunan persediaan, piutang usaha, dan investasi pada ventura bersama yang pada tahun 2020 ini tercatat kerugian atas penurunan nilai wajar investasi pada ventura bersama sebesar US$ 8.381 dan US$ 9.529 yang disajikan dalam laba rugi untuk periode/tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2020
Penurunan pajak hingga pos properti pertambangan yang turun 9,9% yang disebabkan penurunan harga batubara. Oleh karena itu, grup mengakui penurunan nilai properti pertambangan sebesar US$ 75.199.
Dari sisi profitabilitasnya, GPM ADRO mengalami penurunan, diketahui beban pokok pendapatan Adaro turun 19,56% menjadi US$ 1,4 miliar.
Untuk kondisi liabilitas perseroan mengalami penurunan 20,13% atas total liabilitas menjadi US$ 2,5 miliar per 30 September 2020, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar US$ 3,2 miliar.
Untuk Ekuitas mengalami penurunan tipis 2,38%, ADRO membukukan penurunan atas pendapatan usaha Adaro selama sembilan bulan terakhir mencapai US$ 1,9 miliar turun dari periode yang sama tahun lalu di US$ 2,6 miliar
Untuk kuartal III/2020, mencatatkan laba usaha US$ 218 juta padahal, periode yang sama tahun lalu bisa US$ 630 juta atau Rp 8,8 triliun
Lebih rinci, terkait segmen usaha ADRO, pendapatan usaha dari segmen pertambangan dan perdagangan batu bara turun 25% yoy menjadi US$ 1,82 miliar, segmen jasa pertambangan turun hingga 42% yoy menjadi US$ 94 juta, dan segmen lainnya turun 32% menjadi US$ 36 juta
Dilansir dari bisnis.com, Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer Adaro Energy, Garibaldi Thohir mengatakan bahwa penurunan permintaan disebabkan karena melambatnya pertumbuhan ekonomi dan lemahnya minat beli dari negara pengimpor utama. Hal ini berdampak pada harga batu bara global.
Kontribusi dari lini bisnis non batu bara thermal pun digenjot sebagai upaya untuk membatasi ketergantungan bisnis dari batu bara kalori rendah, salah satunya melalui pengembangan batu bara kokas keras (hard cooking coal).
Prospek batu bara kokas keras sangat baik mengingat komoditas itu merupakan komponen utama dari produksi baja yang belum tergantikan.
Jika dibandingkan dengan batu bara thermal, cadangan batu bara kokas keras tidak banyak tersebar di dunia.
Adaro Energy memiliki dua aset tambang batu bara kokas keras yaitu dari tambang Lampunut yang dikelola anak usaha PT Adaro Metcoal Companies (AMC) dalam konsesi Maruwai dan tambang di Australia melalui Kestrel Coal Mine (Kestrel).
Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 0,7x, ADRO saat ini dihargai underrvalued/murah.
Untuk Price Earning Ratio ADRO ada di 8,1x yang menandakan ADRO berada sedang murah.
Untuk Return on Equity ADRO pada 2020 ada di 8% karena penurunan Net profit, turun dari 2019, yang artinya di tahun ini ADRO tidak seefisien tahun lalu dalam mengelola asset dan liabilities nya untuk mendapatkan profit ditengah kondisi pandemi saat ini.
Analisis Teknikal PT Adaro Energy Tbk.
Hingga perdagangan market Sesi I – 03 Desember 2020 tren IHSG kembali bulllish tipis. ADRO diperdagangkan pada harga 1400/lembar menguat hingga 0,72%.
Adaro Energy terlihat mengalami rebound dari level support-nya di 645 dari Maret 2020. Pada Awal November 2020 terlihat aksi beli cukup kuat terhadap produk komoditas dan siklikal semakin disukai pasar.
Penguatan IHSG dan saham dari industri Mining termasuk ADRO mengantarkannya ke harga 1400/lembar.
Sepanjang 6 bulan terakhir, harga saham ADRO melesat lagi 17,44%, meskipun jika dibandingkan dengan level harga akhir tahun 2019, masih mencetak penurunan 26,37%.
Jika melihat rentang daily, Indikator MACD berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang menguat sejak November 2020, ada kemungkinan akan terbentuk penurunan harga dahulu namun bullish bisa terjadi lagi jika pasar masih berharap ADRO untuk window dressing dan prospek di tahun depan terkait kerjasama China yang akan membeli batu bara dari Indonesia.
Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu daily terlihat sinyal overbought momentum.
Untuk indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) masih membentuk pola bullish di 7 bulan terakhir, jika ingin open position bisa dipertimbangkan untuk wait and see harga turun dahulu, jika ADRO menembus resistancenya di 1400-1550 ini bisa jadi tempat untuk take profit pula.
Jika ingin hold ADRO bisa saja market bullish dan menembus hingga harga 1650. Untuk cut loss disarankan jika tida mampu bertahan di harga tertinggi sebelumnya di 1235-1170.
Outlook PT Adaro Energy Tbk
Perseroan merupakan pemain besar di segmen batu bara, namun tidak berfokus dengan satu segmen saja, Adaro melakukan diversifikasi pada bisnisnya.
Model bisnis perseroan yang terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan efisien dan mempertahankan operasi yang solid.
ADRO pun melihat terdapat tanda-tanda rebalancing pasar pada kuartal III/2020 berkat disiplin terhadap suplai, walaupun pemulihan pasar diyakini membutuhkan waktu yang lebih lama.
Untuk 2021 terkait kesepakatan kerja sama dengan China Coal Transportation and Distribution Association (CCTDA) untuk meningkatkan ekspor batu bara dari Indonesia ke China, ini akan berdampak baik kepada ADRO.
Garibaldi Thohir juga mengatakan bahwa ke depan pihaknya akan lebih proaktif untuk melakukan inisiatif terkait ekspansi di hilirisasi batu bara.
Adaro memaksimalkan upaya untuk terus berfokus kepada keunggulan operasional bisnis inti perusahaan, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas, serta mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit yang berdampak terhadap sebagian besar dunia usaha.
[Baca Juga: Kisah Sukses Sandiaga Uno pemilik Saratoga, Adaro, Recapital Securities]
Garibaldi menyampaikan pihaknya tetap yakin fundamental sektor batu bara dan energi tetap kokoh dalam jangka panjang meski menghadapi tantangan untuk beberapa waktu ke depan.
Prospek itu seiring dengan dukungan aktivitas pembangunan di negara-negara Asia. (bisnis.com)
Industri yang digeluti Adaro adalah bisnis batu bara yang bersifat volatil dan siklikal. Salah satu keunggulan saing yang membedakan emiten ini dari para pesaingnya adalah model bisnis yang terdiversifikasi.
Perubahan yang terus terjadi pada lingkungan bisnis dan kancah persaingan mendorong mereka untuk tidak mudah berpuas diri, melainkan terus beradaptasi dan berinovasi (mendisrupsi diri).
Model bisnis yang sekarang meliputi delapan pilar bisnis, dan terus mencari peluang pertumbuhan di masing-masing dari pilar-pilar ini.
Pilar non pertambangan batu bara memberikan basis pendapatan stabil yang mendukung profitabilitas dan mengofset volatilitas batu bara.
Pada tahun 2019, pilar non pertambangan batu bara meliputi 50% dari EBITDA operasional.
Visi bisnis Adaro yang membuatnya tidak terdisrupsi walau diterpa hadirnya shale gas dan shale oil, yang membuat efek substitusi, sebagaimana dialami Peabody Energy dan produsen batu bara asal AS.
[Baca Juga: Prospek Diversifikasi Bisnis PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)]
Inilah yang menjadi kunci, karena perusahaan berpikir jangka panjang dan digerakkan dengan visi bahwa dalam berbisnis tidak hanya sekadar mencari profit namun juga harus memberikan kontribusi pada negara.
Salah satu Pembangunan PLTU Batang di Jawa Tengah, menjadi salah satu mega proyek untuk membangun negeri dan guna masyarakat luas.
Disruption yang dipicu oleh penemuan teknologi hydraulic fracturing (fracking) membuat perusahaan migas di AS mampu mengekplorasi cadangan shale gas dan shale oil.
Bukti keberhasilan Adaro dalam melakukan strategi integrasi vertikal yang dikombinasikan dengan menerapkan prinsip-prinsip Operational Excellence.
Di grup Adaro, walk the talk adalah bagian penting dalam penerapan konsep Operational Excellence (OpEx), para direksi hingga CEO, Boy Tohir, menggunakan penerbangan ekonomi menuju lokasi tambang di Kalimantan.
Para pemimpin di Adaro selalu bicara tentang pentingnya efisiensi, ini semua berkat kontribusi dari walk the talk.
Kesimpulan
Harapan pemulihan penjualan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) hingga tahun depan sepertinya terlihat masih ada sinyal positif.
Strategi manajemen, GCG perusahaan dan usaha untuk selalu mendisrupsi dirinya terlebih dahulu membuat Adaro masih bisa bertahan di tengah bisnis batu bara yang fluktuatif saat ini.
Emiten masih memiliki tantangan jika menyangkut bisnis coal seperti pengembangan pertambangan yang membutuhkan banyak modal dan keahlian khusus. Sumber-sumber energi alternatif ikut berkompetisi sebagai supplier penghasil energi listrik.
Namun peluang bisnis akan semakin menarik di tahun depan terkait ekspor batu bara karena ADRO berinovasi sesuai dengan permintaan market global dan nasional, sehingga perseroan akan mampu memberikan kinerja bisnis yang berkelanjutan.
Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisa saham ADRO dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report PT Adaro Energy (ADRO) (www.idx.co.id)
- Bisnis.com
- Katadata.co.id
Sumber Gambar:
- Aplikasi ChartNexus
- Consolidated Financial Statements PT Adaro Energy (ADRO), September 2020
dilema besar