Sebagai salah satu emiten pertambangan terdepan di Indonesia, bagaimana kinerja dan prospek ANTM ke depannya? Layakkah dikoleksi?
Rubrik Finansialku
Analisis Fundamental
Sebagai Perusahaan berbasis sumber daya alam dengan pengalaman lebih dari 52 tahun tidak lantas membuat ANTM terlepas dari tekanan yang diakibatkan pandemi Covid-19 tahun ini.
ANTAM memiliki segmen Logam Mulia dan pemurnian, cadangan bijih nikel dan bauksit yang besar dan berkualitas.
Tercatat pada tahun 2019, kontribusi ANTAM kepada negara adalah sebesar Rp 1,31 triliun yang terdiri dari pemenuhan kewajiban PNBP sebesar Rp 912 miliar, serta pajak sebesar Rp 394 miliar.
Capaian total kontribusi ini tumbuh 13% dibandingkan total kontribusi kepada Negara tahun 2018 Rp1,15 triliun.
[Baca Juga: Belajar Dari Seth Klarman, Value Investor “Unik” yang Berhasil]
ANTAM mendapatkan penghargaan kategori:
- Best Non-Financial Sector dan Top 50 The Biggest Market Capitalization Public Listed Companies dalam ajang The 11th Corporate Governance Conference & Award 2019 yang diselenggarakan oleh Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD).
- ANTAM meraih apresiasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) di ajang Subroto Award sebagai salah satu pemberi PNBP terbesar di sektor pertambangan serta tiga nominasi dari Indonesian Mining Association (IMA) yakni pada kategori perusahaan dengan pembayar PNBP terbaik, perusahaan dengan pembayar PNBP terbesar dan perusahaan tambang yang melaksanakan hilirisasi terintegrasi terbaik.
- Pada tahun 2019, ANTAM meraih empat peringkat Hijau dan dua peringkat Biru dalam Penghargaan PROPER tahun 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas kinerja pengelolaan lingkungan yang baik oleh unit bisnis dan entitas anak Perusahaan. PROPER Hijau ANTAM, diraih melalui Unit Bisnis Pertambangan Emas, Unit Bisnis Pengolahan & Pemurnian Logam Mulia, Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Kalimantan Barat serta entitas anak PT Cibaliung Sumberdaya. Dengan meraih Peringkat PROPER Hijau, ANTAM dinilai telah berhasil mengelola lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan peraturan (beyond compliance), memanfaatkan sumber daya secara efisien dan upaya tanggung jawab sosial dengan baik. Sedangkan PROPER Biru diraih oleh Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara dan Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara. Peringkat Biru memiliki makna bahwa Perusahaan telah melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundangan.
- ANTAM memperoleh kenaikan Corporate Credit Rating S&P Global dari rating menjadi rating “B/outlook stable” seiring dengan pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas yang tercermin dari pertumbuhan kinerja keuangan Perusahaan yang solid sepanjang periode 12 bulan ke depan. ANTAM kembali memperkokoh posisi sebagai salah satu produsen feronikel berbiaya rendah di dunia dengan capaian biaya tunai sebesar US$ 3,95 per pon nikel di tahun 2019. Seiring dengan tren peningkatan harga nikel dunia, yang turut
Didukung naiknya konsumsi nikel global, ANTAM meningkatkan marjin keuntungan dari bisnis nikel di tahun 2020.
Outlook positif bisnis nikel ANTAM di 2020 ditopang dengan target produksi dan penjualan feronikel yang solid masing-masing sebesar 27.000 TNi sejalan dengan strategi ANTAM untuk meningkatkan utilisasi operasi pabrik Feronikel Pomalaa.
Pada tahun 2020, melanjutkan pembangunan pabrik Feronikel di Halmahera Timur yang akan dilanjutkan masuk ke fase commissioning pabrik.
Adanya efisiensi dan inovasi berkelanjutan, ketersediaan bahan baku bijik nikel berkualitas baik, peningkatan ekspektasi produksi feronikel, juga semakin optimalnya operasi PLTU Pomalaa di tahun 2020 membuat biaya tunai feronikel akan semakin dapat diturunkan di tengah tren kenaikan outlook harga minyak dan batu bara.
Melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPPLM), ANTAM meluncurkan produk emas batangan Gift Series yang menjadi alternatif bagi pelanggan yang ingin memberikan hadiah pada orang terdekat saat momen spesial.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Kinerja Keuangan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
Dari Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan, aset ANTM selama 9 tahun terakhir, di Q3 2020 ANTM mencatatkan peningkatan Aset sebesar 2,58% dari September 2019 yang berasal dari persediaan, hingga piutang dan pajak.
Dari sisi profitabilitasnya, GPM ANTM mengalami penurunan karena biaya pokok penjualan yang sempat menurun yang diketahui dari Notes LK untuk Pembelian logam mulia mencapai Rp 11,9 miliar.
NPM yang dimiliki ANTM juga cukup kecil, dikisaran 1%, efisiensi perusahaan digolongkan masih kurang.
Untuk kondisi liabilitas perseroan mengalami penurunan tipis atas total liabilitas menjadi hanya sebesar Rp 12,04 triliun per 30 September 2020, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar Rp 12,06 triliun.
Untuk Ekuitas mengalami peningkatan 2,58% yang tidak terlalu berpengaruh signifikan. Selama 9 tahun mengalami naik turun, di 2020 ini nilai revenue mengalami penurunan hingga 27%.
Pada kuartal III/2020 perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 751,1 miliar atau tumbuh sebesar 74,2% dibandingkan dengan kuartal III/2019.
Untuk kuartal III/2020, laba bersih naik hingga 30,26% sebesar Rp 835 miliar. Kenaikan laba bersih ini dinilai bukan karena kenaikan revenue melainkan penurunan beban usahanya.
Lebih rinci, terkait segmen usaha ANTM, segmen Logam Mualia dan pemurnian masih mendominasi, lalu ada Nikel yang berkontribusi hingga 21,7% dari total penjualan bersih ANTM.
Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV)-nya yang ada di 1,4x, ANTM memang saham yang dihargai overvalued untuk saat.
Untuk Price Earning Ratio ANTM ada di 149,4x yang menandakan ANTM berada dihargai premium dan tidak lebih efisien dari periode sebelumnya.
Untuk Return on Equity ANTM pada 2020 ada di 1% karena penurunan Net Profit, turun dari 2019, yang artinya di tahun ini ANTM tidak seefisien tahun lalu dalam mengelola asset dan liabilities nya untuk mendapatkan profit ditengah kondisi pandemi saat ini.
ANTM tetap membagikan dividen sebesar Rp 67 miliar pada 2020, 35% dari laba tahun 2019. Dividen sebesar Rp 2,82 per saham.
Analisis Teknikal PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
Hingga perdagangan market Sesi I – 02 Desember 2020 tren IHSG kembali bulllish hingga 0,88%. ANTM diperdagangkan pada harga 1240/lembar menguat hingga 7,36%. Pada Selasa kemarin menguat hinga 0,87%.
IHSG drop hingga 2,96% pada 31 November karena sentimen negatif dari penyebaran virus Covid19 di Jakarta sehingga terealisasi aksi Jual dan Take profit dari Investor Asing hingga Rp 2,69 triliun, juga sempat terlihat dari ANTM minus hingga 6,91% dengan volume perdagangan yang kuat.
PT Aneka Tambang terlihat mengalami rebound dari level support-nya di 350 dari Maret 2020. Pada Awal Oktober 2020 terlihat mulainya aksi beli terhadap produk komuditas dan siklikal semakin disukai pasar.
Penguatan IHSG dan saham dari industri Mining termasuk ANTM menghantarkannya ke harga 1200/lembar. Pada 14 Oktober adalah perdagangan yang membuat saham ini naik hingga 25%.
Untuk analisa teknikal jangka panjang terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu weekly.
ANTM satu tahun terakhir masih terlihat membentuk pola uptrend walaupun ada fluktuasi harga juga, diversifikasi segmen usaha yang membuat ANTM masih bisa bertahan ditengah lesunya permintaan Produk Komoditas.
Saham ANTM yang termasuk coal ini rawan profit taking, namun ternyata pada November volume buy semakin kuat dengan berbagai sentimen positif di market.
Jika melihat rentang daily, Indikator MACD berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang menguat sejak pertengah Oktober, ada kemungkinan akan terbentuk harga bullish jika pasar masih berharap ANTM untuk window dressing.
Untuk jangka 3 bulan kedepan bagi yang sudah memiliki bisa hold/buy dulu karena terkait konfirmasi perdagangan Nikel dan Batu Bara.
Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu daily terlihat sinyal overbought momentum.
Untuk menentukan Open position indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) masih membentuk pola bullish di 3 bulan terakhir, bila ANTM menembus resistancenya di 1290 akan menjadi semakin menarik hingga harga 1400.
Untuk cut loss disarankan jika sudah berbalik arah mencapai support-nya di rentang harga 1200.
Outlook PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
Perseroan merupakan pemain besar di segmen batu bara, namun tidak berfokus dengan satu segmen saja, ANTAM melakukan diversifikasi pada bisnisnya.
Walau Peningkatan harga batu bara yang telah jauh meninggalkan harga terendahnya pada Mei-Agustus 2020 menjadi pendorong optimisme kinerja emiten di sektor ini.
Prospek yang cerah dengan adanya Undang-undang Cipta Kerja yang dapat memberi dampak ekstra.
Emiten batubara Aneka Tambang (ANTM) bertekad menggenjot produksi di paruh kedua tahun ini. Namun bayang-bayang terkait energi terbarukan terhadap energi fosil patut di perhatikan karena Coal bisa saja tidak digunakan 15-20 mendatang.
Bisnis batu bara adalah bisnis siklikal yang diperdagangkan sesuai dengan permintaan dan peluang kesepakatan.
Saham siklikal ini memang tidak cocok untuk di-hold sebagai Long term investment karena harga yang bergerak fluktuatif hingga prospek masa depan yang perlu analisis mendalam seperti adanya kekhawatiran akan krisis iklim yang dipandang sebagai salah satu penyebab utama siklus tersebut, terutama mengingat melemahnya permintaan batubara di pasar Eropa.
[Baca Juga: Pemerintah Larang Ekspor Nikel, Bagaimana Nasib ANTM dan INCO?]
Seiring kampanye terkait krisis iklim sementara potensi bisnis sumber-sumber energi terbarukan, terutama angin dan matahari, semakin menjanjikan.
ANTM sebagai perusahaan dengan sumber daya bauksit yang signifikan, berupaya mewujudkan nilai tambah komoditas mineral yang dimiliki sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan.
Prospek ANTM terkait Permen ESDM RI Nomor 11 Tahun 2019, menjadi ultimatum bagi bijih nikel karena izin ekspor bijih nikel kadar rendah (lebih kecil dari 1,70% Nikel) dihentikan paling lambat hingga 31 Desember 2019.
Tetapi untuk komoditas Bauksit masih memiliki peluang ekspor sampai dengan 11 Januari 2022.
Prospek Perseroan mulai dari:
- Melakukan penambangan selektif (High grading) jika memungkinkan agar masih memberikan margin yang ekonomis.
- Melakukan eksplorasi bijih nikel kadar tinggi, agar mendapatkan cadangan kadar tinggi yang disiapkan sebagai penambangan umpan pabrik pada saat harga nikel turun signifikan.
- Disamping rentan terhadap harga komoditas (Nikel, Emas, Bauksit dan Alumina), kerentanan juga dapat terjadi terhadap harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kurs Dollar, perpajakan, cost of money, bunga obligasi, transportation cost, tingkat efisiensi, parameter yang mempengaruhi COGS (Cost of Good Sold).
- Menghasilkan volume produksi emas yang tinggi, merupakan peluang bagi ANTAM, karena harga emas relatif stabil dibandingkan dengan harga komoditas ANTAM lainnya. Sementara cadangan bijih emas ANTAM yang ada sudah menipis, slime Eks Freeport dapat dipertimbangkan sebagai bahan baku emas ANTAM.
- Harga jual FeNi dan NPI di China tidak merujuk pada LME (London Metal Exchange) tapi pada SHFE (Shanghai Future Exchange).
- Sejak maraknya perdagangan bahan tambang di China, maka transaksi perdagangan komoditas Nikel di China merujuk pada SHFE (Shanghai Future Exchange) dan bukan kepada LME (London Metal Exchange).
- ANTM adalah salah satu perusahaan tambang BUMN di bawah holding MIND ID. Produk-produk yang dijual ANTM sebenarnya tidak hanya emas dan nikel, tetapi cukup bervariatif dari feronikel, bauksit, dan dari emas. Spesifik untuk Nikel pada tahun 2019 kemarin ANTM memproduksi 25 ribu ton feronikel dan 8,6 jt ton bijih nikel, di mana memang secara jumlah kapasitas produksi tidak sebesar INCO yang mencapai lebih 75 ribu ton nickel-in matte dalam satu tahun. Mayoritas penjualan ANTM masih berasal dari emas, perak dan logam mulia sebesar 68% pada 1H20, sementara penjualan dari nickel-based masih berkontribusi hanya sebesar 23% saja dari total penjualan ANTM. Kontrak yang dimiliki ANTM dibawah Inalum terkait dengan konsorsium baterai, setidaknya ANTM mendapatkan standby buyer di Indonesia untuk menjual produk nickelnya. Masa depan Nikel meningkat dengan munculnya teknologi EV battery sebagai sumber energi alternatif di masa depan.
- Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara (UBPN Sultra) sudah berdaya saing tinggi dimana rata-rata cash cost-nya pada tahun 2019 sebesar US$ 3,95/pon lebih rendah dari harga Nikel terendah sepanjang tahun 2019 yang besarnya US$ 5,28/pon.
- Memiliki peluang izin penjualan ekspor Bijih Bauksit sebanyak 3,3 juta wmt Bauksit tercuci sehubungan dengan ANTAM telah memiliki Pabrik CGA (Chemical Grade Alumina) dengan kapasitas 300.000 ton CGA ekspor 840.000 ton Bauksit tercuci pertahun dan masih ada peluang mengekspor 2,5 juta ton dari Proyek SGAR (Smelter Grade Alumina Refinery) Mempawah.
Masa depan industri pertambangan menghadapi tantangan dalam upaya memperbesar cadangan dan meningkatkan nilai tambah, sesuai kebijakan holding.
Industri pertambangan (HIP-MIND ID) pada tahun 2019 melakukan eksplorasi memperbesar cadangan, maka ANTAM memperluas area eksplorasi sampai ke daerah Oksibil Pegunungan Bintang Papua Indonesia, karena didasari suatu kebijakan holding bahwa kegiatan ekplorasi merupakan basis utama untuk pengembangan industri pertambangan ANTAM di masa depan
Selain itu, sebagaimana kita ketahui aktivitas suatu industri pertambangan mempunyai dampak yang luas kepada perekonomian setempat, yang umumnya berada di lokasi yang terisolasi dengan infrastruktur minim dan jauh dari perkotaan, sehingga kegiatan Industri pertambangan selalu merupakan agent of development dan pusat pertumbuhan ekonomi baru di sekitarnya.
ANTAM telah menjadi agent of development di beberapa wilayah operasi ANTAM sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.
Kesimpulan
Harapan pemulihan penjualan batu bara dan sentimen Nikel PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) hingga tahun depan sepertinya terlihat sinyal positif, volume buy yang semakin kuat membuat ANTM berhasil diperjual belikan di harga premium, diatas harga instrinsiknya.
Namun emiten ini cocok untuk di-hold dalam jangka pendek/trading.
Emiten belum terlalu efisien yang tercermin dari rasio ROE hingga harga yang sudah sangat mahal saat ini. Seiring pola konsumsi rutin masyarakat membaik, sektor komoditas hingga bisnis siklikal semakin dilirik.
Peluang bisnis di industri ANTM bisa jadi akan semakin menarik di tahun depan jika ANTM selalu berinovasi sesuai dengan permintaan market global dan nasional.
Perseroan akan mampu memberikan kinerja bisnis yang berkelanjutan dan terus menjadi pemimpin pasar di industri tembakau Indonesia.
Dengan sentimen positif kabar terhadap mobil listrik dan pendirian pabrik baterai di Indonesia, demand nikel yang meningkat dan dapat meningkatkan harga nikel dunia, peningkatan kapasitas produksi nikel oleh ANTM diharapkan dapat meningkatkan performa perusahaan ke depannya.
Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisa saham ANTM dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report PT Aneka Tambang (ANTM) (www.idx.co.id)
- Bisnis.com
- (cnnindonesia.com)
Sumber Gambar:
- Aplikasi ChartNexus
- Consolidated Financial Statements PT Aneka Tambang (ANTM), September 2020
- ANTAM – https://bit.ly/36uoWJp, https://bit.ly/3mwlmnQ, https://bit.ly/3ofjBfg
dilema besar