Menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam kategori consumer, bagaimana kinerja dan prospek emiten bluechip ICBP (PT Indofood CBP Tbk.)
Rubrik Finansialku
Analisis Fundamental
Emiten konsumer penghuni LQ45, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ini merupakan anak perusahaan dari PT Indofood Sukses Makmur yang terkenal dengan produk andalannya yakni Indomie yang sudah mencapai market international.
Perseroan mengakuisisi Grup Pinehill yang bergerak di industri pembuatan mie instan di Timur Tengah dan Afrika.
Ke depannya perseroan belum memiliki rencana untuk mengakuisisi produsen mie lain di luar negeri. ICBP resmi mengakuisisi Pinehill Company Limited (PCL) pada 27 Agustus 2020 setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham pada 3 Agustus 2020.
Pemegang saham ICBP menyetujui rencana akuisisi seluruh saham PCL dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Pinehill Company Ltd. yang baru diakuisisi tidak akan terlalu besar terhadap kinerja perseroan tahun ini.
Kontribusi Pinehill terhadap penjualan perseroan untuk tahun ini masih belum begitu besar karena hanya empat bulan operasional Pinehill yang dikonsolidasi (bisnis.com).
[Baca Juga: Prospek Bisnis ROTI di New Normal: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.]
ICBP terus menggenjot ekspansi pabrik baru di luar negeri melalui Pinehill selaku entitas anak perseroan. ICBP pun memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi senilai US$ 2.050 juta untuk aksi akuisisi tersebut.
Volume penjualan Pinehill mencapai 7,4 miliar paket mie per tahun. Meskipun, jumlah tersebut belum mencapai separuh volume produksi mie instan ICBP yang mencapai 18 miliar paket per tahun pada 2016.
Sepanjang tahun ini, proses akuisisi Pinehill oleh ICBP memang merupakan yang terbesar di antara semua perusahaan terbuka yang ada di bursa
Nilai transaksi akuisisi ini mencapai US$ 2,99 miliar atau Rp 44,22 triliun berdasarkan kurs referensi Jisdor pada Jumat (4/9/2020) di level Rp 14.792.
Manajemen perusahaan menyatakan, komitmen sindikasi pinjaman tersebut, digunakan untuk membiayai akuisisi Pinehill Company Ltd. senilai US$ 2,99 miliar.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Kinerja Keuangan PT Indofood CBP Tbk.
Dari Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan, aset ICBP selama 9 tahun terakhir, di 2020 ICBP mencatatkan pertumbuhan aset yang berasal dari Penambahan Investasi Jangka Pendek, pajak dibayar dimuka hingga Aset Lancar lainnya.
Untuk kondisi Liabilitas, ICBP tercatat mengalami peningkatan 10,37% mencatatkan total liabilitas senilai Rp 13,28 triliun yang terdiri dari utang jangka pendek senilai Rp 7,41 triliun dan jangka panjang Rp 5,87 triliun pada kuartal II-2020.
Peningkatan berasal dari Beban Akrual, Utang Pajak, Liabilitas Sewa hingga Utang Bank, utang jangka pendek ini diketahui untuk mendapatkan suku bunga yang lebih murah dan itu akan otomatis di-rollover.
Emiten Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) mengandalkan pundi-pundi kas internal dan fasilitas pinjaman bank untuk membiayai belanja modal atau capital expenditure tahun ini.
Belanja modal tersebut dianggarkan untuk ICBP senilai Rp 4,7 triliun, di luar pendanaan yang digunakan ICBP untuk mengakuisisi Grup Pinehill bulan lalu yang mencapai US$ 2,99 juta.
Perseroan untuk mengakuisisi Pinehill Company Limited dengan nilai transaksi mencapai US$ 2.998 miliar atau sekitar Rp 44 triliun.
Besarnya potensi beban bunga yang timbul akibat peningkatan pinjaman ini diperkirakan bisa membebani tambahan laba bersih dari Pinehill Corpora, sehingga penambahan laba bersih dari Pinehill Corpora kepada ICBP akan terbatas dan tidak akan signifikan setidaknya pada tahun ini dan tahun depan.
Pada kuartal II/2020, marjin laba kotor (gross profit margin/GPM) ICBP tercatat sebesar 37,6 % atau posisi tertinggi setidaknya dalam 10 tahun terakhir.
Kenaikan itu terjadi walaupun marjin EBIT pada saat bersamaan turun menjadi 17% karena adanya rugi selisih kurs dibandingkan laba yang tercatat pada kuartal I/2020.
Di sisi lain, marjin EBIT penjualan mie perseroan pada periode April-Juni 2020 masih naik menjadi 24,8 % atau pencapaian tertingginya sejak kuartal IV/2017.
Sementara itu marjin EBIT untuk penjualan produk berbasis susu (dairy) dan makanan ringan masing-masing turun cukup dalam sebesar 949 bps secara kuartalan menjadi 7,5% dan 687 bps menjadi 5,7%.
Marjin EBIT untuk bumbu masakan tercatat naik tajam menjadi 15,1% pada kuartal II/2020 dari kuatal sebelumnya 7,4%.
Laba bersih perseroan pada kuartal II/2020 masih naik 12,8% yoy dan pada semester I/2020 naik 31,2 pesren menjadi Rp 3,4 triliun.
Fundamentalnya menunjukkan pertumbuhan nilai yang signifikan atas revenue dan net profitnya. Saham ini tidak begitu terpengaruh oleh pandemi, kinerja volume penjualan noodles masih menunjukkan kenaikan.
Adapun segmen ICBP berdasarkan data laporan keuangan, penjualan khusus kuartal kedua untuk segmen mie instan menurun (-5,4 %) menjadi Rp 7,3 triliun, diikuti produk dairy (-5,4 %) menjadi Rp 2 triliun, makanan ringan (-11,1 %) menjadi Rp 661 miliar, penyedap makanan (-13,5 %) menjadi Rp 587 miliar dan minuman (-39,6 %) menjadi Rp 249 miliar secara kuartalan.
Namun jika dilihat secara tahunan, penjualan semester pertama hampir semua segmen bertumbuh seperti; mie instan (+5,5 %) menjadi Rp 15 triliun, produk diary (+3,2 %) menjadi Rp 4,2 triliun, makanan ringan (+1,5 %) menjadi Rp 1,4 triliun, dan penyedap makanan (+25,3 %) menjadi Rp 1,2 triliun.
Dilansir dari bisnis.com, ICBP mencatatkan pertumbuhan laba bersih 31,2% secara tahunan menjadi Rp 3,38 triliun.
Adapun pertumbuhan laba bersih disebabkan oleh kenaikan penjualan 4,14% secara tahunan menjadi Rp 23,05 triliun.
Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV)-nya yang ada di 3,3x, yang tergolong masih dalam harga premium dan wajar karena menjadi salah satu saham bluechip.
Jadi jika ingin mengoleksi saham emiten satu ini, masa pandemi adalah waktu yang tepat mengoleksinya, karena ada koreksi harga.
Untuk Price Earning Ratio ICBP ada di 16,7x yang menandakan ICBP berada di harga premium untuk disektornya.
Untuk Return on Equity ICBP pada 2020 ada di 24%, naik dari 2019, yang artinya di tahun ini ICBP lebih efisien daripada tahun lalu dalam mengelola asset dan liabilities nya untuk mendapatkan profit ditengah kondisi pandemi saat ini.
Analisis Teknikal PT Indofood CBP Tbk.
Sepanjang tahun berjalan, saham ICBP terpantau mengalami koreksi yang cukup stabil yakni sebesar 7,62%. Hingga penutupan market Sesi I-25 November 2020, ICBP diperdagangkan pada 10.050/unit.
PT Indofood CBP Tbk. terlihat mengalami Uptrend dari Mei 2020 setelah downtrend sejak pengumuman rencana akuisi Pinehill di awal 2020.
Untuk analisa teknikal jangka panjang terhadap emiten ini, dalam grafik kerangka waktu weekly. ICBP yang dalam 3 bulan terakhir dalam terlihat membentuk pola sideway.
Pada penutupan perdagangan Selasa (17/11/2020), saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) menempati posisi teratas kinerja penguatan di antara konstituen lainnya, yaitu naik 5,38% ke level Rp 10.250.
Indikator MACD, berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang cukup baik, ada kemungkinan akan terbentuk harga bullish di 2021. Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu Weekly terlihat sinyal buy.
Untuk menentukan Open position indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) masih membentuk pola bullish, akan menjadi semakin menarik jika asing melakukan beli nantinya.
Jika Anda memilih untuk melakukan buy-sell and buyback untuk saham ini, jika bisa menembus garis resistance-nya di 10500-10.650 ini akan menarik, untuk cut loss disarankan jika sudah berbalik arah mencapai support-nya di rentang harga 9800.
Namun jika anda memutuskan ingin berinvestasi jangka menengah atau panjang karena percaya pada emiten ini, anda bisa melakukan entry position saat pergerakan harga sedang turun (pertimbangan investor pada ICBP dengan akumulasi beli pada area level Rp9.500 – Rp9.600)
Outlook PT Indofood CBP Tbk
Perseroan merupakan pemain besar di segmen bisnis makanan. Secara umum, nilai industri fast-moving consumer goods (“FMCG”) mengalami kinerja cukup baik di semester ke II-2020 meskipun dalam keadaan pandemi dan munculnya persaingan dagang.
ICBP dinilai menjadi saham yang paling prospektif pada tahun ini di antara saham Grup Salim.
Kepala Riset Samuel Sekuritas, Suria Dharma dilansir dari bisnis.com mengatakan bahwa kedua saham itu diyakini menjadi saham yang paling mampu bertahan di tengah sentimen ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
Akan tetapi, perseroan masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk melunasi fasilitas pinjaman yang harus diselesaikan demi mewujudkan aksi korporasinya.
ICBP diketahui memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi sebesar US$ 2,05 juta. Perjanjian pinjaman sindikasi yang dilakukan pada 18 Agustus 2020 lalu tersebut memiliki jangka waktu lima tahun serta tanpa jaminan.
Pinjaman tersebut diperoleh dari beberapa pihak, yakni Bank of China (Hong Kong) Ltd., BNP Paribas, Mizuho Bank Ltd. cabang Singapura, Natixis cabang Hong Kong, OCBC Ltd., dan Sumitomo Mitsui Banking Corp. cabang Singapura.
Opsi yang biasanya digunakan perseroan untuk mendapatkan dana segar untuk melakukan aksi korporasi, adalah dengan menggunakan fasilitas pinjaman atau perusahaan patungan.
[Baca Juga: Kiat Analisis Fundamental Saham Ala ”Warren Buffet Indonesia”]
Bisnis konsumer memang memiliki kinerja keuangan yang cukup stabil dibandingkan dengan bisnis siklikal seperti komoditas, apalagi, penjualannya tidak berdampak signifikan terhadap pandemi.
Kas yang dimiliki perseroan juga cukup berlimpah sehingga pilihan untuk melakukan pinjaman bukan menjadi tantangan yang berat bagi perseroan.
Prospeknya diharapkan makin bagus karena margin Pinehill lebih tinggi dibanding Indonesia, terutama di Arab.
Kedua, spending per kapita di sana (negara tujuan ekspor) masih rendah dibanding Indonesia sehingga growth-nya masih cukup tinggi.
Reaksi pasar terhadap akuisisi ini pada awal tahun memang cukup berlebihan ditandai dengan beberapa kali saham ICBP dan INDF terkena auto reject bawah.
Suria Dharma juga menyampaikan transaksi akuisisi Pinehill yang telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berpotensi menaikkan marjin emiten bersandi saham ICBP tersebut ke depannya.
Kendati demikian, aksi korporasi tersebut belum dimasukkan ke dalam perhitungan rekomendasi saat ini.
ICBP merupakan salah satu driver utama karena banyak masyarakat panic buying mie instan selama pandemic.
Penjualan groseri meningkat tajam karena pengeluaran masyarakat untuk makanan di luar rumah menurun semasa pandemi yang pada akhirnya meningkatkan kinerja keuangan ICBP.
Kinerja ICBP pada paruh pertama tahun ini masih optimal di tengah kondisi yang menantang pada tahun ini. Kemudian di sektor makanan seperti Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) juga diprediksi akan bagus ke depannya.
Pasalnya, salah satu produksinya mie instan mengalami peningkatan penjualan selama pandemi COVID-19.
Bisnis ICBP adalah instant noodles. Satu hal yg menarik dari instant noodles adalah memiliki tren saat ekonomi susah volume permintaan cenderung naik.
Indonesia memiliki prospek makro ekonomi yang menjanjikan, dimana profil demografinya akan terus menawarkan peluang pertumbuhan bagi portofolio produk ICBP ke depannya.
Namun ICBP patut senantiasa mengelola bisnis secara hati-hati.
Agar dapat tetap bersaing di masa mendatang, ICBP menjalankan strategi untuk meningkatkan brand equity guna mempertahankan kepercayaan dan loyalitas konsumen, mengembangkan penjualan ekspor dan layanan ke sektor food service, serta melakukan diversifikasi sumber bahan baku dan meningkatkan inisiatif penghematan biaya.
Kesimpulan
Sektor consumer digolongkan sebagai sektor yang defensif, turunnya daya beli masyarakat banyak sektor mengalami penurunan kinerja, namun ICBP cukup baik pada masa pandemi Covid-19
Emiten memiliki prospek dan kerja sama yang baik, strategi pemasaran yang diterapkan senantiasa ditinjau secara berkala hingga evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas keberlanjutan kinerja ICBP.
Diharapkan ke depannya, semoga ICBP tetap menunjukkan kinerja yang melejit lagi setelah New Normal dan menunjukkan kinerja yang positif terlebuh setelah mengakuisisi Pinehill.
Seiring pola konsumsi rutin masyarakat membaik, sektor industri konsumsi adalah salah satu sektor yang cukup tahan dari resesi, namun tidak semua emiten di sektor ini memiliki fundamental dan kinerja yang cemerlang, yang pantas untuk di masukkan ke dalam long-term investment.
Maka dari itu analisa lebih lanjut sangat diperlukan, peluang bisnis di industri ICBP bisa jadi akan semakin menarik di tahun depan jika ICBP selalu berinovasi sesuai dengan permintaan market global dan nasional.
Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Itulah analisa saham ICBP dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.
Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.
Sumber Referensi:
- Aplikasi IPOTGO
- Annual Report PT Indofood CBP Tbk Tbk (ICBP) (www.idx.co.id)
- Bisnis.com
- CNBC Indonesia
Sumber Gambar:
- Aplikasi ChartNexus
- Consolidated Financial Statements PT Indofood CBP Tbk, Juni 2020
dilema besar