Di dunia, terdapat berbagai macam sistem ekonomi di dunia, salah satunya adalah ekonomi etatisme. Untuk lengkapnya, simak artikel berikut.
Rubrik Finansialku
Sistem Ekonomi Etatisme
Sebelum menuju ke contoh sistem ekonomi etatisme, mari kita bahas apa yang dimaksud dengan ekonomi etatisme. Etatisme berasal dari bahasa Prancis étatisme dari kata état yang berarti negara.
Etatisme merupakan sebuah paham dalam dunia politik yang menjadikan negara sebagai pusat kekuasaan, termasuk di dalamnya permasalahan ekonomi. Sistem etatisme sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem ekonomi sosialis komunis.
[Baca Juga: Penjelasan Sistem Ekonomi Pancasila, Cuma Ada Di Indonesia!]
Sistem ekonomi etatisme dapat diartikan sebagai sebuah sistem ekonomi yang bertujuan untuk memeratakan kemakmuran masyarakat dan tidak ada penindasan ekonomi.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pada sistem ini, pemerintah/negara dapat secara dominan ikut campur dalam sistem perekonomian. Singkatnya, pada sistem ekonomi etatisme, ekonomi diatur oleh negara.
Dengan kata lain, dalam sistem ekonomi ini, negara menjadi pusat/sentral penggerak seluruh elemen politik dan bidang lainnya, yang dikontrol secara ketat dengan instrumen kekuasaan yang terpimpin.
Dasar Sistem Ekonomi Etatisme
Dasar sistem etatisme adalah paham etatisme atau sosialis yang diajarkan oleh Karl Marx, pencipta paham Marxisme. Beliau berpendapat bahwa dengan menghapuskan kepemilikan pribadi, maka tidak akan memunculkan masyarakat berbeda kasta atau kelas.
Dengan cara ini, semua pihak akan diuntungkan dan bukan hanya mereka yang memiliki modal besar. Paham ini banyak dianut oleh negara-negara komunis seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, Uni Soviet dan negara komunis lainnya.
[Baca Juga: Sistem Ekonomi Ekstraktif, Definisi, Fungsi dan Contoh]
Namun di era sekarang, paham ekonomi ini sudah jarang diterapkan. Kebanyakan negara telah menganut sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi campuran. Alasannya, sistem ekonomi etatisme dianggap gagal mengangkat ekonomi negara dan rakyat masing-masing negara.
Kegagalan ini disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah pusat untuk menangani seluruh masalah yang muncul, baik di tingkatan pusat maupun tingkatan daerah.
Selain itu, kegagalan ini juga dipicu dengan meningkatnya tindak korupsi di pemerintahan yang membuat sistem ini tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Sistem ekonomi etatisme pun dinilai tidak lagi relevan dalam menghadapi persaingan global yang sangat ketat di mana campur tangan pihak swasta dibutuhkan untuk mewujudkan perekonomian negara yang makmur.
Sejarah Sistem Ekonomi Etatisme di Indonesia
Di Indonesia, pada zaman dahulu, juga menganut sistem ekonomi tersebut. Sistem ekonomi ini dikeluarkan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959.
Sistem ekonomi sebelumnya, yaitu sistem ekonomi liberal membuat para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha asing. Untuk mengatasi hal tersebut, dibentuklah Depernas.
Dewan Perancang Nasional (Depernas) yang dibentuk pada tanggal 15 Agustus 1959 dipimpin oleh Moh. Yamin bertujuan untuk mempersiapkan rancangan undang-undang pembangunan nasional berencana.
Pada masa itu terjadi penurunan nilai uang (devaluasi) seperti uang kertas Rp 500 menjadi Rp 50 dan uang kertas Rp 1.000 menjadi Rp 100, akan tetapi upaya tersebut masih belum dapat mengatasi kemerosotan ekonomi khususnya bidang moneter.
Sistem ekonomi ini muncul di bawah pengaruh komunisme yang disebarkan oleh PKI (Partai Komunis Indoesia). Namun pada masa Orde Baru, sistem ekonomi Indonesia diubah kembali menjadi sistem ekonomi demokrasi.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Etatisme
Di bawah ini adalah beberapa ciri-ciri sistem etatisme:
- Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara.
- Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama (sosial).
- Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta.
- Seluruh kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan oleh pemerintah, termasuk di dalamnya, segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang yang ditentukan oleh pemerintah hingga harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.
- Semua warga masyarakat adalah karyawan/pegawai bagi negara
- Hak milik individu tidak diakui.
Download Sekarang! Ebook PERENCANAAN KEUANGAN Untuk USIA 30-an, GRATIS!
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Etatisme
Layaknya sistem ekonomi pada umumnya, masing-masing sistem ekonomi pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Di bawah ini adalah kelebihan dan kekurangan sistem etatisme.
Kelebihan Sistem Ekonomi Etatisme
Di bawah ini adalah beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menganut sistem etatisme:
- Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
- Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata sehingga tidak menimbulkan kesenjangan ekonomi
- Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.
- Pemerintah akan lebih mudah melakukan pengawasan ekonomi
- Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
[Baca Juga: Lengkap! Jenis-jenis Ekonomi Terapan di Indonesia]
Kekurangan Sistem Ekonomi Etatisme
Di sisi lain, sistem etatisme juga mendatangkan beberapa kerugian, antara lain:
- Individu tidak memiliki kebebasan dalam berusaha
- Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
- Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang, karena variasi produk dan jasa yang kurang (karena diatur oleh pemerintah)
Setelah membaca artikel ini, semoga Anda mengerti lebih dalam mengenai paham sistem etatisme. Bagikan artikel ini agar lebih bermanfaat dan berikan komentar Anda di kolom bawah ini.
Sumber Referensi:
- Admin. November 2018. Apa Itu Sistem Ekonomi Etatism? Onlenpedia.com – https://bit.ly/34PNElq
- Admin. Februari 2014. Sistem Ekonomi di Indonesia. Sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com – https://bit.ly/3lD9LCi
Sumber Gambar:
- Etatisme 1 – https://bit.ly/2T57eoz
- Etatisme 2 – https://bit.ly/3o1o8T7
- Etatisme 3 – https://bit.ly/3dEjiq5
dilema besar