Investasi reksa dana VS investasi saham, kira-kira mana yang lebih oke untuk dipilih? Sebelum memutuskan, yuk pelajari keduanya melalui artikel berikut ini!
Dalam investasi tentu Anda sering mendengar mengenai “High Risk High Return” dan “No Risk No Return”.
Inti dari pernyataan ini adalah kita harus belajar investasi karena kita mengetahui bahwa menabung tidak akan membuat kita kaya, karena bunga yang dihasilkan tidak sepadan dengan laju inflasi.
Kita terkadang bingung mana yang lebih cuan apakah reksa dana atau saham? Untuk itu, Finansialku akan membahas mengenai reksa dana dan investasi saham.
Rubrik Finansialku
Investasi Reksa Dana vs Investasi Saham, Mana yang lebih cuan?
Michael Carrol adalah pemenang lotere yang tidak bijak dan tidak dapat mengelola uang. Ia mendapatkan US$ 16 juta pada tahun 2002, Carrol terpaksa makan sebuah sandwich tanpa pernah bisa membayarnya 10 tahun kemudian.
Ia menghabiskan uangnya untuk narkoba, wanita, dan mobil mewah yang hampir semuanya hancur untuk balapan liar.
[Baca Juga: 5 Instrumen Investasi untuk Wanita Millenial Sukses Seperti Anda]
Berbeda dengan Michael Carrol, konglomerat kelas dunia, Michael Bloomberg, menilai gaya hidup sederhana dan investasi adalah cara untuk meraih kesuksesan secara finansial. Ia selalu menempatkan investasi di atas segalanya.
Dia memandang investasi lebih berguna dan bermanfaat ketimbang mengikuti keinginan-keinginan pribadi.
Dalam dunia investasi sering kali kita mendengar investasi dalam reksa dana, dan ada juga investasi dalam saham. Nah berikut ini ulasannya.
# Investasi Reksa Dana
Reksa dana adalah pilihan atau alternatif cara berinvestasi. Investor bisa berinvestasi langsung ke instrumen investasi seperti disebutkan di atas, atau secara tidak langsung, melalui reksa dana yang dikelola bersama oleh Manajer Investasi (MI) dan bank kustodian.
Investor perlu alternatif pilihan cara berinvestasi? Tak semua investor memiliki kemampuan mengatasi kendala berinvestasi secara langsung.
Sebagian besar sulit berinvestasi langsung karena kendala seperti pengetahuan dan kemampuan menganalisis perusahaan dan menganalisis kondisi pasar, perlu dedikasi waktu terus menerus melakukan analisis pasar dan memonitor kondisi dan pergerakan harga yang terjadi, perlu proses pengambilan keputusan untuk pemilihan perusahaan serta keputusan transaksi (beli, jual, tahan), administrasi dan pencatatan akuntansi portofolio investasi yang bisa merepotkan.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI REKSA DANA untuk PEMULA
Jika butuh dan ingin berinvestasi ke pasar uang dan pasar modal, seperti obligasi, saham dan instrumen lain, sementara kita tidak sanggup melakukan sendiri, reksa dana solusinya.
Tak perlu repot berinvestasi jika bisa berinvestasi dengan santai melalui reksa dana, memanfaatkan jasa MI dan bank kustodian, sepanjang kita memahami faktor risiko dan memilih reksa dana yang tepat sesuai tujuan investasi dan profil risiko.
Setiap jenis reksa dana memiliki potensi imbal hasil dan risiko berbeda-beda. Reksa dana saham memiliki tingkat risiko maupun potensi imbal hasil paling tinggi, sedangkan reksa dana pasar uang paling rendah.
Dengan kata lain, reksa dana saham memiliki tingkat potensi keuntungan maupun kerugian cukup tinggi. Jadi, siap-siap saja, suatu saat mungkin kita dapat menikmati keuntungan cukup tinggi, tetapi di waktu berikutnya bisa saja menderita kerugian cukup besar.
Sebaliknya, reksa dana pasar uang memiliki tingkat potensi keuntungan dan kerugian cukup rendah. Mirip-mirip dengan depositolah.
[Baca Juga: 4 Rekomendasi Investasi Kala Pandemi yang Aman dan Untung!]
Nah, karena tingkat risiko masing-masing reksa dana tak sama, pemodal harus tahu profil risiko yang dihadapi, ada pemodal yang senang dengan jenis investasi berisiko tinggi, tetapi ada pula yang hanya bisa menerima risiko rendah.
Hal ini harus diketahui sebelum memutuskan menanam uang di reksa dana.
Tentu saja, selain ada risikonya, berinvestasi di reksa dana juga banyak untungnya yaitu:
- Investasi jenis ini ditangani oleh ahlinya.
Setiap reksa dana yang diterbitkan pasti ditangani oleh ahli dalam bidang investasi masing-masing.
Misalnya, ahli yang berpengalaman dalam bidang saham, ahli yang mahir di bidang obligasi, dan lainnya. Anda hanya perlu memilih manajer investasi yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan pada instrumen investasi reksa dana.
- Tidak memerlukan wawasan yang mendalam tentang pasar modal
Seperti Anda lihat pada nomor 1 tadi, karena sudah ditangani oleh ahlinya Anda tidak perlu memerlukan wawasan yang mendalam tentang pasar modal. Berbeda dengan investasi di saham, keputusan jual beli ada di tangan Anda sendiri.
Anda juga dituntut untuk dapat menganalisis laporan keuangan dan kondisi perusahaan sebelum investasi dilakukan.
- Berisi bermacam-macam jenis instrumen investasi yang dapat disesuaikan dengan jenis investor berdasarkan profil risikonya.
Misalnya, reksadana saham meskipun sebagian besar berisi instrumen saham, ada instrumen lain seperti obligasi, sertifikat deposito, sertifikat Bank Indonesia, atau jenis instrumen investasi lainnya.
Dengan demikian, tingkat risiko dari masing-masing jenis produk reksadana dapat dijaga pada tingkat risiko tertentu.
- Dengan dana terbatas, pemodal dapat berinvestasi pada instrumen yang bernominal pembelian tinggi.
Minimal investasi (biaya pembelian unit reksadana) di beberapa jenis produk reksadana ada yang sebesar Rp 100.000,- atau ada juga yang hanya Rp 50.000,-. Jadi, berinvestasi di reksadana relatif terjangkau.
Dengan dana terbatas, kita dapat berinvestasi di beberapa jenis instrumen investasi.
- Pergerakan hasil investasi bisa selalu dipantau.
Beberapa media cetak bahkan menampilkan pergerakan hasil investasi reksadana setiap hari. Hasil investasi itu bisa positif, dapat juga negatif.
Pergerakan yang disebarluaskan itu sekaligus menunjukkan betapa transparannya pergerakan investasi reksadana setiap harinya. Jika pemodal merasa sudah saatnya menjual unit reksa dananya, ya jual. Begitu sebaliknya.
- Dana yang ada cukup likuid.
Biasanya, dana yang diinvestasikan pada reksadana bisa ditarik dua atau tiga hari setelah mengajukan penarikan dana.
- Perpajakan
Keuntungan lainnya, meski bersifat sementara, adalah posisinya dalam perpajakan. Saat ini reksadana jenis tertentu tidak dikenai pajak.
Keuntungan ini, seperti sudah disebut, bersifat sementara, karena mungkin saja berubah seiring perjalanan waktu dan perubahan kebijakan pemerintah.
# Investasi Saham
Warren Buffet, yang dijuluki Wizard of Omaha (Penyihir dari Omaha) atau Oracle of Omaha (Peramal dari Omaha) dan kini memiliki kekayaan bersih sejumlah US$ 77,2 miliar, adalah contoh seorang investor yang tidak serakah.
Meskipun jumlah kekayaannya fantastis, Buffet memiliki filosofi sendiri dalam berinvestasi. Ia pandai dalam memilih perusahaan tempatnya berinvestasi.
Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mudah terguncang di masa sulit karena Buffet sudah berpikir hingga satu dekade ke depan tentang tren industri yang akan terjadi, contohnya Coca Cola, IBM, dan American Express.
Buffet tahu perusahaan mana yang berpotensi bertahan lama, ia tak pernah serakah dalam membeli saham mereka. Strateginya, “takut ketika orang lain serakah, dan serakah ketika orang lain takut.”
Buffet malah bersemangat berinvestasi ketika pasar sedang remuk dan ia terbukti menyelamatkan beberapa perusahaan yang terkena resesi. Selain itu, Buffet tidak mau asal memborong saham.
Ia tahu kapan harus membeli saham secara perlahan dan teratur dari waktu ke waktu dan dilakukannya secara konsisten.
Psikologi investasi ala Warren Buffet adalah “Jangan terlalu sering membeli saham. Orang sabarlah yang akan berhasil. Sabar menunggu waktu yang tepat untuk membeli saham, yaitu ketika terjadi penurunan harga saham besar-besar.”
Keuntungan dari investasi saham adalah:
- Capital gain
Keuntungan dari selisih harga yang kita dapatkan, yaitu ketika menjual saham dengan harga jual yang lebih tinggi dari harga beli.
Sebagai contoh jika Anda membeli saham perusahaan X dengan harga Rp 1.000 lembar, kemudian menjualnya dengan harga Rp 1.500 per lembar, artinya Anda mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 per lembar saham.
- Dividen
Laba perusahaan yang dibagikan kepada setiap pemegang saham. Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai atau dividen saham.
Dividen dibagikan sesuai dengan keputusan yang dihasilkan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
- Terhindar dari pengaruh inflasi
Inflasi adalah penurunan nilai uang karena meningkatnya harga dimulai dari harga barang produksi hingga konsumsi.
- Mudah dan dapat dilakukan di mana saja
Teknologi yang semakin maju mempermudah kita bertransaksi saham, karena saat ini tersedia fasilitas online trading, sehingga kita dapat memantau keadaan pasar serta melakukan order beli atau jual tanpa harus pergi atau pun menelepon ke kantor sekuritas.
- Tidak memerlukan modal besar
Jauhkan pemikiran bahwa berinvestasi saham memerlukan modal yang besar. Di mulai dari Rp 100.000,- Anda sudah bisa menabung saham.
- Aman dan dilindungi negara
Investasi saham di Indonesia diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga negara yang menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terintegrasi terhadap seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan nasional.
- Saham adalah investasi yang likuid
Saham adalah produk investasi yang aktif diperdagangkan, yang memiliki arti bahwa kita dapat membeli dan menjual saham kapan pun kita mau selama waktu perdagangan saham di BEI masih buka.
Dibalik cuan yang diberikan baik investasi di reksa dana maupun investasi saham, masing-masing instrumen juga memiliki kekurangan dan risikonya. Oleh karena itu Anda juga perlu bijak memilih instrumen yang tepat untuk Anda.
David S Rose, seorang pengusaha kaya berasal dari New York dan penulis buku Angel Investing : The Gust Guide to Making Money and Having Fun In Startup, mengatakan bahwa seorang investor kaya biasanya menghasilkan 20 hingga 50 kali lipat dari investasi awal mereka pada satu atau dua perusahaan yang sukses.
Rose sendiri kerap menanamkan uang sejumlah US$ 50.000 hingga US$ 100.000 dalam satu perusahaan dan bisa meraih jutaan dolar dari beberapa investasi yang dilakukannya.
Bergabung Bersama Praktisi dan Pakar Reksa Dana Maupun Saham Dalam
Komunitas Belajar Reksa Dana dan Komunitas Belajar Saham Berikut Ini!
Dengan demikian ketika Anda memutuskan untuk berinvestasi, Anda berhadapan dengan uang, instrumen investasi, dan waktu.
Anda memutuskan berapa jumlah uang yang akan diinvestasikan, instrumen investasi apa yang akan Anda beli, dan berapa lama Anda akan berinvestasi.
Karena bisa kita lihat mau kita investasi reksa dana dan investasi saham masing-masing punya nilai cuan yang berbeda dan juga punya nilai waktu yang berbeda.
Kira-kira, investasi apa yang menjadi pilihan Anda? Silakan kemukakan komentar Anda melalui kolom di bawah ini.
Ada artikel yang Anda inginkan untuk dibahas di Finansialku? Jangan lupa beritahukan kami melalui kolom komentar.
Jangan lupa bagikan artikel bermanfaat ini pada rekan-rekan Anda!
Sumber Referensi:
- Budi Safa’at. 2016. 99 Perbedaan Kebiasaan Pengusaha vs Karyawan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
- Tannadi, Belvin & Friendly. 2019. Ilmu Saham. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
- Budiman, Raymond. 2017. Investing is Easy: Teknik Analisis dan Strategi Investasi Saham untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
- Putra, Andika Sutoro. 2018. Anak Muda Miliarder Saham. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
- Sudarso, Liyanto. 2018. Taktis Berinvestasi Reksa Dana. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
- Rudiyanto. 2019. Reksa dana pahami, nikmati. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
- Filbert, Ryan. 2017. Menjadi (Tambah) Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
dilema besar