Dua penyedia layanan dompet digital, OVO dan Dana akan merger, simak kira-kira apa yang ingin dicapai dari strategi ini.
Informasi selengkapnya, dapat dibaca dalam artikel Finansialku di bawah ini!
Rubrik Finansialku
Merger OVO dan Dana
Dua startup fintech raksasa di Indonesia, Ovo dan Dana, dikabarkan akan melakukan merger atau penggabungan usaha.
Penggabungan perusahaan ini, konon dilakukan demi menggerus dominasi GoPay dalam hal pembayaran digital.
Mengutip dari detik.com dari Bloomberg, Senin (15/06) dua startup teknologi finansial (tekfin) tersebut pada prinsipnya setuju bergabung untuk menciptakan penantang yang lebih kuat bagi GoPay dari perusahaan Gojek.
Kendati demikian, penandatanganan perjanjian kedua pihak ditunda karena wabah virus corona atau Covid-19, hal ini diungkapkan oleh sumber yang mengetahui.
Adapun kesepakatan mereka mengenai syarat dan waktunya pun masih bisa berubah. Saat ini, kedua perusahaan tersebut kabarnya masih membahas sejumlah rincian bisnis mereka ke depan.
[Baca Juga: Hebat! Gojek Dapat Kucuran Dana Dari Perusahaan Ini]
Untuk diketahui, Sobat Finansialku, Ovo, Dana, dan GoPay adalah tiga pemain besar dalam pasar fintech di Indonesia. Ketiganya ditopang oleh pemodal asing yang juga memiliki reputasi besar.
Adapun OVO sendiri selama ini disuntik modal oleh SoftBank Group Corp. Sedangkan Dana didukung oleh afiliasi dari Alibaba Group Holding Ltd., sementara investor Gojek meliputi Facebook Inc. dan PayPal Holdings Inc.
Merger antara OVO dan Dana akan mempererat aliansi antara SoftBank dan Alibaba, dan mengkonsolidasikan pasar pembayaran digital Indonesia yang akan membuat lebih sedikit pemain utama.
Merger ini mungkin saja untuk menciptakan platform pembayaran digital terbesar di Indonesia. Sebab, baik OVO maupun GoPay sama-sama mengklaim bahwa keduanya adalah yang terbesar di Indonesia.
Segaris dengan itu, berdasarkan data yang dikutip dari Kompas, GoPay menjadi dompet digital yang paling tinggi diminati. Ada 58 persen peminatnya, sementara OVO 29 persen, Dana 9 persen, dan LinkAja 4 persen.
Tanggapan Ovo
Menanggapi hal tersebut, Head of Public Relations Ovo, Sinta Setyaningsih menyebut bahwa pihaknya masih belum bisa memberikan pernyataan terkait rumor yang beredar.
“Saat ini kami belum bisa memberikan tanggapan terkait rumor yang ada di market,” ungkap Sinta sebagaimana dikutip dari Kompas, Senin (15/06).
Rencana bergabungnya Ovo dan Dana sebetulnya telah terendus sejak tahun 2019 lalu.
Kesepakatan keduanya, akan mengakhiri proses negosiasi yang berlangsung selama berbulan-bulan.
Kedua perusahaan melihat pembayaran digital sebagai cara penting untuk mendapatkan pelanggan sebelum menawarkan mereka serangkaian produk keuangan, yang bertujuan membantu perusahaan bergerak menuju profitabilitas.
Tetap Catat Keuanganmu
Sobat Finansialku, jangan lupa untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan keuangan ya. Gunakan fitur Catatan Keuangan dari aplikasi Finansialku untuk mempermudah pencatatanmu.
Belum punya aplikasinya? Download aja di Google Play Store maupun Apple Apps Store dan dapatkan free trial akun premium selama 30 hari.
Mau upgrade setelah premium selesai? Gunakan kode CUAN50 untuk mendapat potongan Rp 50 ribu. Catat ya kodenya!
Yuk gunakan aplikasinya!
Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.
Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.
Sumber Referensi:
- Putri Zakia Salsabila. 14 Juni 2020. Ovo dan Dana Disebut Sepakat Merger Demi Lawan GoPay. Kompas.com – https://bit.ly/2MXmwbV
- Trio Hamdani. 14 Juni 2020. OVO Mau Gabung dengan Dana Buat Lawan GoPay? Detik.com – https://bit.ly/3hmgEqq
- Yuni Astutik. 14 Juni 2020. OVO & Dana Bersiap Duet Maut, Mau Taklukkan Gopay? CNBC Indonesia – https://bit.ly/2Aqt7cd
Sumber Gambar:
- Digital Wallet Merger – https://bit.ly/2YyNonT
dilema besar