Bank Indonesia (BI) naikkan suku bunga hingga 4,75%. Apa dampak dari kenaikan suku bunga ini pada kehidupan kita?
Cari tahu penjelasannya lewat artikel Finansialku satu ini!
Oktober 2022, Ada Kenaikan Suku Bunga Sebesar 4,75%
Bank Indonesia (BI) menaikkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) di bulan Oktober ini.
Kenaikan suku bunga ini mencapai 4,75%, artinya sejak awal tahun, suku bunga naik hingga 125 bps.
Selain itu, BI juga menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 3,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5%.
Dalam situs resminya, kebijakan ini BI ambil sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking.
Hal ini berguna untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3+1% pada paruh kedua 2023.
BI mengatakan kenaikan suku bunga yang mereka lakukan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi sebagai berikut:
- Mendorong percepatan dan perluasan implementasi digitalisasi pembayaran di daerah.
Melalui pemanfaatan momentum pelaksanaan dan penetapan pemenang Championship Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD).
- Memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang sesuai dengan kenaikan suku bunga BI7DRR untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasarannya.
- Melanjutkan penjualan atau pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder (operator twist) untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investasi portofolio asing melalui yield SBN jangka panjang yang lebih rendah.
Dengan mempertimbangkan tekanan inflasi lebih bersifat jangka pendek dan akan menurun kembali ke sasarannya dalam jangka menengah panjang.
- Memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian untuk pengendalian inflasi dengan intervensi di pasar valas.
Baik melalui transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian atau penjualan SBN di pasar sekunder.
- Mendorong akselerasi pencapaian QRIS 15 juta pengguna dan peningkatan penggunaan BI-FAST dalam transaksi pembayaran.
- Melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada aspek profitabilitas bank.
Dampak Kenaikan Suku Bunga
Lalu, apa dampak dari kenaikan suku bunga yang dilakukan BI ini? Melansir laman cnnindonesia.com, berikut adalah beberapa dampaknya:
#1 Biaya KPR dan Pinjaman Usaha yang Membengkak
Dampak yang pertama adalah naiknya biaya KPR dan pinjaman usaha.
Ngurah Mustakawarman, S.T., M.M., CFP®, salah satu Perencana Keuangan Finansialku pun mengatakan hal serupa.
Kenaikan suku bunga menyebabkan kredit menjadi mahal, kemudian berimbas pada biaya KPR yang turut mengalami kenaikan.
Ketika biaya KPR dan pinjaman usaha mengalami kenaikan, akan memengaruhi terhambatnya pertumbuhan sektor riil.
Beberapa yang termasuk ke dalam sektor riil diantaranya adalah industri pengolahan, pertanian, pertambangan, perdagangan, hotel dan restoran, dan lainnya.
#2 Berkurangnya Lapangan Kerja
Dampak yang kedua adalah lapangan kerja mengalami penurunan.
Hal ini merupakan salah satu efek domino dari perlambatan sektor-sektor yang terdampak oleh peraturan terbaru BI.
#3 Daya Beli Masyarakat Berkurang
Adanya kebijakan terbaru BI ini membuat masyarakat lebih berhati-hati untuk mengeluarkan uang.
Alih-alih, masyarakat lebih memilih untuk menabung ketimbang mengeluarkan uangnya untuk hal-hal yang sifatnya sekunder.
Hingga akhirnya, daya beli masyarakat secara keseluruhan mengalami penurunan.
Ini kemudian berdampak negatif pada perekonomian negara, yang juga mengalami perlambatan ekonomi.
#4 Pasar Saham Naik
Dampak terakhir yaitu menimbulkan sentiment negatif untuk pasar modal yang menguat secara perlahan.
Melansir laman money.kompas.com, langkah pengetatan moneter BI ini menekan potensi inflasi yang membuat tingkat daya beli masyarakat menurun.
Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper, mengatakan bahwa ekonomi Indonesia sekarang justru sedang dalam tahap recovery.
“Ekonomi sekarang sudah cukup recovery, tapi yang jadi masalah inflasinya tinggi, jadi itu yang harus ditekan.” Katanya, mengutip laman yang sama, Rabu, (24/08).
[Baca Juga: Investment Outlook: Pasar Global Fluktuatif, Mampukah IHSG Menguat Pekan Ini?]
Sektor Apa yang Berpontesi Berikan Keuntungan?
Kenaikan suku bunga ini membuat beberapa sektor usaha di pasar saham berpotensi alami kenaikan.
Ngurah Mustakawarman, S.T., M.M., CFP® mengatakan, beberapa sektor yang berpotensi alami kenaikan adalah perbankan dan energi.
Sejalan dengan Ngurah, William Hartanto, founder WH Project mengatakan bahwa emiten di sektor keuangan berpotensi mendapatkan dampak positif.
“(Sektor keuangan) akan menerima dampak positif dengan kenaikan laba dari kenaikan bunga kredit.” Katanya, mengutip laman money.kompas.com.
Sementara itu, secara umum, emiten yang akan mendapatkan dampak negatif dari kenaikan suku bunga ini adalah emiten-emiten yang utangnya besar.
“Emiten yang utangnya besar dan bunganya floating akan terkena dampak.” Kata Ngurah.
Tetap Optimis!
Berbagai kondisi yang terjadi belakangan ini merupakan hal yang sama sekali tidak bisa kita control sepenuhnya.
Daripada merasa khawatir berlebihan, sebaiknya kita mengerahkan pikiran dan energi pada hal-hal yang bisa kita kontrol.
Misalnya, menjalani hidup dengan optimis sembari terus melakukan perencanaan keuangan secara rutin.
Kamu bisa memanfaatkan fitur ‘Anggaran’ di Aplikasi Finansialku untuk mengatur keuangan yang lebih terstruktur dan tetap right on the track.
Aplikasi Finansialku juga membantu kamu untuk mencatat keuangan, merencanakan tujuan keuangan, hingga mengecek kondisi kesehatan keuanganmu.
Semua fitur ini bisa kamu nikmati dalam satu genggaman. Sehingga kamu tidak perlu mengorbankan memori ponselmu lebih banyak untuk capai mimpimu dan mewujudkan keuangan yang lebih baik.
Yuk, download aplikasi Finansialku dengan klik tombol di bawah ini.
Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!
Bagaimana pendapatmu terkait kebijakan yang Bank Indonesia putuskan pada Oktober 2022 ini? Mari kita diskusikan lewat kolom komentar!
Editor: Ismyuli Tri Retno
Sumber Referensi:
- Rully R. Ramli. 25 Agustus 2022. Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan BI ke Pasar Sektor Saham yang Diuntungkan. Money.kompas.com – https://bit.ly/3DngcFo
- Admin. 22 September 2022. BI 7-DAY REVERSE REPO RATE NAIK 50 BPS MENJADI 4,25%: SINERGI MENJAGA STABILITAS DAN MOMENTUM PEMULIHAN. Bi.go.id – https://bit.ly/3F4aQjM
- Admin. 23 Oktober 2022. BI Naikkan Suku Bunga Acuan 4,75% Per Oktober 2022, Apa Dampaknya?. Bisnis.tempo.co – https://bit.ly/3TF4WcW
- Admin. 21 Oktober 2022. 5 Dampak Kenaikan Suku Bunga BI yang Bikin Beban Hidup Makin Berat. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/3Dp2BNS
dilema besar