Investment Outlook 20-24 Juni 2022. Market akan bergerak fluktuatif, efek The Fed menaikkan suku bunga acuan secara agresif.
Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi reksa dana, obligasi hingga P2P lending berikut.
IHSG Review: Sudah Siap Menghadapi Kenaikan Suku Bunga Acuan The Fed?
Akhirnya The Fed menaikkan suku bunga acuan secara agresif yaitu 75 basis atau 0,75%, tertinggi sejak 1994 yang berdampak pada aksi sell of bursa global berlanjut.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan BEI hari Jumat (17/6) dibuka pada harga 6.987 selama 2 sesi perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI).
IHSG terus mengalami tekanan jual dengan harga terendah di 6.882, dan mendekati sesi penutupan IHSG berhasil di tutup pada harga 6.936.
IHSG mengalami penurunan sebesar 113 poin atau -1,61%. Transaksi IHSG pada hari Jumat sebesar Rp 19,57 triliun dengan market caps sebesar Rp 9116,68.
Investor asing juga melakukan penjualan bersih (net sell) Rp 782 miliar di semua pasar, sebagai respon kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih agresif dari perkiraan. Selama perdagangan seminggu kemarin (13-17 juni 2022) IHSG sesuai dengan prediksi mingguan, yakni outlook-nya negatif atau turun dengan penurunan selama seminggu adalah sebesar 149 poin atau -2,11%.
[Baca IHSG Hari Ini]
Beberapa fokus utama minggu kemarin, yaitu:
- Suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) naik 75 basis, tertinggi sejak 1994.
Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/ The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis point atau 0,75% , tertinggi dalam 30 tahun demi meredam gejolak inflasi.
Peluang untuk menaikkan kembali suku bunga acuan masih terbuka pada bulan Juli 2022.
Kenaikan terbesar suku bunga sejak 1994 diambil dibawah tekanan kuat untuk meredam gejolak inflasi, karena kenaikan harga gas dan makanan di AS.
Sehingga, Federal Open Market Committee (FOMC) yang menetapkan kebijakan tersebut menaikkan suku bunga pinjaman acuan ke kisaran 1,5-1,75%, naik dari nol di awal tahun 2022.
Ketua The Fed Jorome Powell mengatakan langkah itu penting untuk menurunkan inflasi sekaligus menstabilkan harga.
Kendati demikian, dia mengakui kenaikan suku bunga secara agresif tersebut cukup berisiko.
- Tiga Bank Sentral Utama kerek bunga, inflasi makin ngeri?
Bank Sentral Inggris (BOE) kembali menaikkan suku bunga acuan pada pengumuman kebijakan moneter Kamis (16/6) kemarin.
Langkah tersebut menyusul Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB).
Inggris sudah menaikkan suku bunga acuan 5x, dan BOE ini akan terus menaikkan suku bunga hingga inflasi ke target 2%.
Dalam kebijakan moneternya, BOE menaikkan suku bunga sebesar 25 basis menjadi 1,25%.
Inflasi negara inggris sudah mencapai 9% (yang merupakan tertinggi selama 40 tahun) dan akan diprediksi bisa mencapai 11%.
Sedangkan yang paling mengejutkan adalah langkah Bank Sentral Swiss, menaikkan suku bunga juga dari -0,25% ke -0,75% atau mengalami kenaikan 50 basis. Kenaikan tersebut menjadi yang pertama sejak 2007.
Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin ( 13-17 Juni 2022)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan seminggu kemarin di tutup turun sebesar 149 poin atau -2,11%.
Penurunan IHSG ini diikuti oleh indeks LQ45 yang turun -2,09% dan indeks IDX30 yang juga turun -2,09%.
Ketiga indeks tersebut semakin seiring karena GOTO sudah masuk dalam 3 indeks acuan tersebut.
10 sektor pembentuk IHSG semuanya merah alias turun dengan penurunan dipimpin oleh sektor industri yang turun -5,38% , sektor transportasi dan logistik turun -4,62%, dan sektor energi turun -4,77%.
Hanya 1 sektor yang mengalami kenaikan yaitu sektor kesehatan yang naik 1,94%. Sentimennya adalah kenaikan case covid varian baru yang sudah mulai meningkat.
Investor Asing
Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG
Berdasarkan data RTI, investor asing (foreign) pada penutupan bursa hari Jumat (17/6) melakukan aksi penjualan bersih (net sell) di semua pasar sebesar Rp 782,5 miliar.
Dengan rincian net sell di pasar reguler sebesar Rp 1,29 triliun dan net buy di pasar negosiasi tunai sebesar Rp 504 miliar.
Selama seminggu kemarin aliran dana asing masih terjadi capital outflow (keluar) dengan total dana asing keluar sebesar Rp 1,35 triliun.
Dengan rincian di pasar reguler terjadi penjualan (net sell) sebesar Rp 2,03 triliun dan di pasar tunai negosiasi terjadi pembelian (net buy) juga sebesar Rp 678 miliar (terutama pembelian negosiasi saham BRMS).
Secara sebulan kemarin investor asing masuk cukup besar sebesar 6,28 triliun di semua pasar.
Secara Year to Date (Ytd) dari awal tahun 2022 sampai kemarin investor asing sudah masuk sebesar Rp 69,18 triliun. Angka yang cukup besar di 5 tahun terakhir.
5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar dalam Mingguan (Dibeli Asing)
Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing dipimpin oleh saham BRMS sebesar Rp 754 miliar (ada aksi pembelian besar dari pasar negosiasi), saham BMRI Rp 362 miliar, saham PGAS sebesar Rp 203 miliar, saham INCO yang dibeli sebanyak Rp 110 miliar dan saham MDKA sebesar Rp 87 milliar.
5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)
Saham yang dijual/di distribusi oleh investor asing terbanyak adalah saham BBCA sebesar Rp 494 miliar (efek kenaikan suku bunga yang menyebabkan asing outflow).
Kemudian saham TLKM dijual sebesar Rp 308 miliar, saham ASII sebesar Rp 217 miliar, saham BBNI sebesar Rp 167 miliar dan saham BBRI sebesar Rp 140 miliar.
Investment Outlook IHSG Minggu Ini: 20-24 Juni 2022
IHSG akan turun kembali turun, efek kenaikan agresif suku bunga acuan The Fed.
Penurunan IHSG target akan mendekati titik support di 6.800 dan 6.700 (support kuat minggu ini) .
Namun, jika ada teknikal rebound maka batas resisten minggu ini masih di 7.150. Secara outlook masih negatif alias cenderung turun. Tekanan seller masih tinggi.
Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market
Data Global:
Fokus minggu ini adalah testimoni Jerome Powell (Gubernur Bank Sentral AS), sentimen masih negatif secara global dan di dominasi oleh seller dengan kekhawatiran resesi.
Rekomendasi Saham
Fokus pada saham yang dengan recovery dan daya tahan kuat tipe konservatif. Kemarin, kami informasukan akan terjadi penurunan.
Saham BBCA sudah antri beli 7.250 pada saat harga tersebut tidak terbeli. Karena kondisinya dominan secara global masih sell of.
Maka strateginya adalah fokus di BBCA dan BBRI dengan target harga yang sudah ada.
Selain itu, berhati-hatilah terhadap sektor energi dan komoditas karena harga minyak mengalami koreksi cukup dalam.
#1 BBCA
BBCA masih sama target pembelian secara bertahap di bawah 7.300 secara realistis, karena 7.250 support kuat yang belum tertembus sejak Stocksplit.
Target pembelian bertahap di 7.275, 7.250 dan 7.200. Secara global masih rentang terkait koreksi, namun BBCA belum ada tanda-tanda koreksi atau penjualan signifikan oleh asing.
#2 BBRI
Pembelian bertahap BBRI di 4.250 dan 4.150 dengan target take profit di 4.500-4.600. Tren global masih rawan untuk koreksi, sehingga saat ini waktunya untuk menunggu.
Itulah beberapa rekomendasi saham yang bisa dijadikan referensi. Jika ingin sharing lebih dalam mengenai hal ini, Sobat Finansialku bisa ngobrol dengan saya, Gembong S., CSA, CFP®, QWP®, AEPP, QFE,
Sebagai salah satu perencana keuangan Finansialku sekaligus pengamat dan pelaku investasi, yang bisa bantu merencanakan investasi sampai cuan.
Caranya klik banner berikut untuk langsung terhubung dengan admin WhatsApp dan buat janji, ya!
Siap cuan maksimal? Saya tunggu, ok!
Investment Outlook: Reksa Dana
Berikut rincian pergerakan reksa dana indeks basis LQ45, IDX30, dan JII:
Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45
Indeks LQ45 masih akan turun dengan target 970 dan 950 batas support-nya. Resisten masih di 1.010, secara outlook negatif.
Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30
IDX 30 mengalami penurunan dengan support di 520 dan 510 (support minggu ini). Sedangkan batas resisten di 545, secara outlook masih negatif.
Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)
Secara teknikal, JII juga akan test support di 560 dan 545 minggu ini. Sedangkan resisten di 590. Secara outlook masih negatif
Rekomendasi Reksa Dana
Berikut ini merupakan produk reksa dana yang unggul atau memiliki kinerja lebih baik (aktif) dibandingkan dengan market (YtD).
Reksa Dana Saham
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas IHSG
- Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 9-15%
- Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan
Rata-rata reksa dana yang kinerjanya bagus adalah reksa dana yang penempatan di saham-saham medium small dengan karakter jenis aktif pengelolaannya.
Sedangkan untuk bluechip saham-sahamnya mulai turun.
Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS
- Panin Dana maksima: Jenis reksa dana aktif yang pengelolaannya akitf pada saham-saham value investing.
Kemarin Group Panin naik tinggi sehingga reksa dana ini mengalami kenaikan yang signifikan.
Contoh penempatan di saham PNBN , PNLF , DLTA , UNTR dan ADMF.
- HPAM Ultima Ekuitas: Alokasinya sekarang adalah 83% saham, time deposit 3% dan cash sebesar 14%.
Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBRI, BRPT, TPIA, TLKM.
Reksa Dana Campuran
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 7-12%
Sektoral dan Top Holding Saham serta Obligasinya Per Data FFS
- Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, obligasi perusahaan sebesar 8%.
Obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%. Top holding sahamnya: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.
- Schroder Dana Campuran: Portofolio aset alokasi di saham 57%, obligasi 39,58% dan cash sebesar 3%.
Sedangkan untuk top holding perusahaannya adalah BBCA, BBRI, BBNI, TLKM, ASII.
Reksa Dana Pendatapan Tetap
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
- Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
- Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
- DrawDown (DD): 4-6%
Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market, karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.
Oleh karena itu, kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan Equity Dana Pasti.
Reksa Dana Pasar Uang
Kriteria seleksi berdasarkan parameter:
- Return 2022: Year To Date (YTD)
- Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
- DrawDown (DD): 0-0,5%
Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito.
Penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.
Itulah beberapa rekomendasi investasi reksa dana, untuk penjelasan lebih detail mengenai investasi ini, Sobat Finansialku bisa download ebook gratis dari Finansialku.
Ebook GRATIS, Cara Mudah Maksimalkan Untung di Reksa Dana
Investment Outlook: Obligasi
Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:
The Fed secara agresif menaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis atau 0,75% dan kemungkinan Juli akan dinaikkan lagi sebesar 50-75 basis.
Sehingga tekanan seller pada obligasi terutama FR akan semakin kuat.
Yield obligasi sudah tembus di atas 7,5% dengan target 7,8-8% sampai Juli dan Agustus.
Hati-hati dengan potensi penurunan harga obligasi dan reksa dana pendapatan tetap basis obligasi negara dalam Juni dan Juli.
Yuk, perbanyak pengetahuan mengenai investasi pada obligasi negara, salah satunya dengan membaca ebook gratis dari Finansialku Cerdas Berinvestasi Sambil Bantu Negara.
Ikuti juga online course-nya di Aplikasi Finansialku agar investasi semakin cuan dan terhindar dari kerugian.
Investment Outlook: Peer-to-Peer (P2P) Lending
Kebijakan pajak di P2P lending telah diatur oleh pemerintah dengan Peraturan Menteri keuangan (PMK) No 69 Tahun 2022.
Tarif P2P dikenakan pasal 23 yaitu bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) tarif pemotongannya adalah 15% bagi yang memiliki NPWP dan yang tidak mempunyai NPWP akan dikenakan sebesar 30% dari return-nya.
Sifat pajak atas punya P2P lending ini bersifat tidak final yang artinya para lender (investor) perlu tetap melaporkan pendapatan bunga dari platfom P2P lending serta melampirkan bukti potongnya saat pelaporan SPT Tahunan.
[Baca Juga: Tertarik? Begini Cara Investasi P2P Lending Bagi Pemula!]
4 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 99-100%.
TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.
Disclaimer ON: Sifat dari analisis ini adalah pandangan pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman. Segala instrumen investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Riset (DYOR)!!
Demikian analisis Investment Outlook untuk minggu ini. Kira-kira apa tanggapan Anda mengenai informasi di atas? Jangan ragu untuk tuliskan di kolom komentar di bawah ini, ya! Yuk, bagikan informasi ini pada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.
Editor: Ismyuli Tri Retno
dilema besar