Anak usaha perusahaan Energi Mega Persada (ENRG) menemukan cadangan minyak di blok KSS Malaca Strait. Lantas, apakah penemuan ini bisa menjadi potensi keuntungan yang baru bagi emiten?
Temukan Cadangan Minyak, ENRG Menarik Dikoleksi?
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melalui anak usahanya, PT Imbang Tata Alami (ITA) menemukan cadangan minyak baru di Blok KKS Malacca. Temuan minyak tersebut sedang dalam proses sertifikasi oleh Gaffney Cline & Associates.
CEO ENRG Syailendra Bakrie mengatakan, penemuan minyak di Blok KKS Malacca hingga 157 juta barel tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja produksi dan keuangan perusahaan dalam waktu dekat ini.
Dengan diselesaikannya aktivitas pemboran di lokasi temuan minyak tersebut, diharapkan ITA sebagai operator dan pemilik working interest di blok KKS Malacca Strait dapat menjadi salah satu dari 10 produsen minyak terbesar di Indonesia.
ITA akan melakukan pemboran di 19 sumur pengembangan di lapangan terkait untuk mulai memproduksikan temuan minyak baru tersebut.
Estimasi pengeluaran (biaya terkait) untuk memproduksikan temuan cadangan minyak ini secara komersial adalah sekitar Rp 2-2,5 triliun di tahun 2022 dan 2023.
Sebelumnya, Entitas Grup Bakrie yakni PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) resmi mendapat kontrak kerja sama Blok Gas Sengkang di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Hingga tahun 2021 lalu, gas alam yang dihasilkan dari Blok Sengkang dipergunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dengan kapasitas terpasang 315 megawatt dan untuk jaringan gas (jargas) rumah tangga dengan kapasitas 12.317 sambungan rumah.
KKS Sengkang memiliki sekitar 420 miliar kaki kubik gas dalam bentuk cadangan terbukti dan terukur.
Saat ini, blok gas tersebut memproduksikan rata-rata 40 juta kaki kubik gas per hari. Gas yang diproduksikan oleh KKS Sengkang dijual ke beberapa proyek pembangkit listrik di wilayah Sulawesi Selatan.
KKS Sengkang juga telah mendapatkan perpanjangan 20 tahun pada 2018 dari pemerintah, dan berlaku efektif sejak 24 Oktober 2022 sampai dengan 2042.
Momentum kenaikan harga minyak dan sejumlah komoditas justru menjadi sentimen di pasar modal saat ini.
Lantas, apakah emiten ini bisa memberikan keuntungan?
Sebelum mengetahui jawabannya, yuk perbanyak literasi soal bagaimana cara mendapatkan untung dari saham dengan membaca ebook gratis di bawah ini!
Kondisi Keuangan Perusahaan
Melihat kondisi keuangan perusahaan, kinerja sepanjang tiga bulan pertama 2022 dinilai masih positif. Perseroan mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih selama kuartal I 2022.
Aset perseroan membukukan aset USD 1,21 miliar pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 1,06 miliar.
Pos kas dan setara kas USD 47,71 juta pada kuartal I 2022 jika dibandingkan Desember 2021 sebesar USD 32,78 juta.
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatat penjualan USD 112,57 juta atau sekitar Rp 1,63 triliun pada kuartal I 2022.
Penjualan perseroan naik 40,3% dari kuartal I 2021 sebesar USD 80,22 juta atau setara Rp 1,16 triliun.
[Baca Juga: Laba Bersih Tumbuh 100,77% Di Q1 2022, INCO Favorit Asing?]
Beban pokok penjualan naik 51,54% menjadi USD 68,65 juta pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 45,30 juta.
Dengan demikian, laba bruto bertambah 25,76% menjadi USD 43,92 juta selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 34,92 juta.
Beban usaha naik menjadi USD 3,60 juta pada kuartal I 2022 dari kuartal I 2021 sebesar USD 3,09 juta. Perseroan membukukan laba usaha USD 40,31 juta pada kuartal I 2022, naik 27% jika dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 31,82 juta.
PT Energi Mega Persada Tbk. mencatat laba naik 67% menjadi USD 10,28 juta atau sekitar Rp 149,47 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 6,15 juta atau setara Rp 89,50 miliar.
Total ekuitas tercatat USD 459,09 juta pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 448,96 juta. Perseroan catat kenaikan liabilitas menjadi USD 757,28 juta pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 614,60 juta.
Analisis Teknikal Saham ENRG
Harga saham ENRG terpantau naik hingga +129.41% sejak awal tahun 2022.
Jika melihat rentang 3 bulan, SMDR sudah menguat +30.73%, sedangkan selama 1 minggu terakhir sudah menguat +22.51%.
ENRG saat tulisan ini diproduksi berada pada harga 234/lembar saham (7 Juni 2022).
Anda bisa tentukan target support di level 212-204 dan cut loss jika break 200. Antisipasi breakout level Rp 250 dan rally all-time high.
Simak grafik berikut:
Diketahui juga bahwa emiten dari Bakrie grup ini memiliki market capitalization 5,81 triliun, dengan jumlah kepemilikan Grup Bakrie sebesar 47% dan publik hingga 53%.
Sentimen harga minyak dan gas yang cukup tinggi saat ini bisa memotivasi KKKS untuk percepatan kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang tengah dilakukan.
Melihat penjelasan di atas, apakah Anda tertarik untuk membeli emiten ini? Atau masih mau cari emiten lain yang lebih cuan?
Anda bisa dapatkan rekomendasi saham dan investasi lainnya dalam sepekan ke depan di artikel Investment Outlook.
Anda bisa temukan artikelnya dengan mengetik “Investment Outlook” di kolom pencarian di laman Finansialku.com.
Anda juga bisa hubungi perencana keuangan Finansialku untuk membantu mereviu portofolio investasi Anda dan diskusi langsung mengenai produk investasi yang sesuai dengan keuangan Anda.
Bagaimana pendapat Anda mengenai informasi di atas? Yuk, tulis opini Anda pada kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa share juga, ya. Terima kasih.
Editor: Ratna SH
Sumber Referensi:
- Kontan.co.id
- Market.bisnis.com
- CNBN Indonesia
- RTI
- Indopremier (IPOT)
- Stockbit
- tradingviews.com
dilema besar