Investment Outlook: Recovery IHSG Pola V-Shape, Resisten 7.350?

Investment Outlook: Recovery IHSG Pola V-Shape, Resisten 7.350?

Investment Outlook 30 Mei-3 Juni 2022: Recovery IHSG pola V-Shape dengan resisten 7.350?

Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi reksa dana, obligasi hingga P2P lending berikut ini.

 

IHSG Review dan Outlook

Review: IHSG Teknikal Rebound

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan hari Jumat (27/5) dibuka pada level 6.948 dan terus mengalami kenaikan.

Hingga pada 2 sesi perdagangan berada pada level tertinggi di 7.032 serta pada akhir perdagangan IHSG ditutup pada level 7.026.

Nilai perdagangan sebesar Rp 15,6 triliun dengan Market Caps sebesar Rp 9.287. Pada Minggu ini, IHSG berhasil teknikal rebound (mengalami kenaikan) sebesar 108 poin atau 1,56% dari pembukaan harga di Senin 6.918 ke penutupan hari Jumat pada 7.026.

IHSG berhasil menembus batas resisten psikologis minggu kemarin di 7.000 setelah mengalami kejatuhan pada pertengahan Mei sampai level support di 6.509.

 

Lihat IHSG Hari Ini

 

Beberapa berita dan data yang menjadi fokus minggu kemarin adalah sebagai berikut :

  • Risalah FOMC Meeting The Fed berencana menaikan suku bunga acuan kembali.

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memberikan sinyal terbaru kenaikan suku bunga acuan, hal ini dilakukan mengingat inflasi negara itu masih tinggi.

Dalam sebuah risalah yang dikutip oleh CNBC International, The Fed dilaporkan melihat perlunya menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis atau 0,5%.

Bank Sentral itu menyebut kenaikan serupa kemungkinan akan diperlukan pada beberapa pertemuan berikutnya.

Pada sesi awal bulan lalu, FOMC menyetujui kenaikan 0,5% dan mulai Juni mengurangi neraca sebesar US$ 9 triliun milik bank sentral.

Ekspektasi market saat ini melihat The Fed akan mengaikkan suku bunga 2,5%-2,75% pada akhir tahun 2022.

  • Harga minyak dan komoditas naik seiring dengan rencana pelonggaran lockdown China dan rencana pelarangan Import Minyak Rusia Oleh para pemimpin Eropa.

Harga minyak masih melanjutkan rally pada perdagangan minggu ini dengan harga minyak WTI sudah menyentuh US$ 115 per barel.

Harga minyak naik karena didorong oleh pelonggaran penguncian alias lockdown China dan Uni Eropa yang terus mendorong larangan impor minyak dari Rusia.

Mengutip dari Bloomberg (30/5), Shanghai mengizinkan semua produsen untuk melanjutkan operasi mulai Juni.

Sementara para pejabat mengatakan wabah virus corona di Beijing berada dibawah kendali.

Sementara itu negara-negara Uni Eropa gagal menyepakati paket sanksi ke 6 pada minggu kemarin karena Hongaria menolak untuk mendukung kesepakatan tersebut.

 

Outlook IHSG Minggu Ini: 30 Mei-3 Juni 2022

 

 

IHSG masih akan melanjutkan tes kenaikan dengan target 7.200 (menutup gap) dengan batas resisten mingguan di 7.350.

Namun jika ada koreksi wajar, maka batas support di 6.960 dan 6.800 (batas support kuat minggu ini) .

Secara outlook pergerakan IHSG akan mix dengan arah dominan naik atau positif.

Komposisi (Bobot Sektoral IHSG) per April dari Website IDX

No

Sektoral

Bobot (%)

1

IDXFinance

38,8

2

IDXNonCyclic

11,6

3

IDXBasic

11,2

4

IDXInfra

10,5

5

IDXTechno

4,1

6

IDX Industri

4,9

7

IDXEnergy

8,3

8

IDXCyclic

4,6

9

IDXProperty

2,6

10

IDXHealth

2,8

11

IDXTrans

0,6

Total

100

 

Kinerja Sektoral IHSG Minggu Kemarin (23-27 Mei 2022)

No

Sektoral

Senin(23/5)

Jumat (27/5)

Perubahan

% Perubahan

1

IDXFinance

1.496,91

1.508,12

11,21

0,75%

2

IDXBasic

1.341,95

1.363,31

21,36

1,59%

3

IDXEnergy

1.651,60

1.705,79

54,19

3,28%

4

IDXCyclic

913,09

921,92

8,83

0,97%

5

IDXNonCyclic

697,36

692,73

4,63

-0,66%

6

IDXHealth

1.491,40

1.512,85

21,45

1,44%

7

IDXProperty

705,55

710,56

5,01

0,71%

8

IDXTechno

7.865,62

7.732,87

132,75

-1,69%

9

IDXInfra

922,47

931,86

9,39

1,02%

10

IDXTrans

1.998,45

2.224,10

225,65

11,29%

11

IDXIndustri

1.257,80

1.267,93

10,13

0,81%

IDX30

542,40

551,88

9,48

1,75%

LQ45

1.015,18

1.031,93

16,75

1,65%

IHSG

6.918,14

7.026,25

108,11

1,56%

Sumber: IDX

 

Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan seminggu kemarin berhasil ditutup menguat sebesar 108 poin atau 1,56%.

Sedangkan IDX30 dan LQ45 juga mengalami kenaikan sebesar 1,75% dan 1,65%. Penggerak utama kenaikan ini adalah rebound Bigbank dan Bluechip terutama BBCA dan BBRI.

Dari 11 sektor penyusun IHSG, ada 9 sektor yang mengalami kenaikan, dan 2 sektor yang mengalami penurunan.

Sektor yang mengalami kenaikan dipimpin oleh sektor transportasi (saham pelayanan dan transportasi), sektor energi yang mengalami kenaikan 3,28%.

Sedangkan sektor yang mengalami penurunan hanya sektor teknologi yang turun sebesar -1,69% dan sektor konsumer non cyclic yang turun -0,66%.

 

Investor Asing

Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG

Berdasarkan Data RTI, investor asing (foreign) pada hari Jumat (27/5) mengalami pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 1,37 triliun.

Terdiri dari pembelian bersih di pasar reguler sebesar Rp 1,39 triliun dan penjualan bersih (net sell) di pasar tunai dan negosiasi sebesar Rp 13,14 miliar.

Sedangkan secara mingguan, investor asing sudah masuk sebesar Rp 1,85 triliun.

Bulan Mei 2022 ini investor asing sudah masuk sebesar Rp 21,99 triliun  dan sejak awal tahun hingga kemarin (YTD) telah melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 64,47 triliun.

Hal ini yang menyebabkan pergerakan IHSG dari 5 bulan terakhir ini terus mengalami kenaikan.  

 

5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dibeli Asing)

xxxxxxxx

Sumber Data: RTI Business

 

Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing dipimpin oleh Bank BNI sebesar Rp 391 miliar (Bank BNI akusisi Bank Mayora sebagai bagian dari rencana Bank Digital BNI).

Setelah itu asing membeli INCO sebesar Rp 203 miliar, Unilever sebesar Rp 179 miliar, ADRO sebesar Rp 108 miliar dan pembelian di Alfamart sebesar Rp 99 miliar (secara volume pembelian masih tergolong kecil minggu ini).

 

5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)

xxxxxxxxxx

Sumber data: RTI Business

 

Saham yang dijual/distribusi oleh investor asing terbanyak adalah saham Bigbank seperti BBCA, BMRI, ARTO dan saham Bluechip di Telkom.

Namun penjualan di Bigbank sudah mulai reda tekanan jualnya (secara volume tidak sebesar tengah Mei 2022).

 

Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market Minggu ini (30 Mei -3 Juni)

Data Global:

Sumber: Investing.com

 

Sisi global faktor penggerak masih fokus perkembangan rencana sanksi paket ke 6 Uni Eropa ke Rusia, pelonggaran lockdown China, serta data Tenaga Kerja Amerika Serikat (ADP dan NFP AS).

 

Rekomendasi Saham

Saham BBCA dan BBRI sudah di take profit. Minggu ini dominan pada sektor saham energi khususnya minyak,  logam, dan bahan baku industri.

 

#1 SMGR

Pembelian di range 6.600-6.700 dengan target di 7.400-7.500.

 

#2 MEDC 

Pembelian bertahap MEDC di 570 dan 540 dengan target profit di 650-700.

 

#3 ANTM

Pembelian bertahap di 2.470 dan 2.430 dengan target take profit di 2.600-2.700.

 

Reksa Dana

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Secara outlook bergerak MIX dengan dominan naik target resisten di 1.050 dan batas support di 1.000.

 

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

 

IDX 30 akan bergerak MIX arah dominan naik  dengan resisten di 565 dan batas support di 530.

 

Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks  (JII)

Secara teknikal, JII masih di titik resisten 620. Sedangkan support masih di 600 dan 590. Secara outlook masih MIX.

 

Reksa Dana Saham YTD Kinerja Lebih Baik (Aktif) Dibandingkan Dengan Market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2022: Year To Date(YTD) di atas IHSG
  • Asset Under Management(AUM): di atas 200 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 9-15%
  • Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan

 

Reksa Dana Saham

xxxxxxxxx

Sumber: Indopremier per 28 April 2022

 

Rata-rata reksa dana yang kinerjanya bagus adalah reksadana yang penempatan di saham-saham bluechip-nya tinggi.

Sama seperti kenaikan IHSG, IDX30, dan LQ45.

 

Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS

  • BNI-AM IDX30: Jenis reksadana pasif yang pengelolaannya mengikuti bobot saham di IDX30.
  • HPAM Ultima Ekuitas: Alokasinya sekarang adalah 83% saham, time deposit 3% dan cash sebesar 14%.

Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBRI, BRPT, TPIA, TLKM.

 

Reksa Dana Campuran YTD Kinerja Lebih Baik Dibandingkan Dengan Market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
  • Asset Under Management(AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 7-12%

 

Sumber: Indopremier

 

Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS

  • Batavia Dana Dinamis: Alokasi kebijakan investasinya di pasar uang 11%, obligasi perusahaan sebesar 8%, obligasi pemerintah di 19,94% dan saham sebesar 61,03%.

Top holding sahamnya: BCA, ARTO, BMRI, BBRI, BTN, BBNI, TLKM.

  • Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di saham 73,1%, obligasi 1,3% dan pasar uang sebanyak 25,6%.

Sedangkan top holding sahamnya adalah: ASSA, ARTO, ERAA, HRUM, LINK, MDKA, FREN, EXCL.

  • Shroder dana campuran: Portofolio aset alokasi di saham 57 %, obligasi 39,58 % dan cash sebesar . Sedangkan untuk top holding perusahaannya adalah  BBCA, BBRI, BBNI, TLKM, ASII.

 

Reksa Dana Pendatapan Tetap

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return2022: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
  • Asset Under Management(AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 4-6%

 

Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market. Karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.

Oleh karena itu, kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dan Equity Dana Pasti.

 

Reksa Dana Pasar Uang

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return2022: Year To Date (YTD)  
  • Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
  • DrawDown (DD): 0-0,5%

xxxxxxxx

Sumber: Indopremier

 

Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito.

Penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik yaitu ada di Bank buku 1-2 dan porsi obligasi swasta lebih banyak.

 

Obligasi

Pemerintah Indonesia mengeluarkan Obligasi Ritel Jenis SBR(Saving Bond Ritel) seri SBR011 dengan kupon minimal di 5,5% pertahun (floating with floor).

 

Obligasi negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR tenor 10 tahun:

Sumber: CNBC

 

Yield obligasi tenor 10 tahun mengalami penurunan dari awal Mei di 7,5% ke 7,05% karena diawal Mei The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Sekarang para investor obligasi sudah adjust dan harga 92-93 dianggap murah oleh investor sehingga melakukan pembelian.

Pergerakan yield masih wajar di range 6,85%-7,2% pada minggu ini.

 

Peer-to-Peer (P2P) Lending

Kebijakan pajak di P2P lending telah di atur oleh pemerintah dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no 69 Tahun 2022.

Tarif P2P dikenakan pasal 23 yaitu bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) tarif pemotongannya adalah 15% bagi yang memiliki NPWP dan yang tidak mempunyai NPWP akan dikenakan sebesar 30% dari returnnya.

Sifat pajak atas punya P2P lending ini bersifat tidak final yang artinya para lender (investor) perlu tetap melaporkan pendapatan bunga dari platfom P2P lending serta melampirkan bukti potongnya saat pelaporan SPT Tahunan.

 

4 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 99-100%

No

Nama Perusahaan P2P

Jenis P2P

Range Return p.a

TKB90

Minimal Invest (Rp)

1

Asetku

Konsumtif

10-12%

100%

100.000

2

Akseleran

Produktif ke UMKM

10-15%

99.34%

100.000

3

Koinwork

Produktif ke UMKM

10-15%

98,94%

100.000

4

ALAMI

Produktif ke UMKM basis Invoice ( syariah)

12-15%

100%

500.000

 

TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.

 

Sobat Finansialku bisa konsultasikan keuangan Anda, termasuk investasi, secara terpisah bersama Perencana Keuangan Finansialku dengan membuat jadwal melalui Whatsapp Finansialku.

 

Disclaimer ONSifat dari Analisis ini adalah pandangan Pribadi penulis berdasarkan pemahaman dan pengalaman , segala instrumen Investasi ada sisi risiko dan potensinya. Do Your Own Riset (DYOR)

 

Bagaimana pendapat Anda mengenai Investment Outlook di atas? Yuk, tulis pandangan Anda dalam kolom komentar di bawah ini.

Jangan lupa untuk membagikan informasi ini pada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

 

dilema besar