Cara Beli Saham Luar Negeri Ternyata Mudah! Tertarik Beli?

Cara Beli Saham Luar Negeri Ternyata Mudah! Tertarik Beli?

Bukan lewat IPOT, ternyata cara beli saham luar negeri tidak sesulit itu.

Kalau kamu tertarik untuk membelinya, simak artikel ini sampai selesai untuk mengetahui caranya, ya!

 

Summary:

  • Saham luar negeri memiliki perbedaan siginifikan dengan saham di Indonesia.
  • Saat ini, kita bisa dengan mudah membeli saham luar negeri melalui beberapa platform yang tersedia.

 

Apa Bedanya Saham Luar Negeri dengan Saham di IHSG?

Emiten-emiten saham yang ada di IHSG sebenarnya sudah cukup berkualitas untuk dikoleksi.

Tapi ada kalanya, kita ingin beli emiten-emiten luar negeri yang fundamental perusahaannya juga sangat bagus.

Seperti Tesla, Apple, Google, Netflix, dan emiten perusahaan lain yang jasa dan layanannya kita gunakan sehari-hari.

Sayangnya tidak semua investor tahu, kalau kita sebenarnya punya kesempatan yang sama untuk bisa memiliki saham luar negeri.

Tapi, sebelum mengetahui cara belinya, sebaiknya kamu ketahui bahwa ada sedikit perbedaan signifikan antara saham luar negeri dan saham di IHSG.

Misalnya, ketika membeli sebuah emiten, artinya kita sepenuhnya menjadi salah satu pemegang saham tersebut. Tapi, hal ini tidak berlaku untuk saham luar negeri.

Melvin Mumpuni, salah satu perencana keuangan sekaligus founder Finansialku menjelaskan kalau sebenarnya kamu hanya membeli CFD-nya.

“Jadi, kalau ditanya, apakah kamu megang sahamnya? Nggak, karena yang kamu punya itu CFD-nya.” Kata Melvin Mumpuni.

CFD sendiri adalah singkatan dari Contract For Differences, merupakan kontrak yang biasanya ada di perdagangan derivatif.

Sederhananya, ketika membeli CFD, sama seperti kamu sudah memberikan nilai tambah dari kepemilikan saham, tanpa memiliki sahamnya.

Tapi jangan khawatir, meski hanya membeli CFD, kamu tidak akan kehilangan hak-hakmu sebagaimana investor pada umumnya.

Kamu akan tetap mendapatkan dividen, karena CFD tetap diperdagangkan selayaknya saham yang dijual di pasar saham.

Sebagai referensi tambahan mengenai investasi saham, Sobat Finansialku bisa menonton video berikut ini:

 

3 Perbedaan Saham Luar Negeri dan Saham IHSG

Seperti yang disampaikan di atas, bahwa terdapat beberapa perbedaan antara saham luar negeri dengan saham Indonesia yang harus kita ketahui, antara lain:

 

#1 Minimal Beli dan Jumlah Emiten

Di Indonesia, minimal lembar saham yang harus dibeli adalah 100 lembar saham, atau 1 lot.

Sementara US, minimal lembar yang dibeli mulai dari 1 lembar saham.

Bahkan, di saham luar negeri, kamu bisa membeli saham kurang dari satu lembar, atau yang juga dikenal dengan sitilah fractional shares.

Adapun, jumlah emiten di Indonesia mencapai 700 buah, sementara pada saham US terdapat 2.300 emiten.

Berbanding lurus dengan jumlah emiten, jumlah kapitalisasi pasar di IHSG, lebih rendah dari pasar US.

Dimana pasar saham Indonesia memiliki kapitalisasi pasar Rp 8342 triliun, sementara pasar saham US, Rp 394.000 triliun.

 

#2 Badan Pengawas

Jalannya pasar saham di Indonesia diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Sementara saham luar negeri atau US, diawasi oleh SEC (Securities and Exchange Commission).

 

#3 Jam Perdagangan

Perbedaan yang ketiga adalah jam perdagangan bursa, dimana saham Indonesia, dimulai pada pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.

Lebih lanjut terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama dimulai pada 09-00 – 12.00 WIB, dan sesi kedua, 13.00 – 15.00 WIB.

Sementara pasar saham luar negeri, atau US, dimulai dari pukul 21.30 sampai 04.00 WIB, karena terdapat perbedaan waktu 12 jam.

Itulah beberapa perbedaan signifikan antara kedua saham tersebut.

Jika Sobat Finansialku ingin memperluas wawasan seputar berinvestasi saham, kamu bisa pelajari strateginya melalui ebook Finansialku berikut ini.

Ebook GRATIS, Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham

 

Cara Beli Saham Luar Negeri

Nah, setelah mengetahui informasi umum terkait saham luar negeri, mari kita masuk ke informasi selanjutnya, terkait cara membeli saham tersebut.

Ada dua cara yang bisa kamu lakukan, yaitu melalui reksa dana, atau asuransi unit link.

Pembelian melalui reksa dana syariah, bisa dilakukan dengan mendatangi langsung agen-agen resmi, seperti:

  • Schroder Global Equity Sharia Fund USD, yang memliki strategi investasi minimum 85%.

Nah, produk ini bisa dibeli secara langsung, atau melalui platform- platform penyedia pihak ketiga, seperti Bibit, Bareksa, dan lain-lain.

  • BNP Paribas, yang terdiri dari Cakra Syariah USD, dan Greater China Equity Syariah USD, di mana Cakra Syariah USD memiliki fokus investasi di negara-negara maju di dunia.

Sementara Greater China Equity Syariah USD berfokus pada perdagangan China. Baik itu perusahaan yang didirikan di China, atau perusahaan luar negeri yang memiliki eksposur bisnis di China, secara angsung maupun tidak langsung.

  • East Spring IDX ESG Leaders Plus, yang memberikan fleksibilitas kepada investor untuk bisa melakukan investasi di luar negeri.

Dengan maksimal 15% di sektor yang mendukung keberlanjutan atau memiliki terapan ESG yang tinggi.

 

Selain membeli saham melalui produk reksa dana syariah, kamu juga bisa membeli saham luar negeri lewat Kementerian Perdagangan di bawah BAPPEBTI.

Melalui KementerIan Perdagangan, kamu bisa membeli lewat platform-platform penyedia, seperti:

  • Pluang, yang merupakan anak perusahaan dari PG Berjangka.

Lewat platform ini, kamu bukan hanya bisa membeli saham, tapi juga mata uang kripto.

  • GoTrade Indonesia. Jika tahun lalu GoTrade masih belum berizin, maka di tahun ini, GoTrade sudah resmi berada di bawah pengawasan BAPPEBTI.

Bekerja sama dengan Bursa Berjangka dan Kliring Berjangka Indonesia, Valbury Asia Futures.

  • Nanovest, merupakan perusahaan calon pedagang fisik aset kripto, yang sudah menyediakan platform untuk pembelian saham luar negeri dan mata uang kripto.

 

Lalu, bagaimana alurnya? Melvin Mumpuni menjelaskan, ketiga platform ini nantinya akan membeli CFD saham luar negeri dengan kontrak PALN (Penyaluran Amanat Luar Negeri).

Dimana keberadaan perusahaan tersebut di Indonesia bernama Alpaca. Kemudian Alpaca, akan membelikan saham murni sesuai dengan pesanan.

Tapi yang diberikan kepada platform penyedia layanannya adalah versi CFD, bukan saham murni.

“Yang ada di Alpaca itu beneran saham murni, tapi yang dikasih ke GoTrade sebagai saham kepemilikan itu CFD saham.” Katanya.

Pertanyannya, apakah kita tidak punya pilihan untuk membeli saham luar negeri yang murni, dan bukan CFD? Jawabannya tidak.

“Jadi, ini tuh produk turunan semua, nggak ada yang direct stop, kecuali kamu pergi ke sana, misal kamu buka akun beli sahamnya langsung. Setahuku, dulu, kamu bisa, caranya pergi ke Philips Singapura, terus kalau udah, buka akun US Stock.” Ungkap Melvin Mumpuni.

 

Tertarik untuk Membelinya?

Demikian pembahasan seputar cara beli saham luar negeri. Kira-kira kamu tertarik untuk membelinya?

Tidak ada salahnya jika Sobat Finansialku mau mencoba mengoleksi emiten-emiten luar negeri tersebut.

Asalkan, sudah mengantongi pemahaman yang cukup mendalam terkait saham luar negeri.

Jika kamu ingin berdiskusi lebih lanjut mengenai tips memilih saham atau strategi berinvestasi saham, silakan konsultasi dengan perencana keuangan Finansialku.

Kamu bisa konsultasi melalui Aplikasi Finansialku atau hubungi WhatsApp untuk buat janji, ya. Terima kasih.

 

Nah, ternyata, untuk beli saham luar negeri, nggak serumit yang kita kira, bukan? Karena kita bisa langsung membelinya lewat platform penyedia layanannya saja!

Apakah kamu punya pertanyaan tambahan terkait ini? Kalau ada, tuliskan di kolom komentar, ya!

Kamu juga bisa bagikan informasi ini kepada teman-teman investor lainnya lewat pilihan platform di bawah ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Belajar Saham. 14 Januari 2022. 6 Perbedaan Investasi Saham Indonesia vs Saham Luar Negeri. Youtube.com – https://bit.ly/3945NSu
  • Admin. 9 September 2021. Alternatif Berinvestasi di Luar Negeri, Reksadana Syariah Solusinya!. Ocbcnisp.com – https://bit.ly/3rAcWAs
  • Admin. 14 Januari 2022. Eastspring Indonesia Pasarkan Reksa Dana ESG Baru Menggandeng DBS Indonesia. Theiconomics.com – https://bit.ly/3xBWN0X

 

dilema besar