Setelah merambah sektor energi terbarukan, INDY melalui anak usahanya menargetkan kontrak PLTS sebesar 100 MWp di tahun ini. Lantas, bagaimana prospek emiten ini?
Incar Proyek PLTS
PT Indika Energy Tbk. (INDY) melalui anak usaha, Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) terus memperluas portofolio ke sektor energi baru terbarukan (EBT).
Beberapa di antaranya seperti melalui pemasangan solar photovoltaic (PV), pengembangan pelabuhan berkelanjutan (green port), hingga pembangunan PLTS hybrid kombinasi solar PV dengan baterai berkapasitas terbesar di Indonesia.
CEO EMITS, Yovie Priadi mengatakan bahwa perusahaan menargetkan untuk mendapatkan kontrak pemasangan sebesar 80 – 100 Mega Watt peak (MWp) di tahun 2022.
Upaya mencapai target ini akan dikejar dengan menggandeng perusahaan asal India Fourth Partner Energy. Selain itu, perusahaan juga akan menyasar perusahaan setrum pelat merah yaitu PLN.
Untuk pengembangan PLTS hybrid ini nantinya akan banyak ditujukan di remote area yang menggunakan genset.
[Baca Juga: Melantai di Bursa, Saham Layanan Metaverse WIRG Berhasil ARA!]
Adapun untuk target jangka menengah, INDY bakal mengejar kontrak hingga 500 MWp pada tahun 2025.
Perusahaan nantinya akan menggunakan belanja modal hingga US$ 50 juta khusus untuk target kontrak pemasangan 100 MWp di 2022.
Sementara untuk kontrak hingga 2025 perusahaan memperkirakan dana yang dibutuhkan yakni mencapai US$ 250 juta.
Dilansir melalui CNBC Indonesia, Vice President Director and CEO Indika Energy Azis Armand menyampaikan,
“Sampai di 2025 menjadi 500 MWp capex nya US$ 250 juta. Per tahunnya kurang lebih US$ 50 juta. Untuk pendanannya kita lagi ngomongin untuk mendapatkan pinjaman ke beberapa bank untuk beberapa proyek.”
Outlook PT Indika Energy Tbk.
EMITS, anak usaha INDY, telah melakukan kemitraan bersama dengan beberapa perusahaan di Indonesia yang menjalankan bisnis di area perkebunan, pulp and paper, pembangkit listrik, pertambangan, produk kayu, gedung perkantoran, pelabuhan (greenport).
Pada Maret 2022, EMITS menandatangani perjanjian dengan PT Mangole Timber Producer yang merupakan bagian dari Sampoerna Kayoe Group untuk membangun PLTS ground-mounted berkapasitas 12 MWp dan sistem baterai 3 MWh di wilayah operasional Sampoerna Kayoe Group yang berlokasi di Mangole, Maluku Utara.
Saat ini kapasitas baterainya merupakan yang terbesar di Indonesia.
Bisnis energi terbarukan menjadi prospek masa depan emiten INDY, dari pemerintah juga sedang fokus terhadap hal ini. Prioritas pemerintah di antaranya Solar Panel, geotermal dan Hydro.
Bisnis energi terbarukan (renewable energy) menjadi prospek masa depan emiten ini, apalagi pemerintah juga sedang fokus pada hal ini.
Pemerintah juga sedang memberikan insentif berupa ekspor tarif untuk listrik yang dihasilkan pada Solar PV untuk investor yang masuk ke bisnis panel surya.
Selain itu, pemerintah juga mewajibkan bangunan-bangunan untuk menggunakan solar PV. Dengan latar belakang inilah prospek bisnis yang sedang dijajaki INDY semakin menarik.
Bisnis INDY berkaitan dengan energi, market populasi lebih dari 40% umur produktif.
Dengan merambah sektor Panel Surya hingga Electric Vehicle (EV), di tahun 2030 rencananya semua kendaraan pemerintah harus EV, tidak dibolehkan membeli kendaraan yang berbahan bakar minyak (BBM).
Jika Sobat Finansialku tertarik untuk membeli saham ini dan mendapat keuntungan dari saham, yuk baca juga ebook gratis berikut ini.
Valuasi Saham
Harga saham INDY, sempat berada dalam fase sideways panjang hingga akhir 2021, namun pada 2022 hingga bulan April 2022 ini, INDY alami penguatan harga signifikan.
Hingga penutupan pasar sesi I pada 6/4/2022 saham PT Indika Energy berada di zona hijau setelah menguat 2% ke level 2.550/lembar, dengan indikator PER INDY 16,10x pada 2021 yang menandakan perusahaan berhasil mencetak laba bersih pada tahun lalu.
Jika melihat rentang 3 bulan, INDY menguat +61,4%, rentang 1 minggu sudah menguat +15,9%.
Bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai informasi di atas? Apakah Anda tertarik untuk membeli saham emiten ini? Yuk, tulis komentar dan opini Anda di kolom komentar di bawah ini.
Jangan lupa share juga pada rekan-rekan lainnya. Terima kasih.
Editor: Ratna Sri H.
Sumber Referensi:
- Kontan.co.id
- Market.bisnis.com
- CNN Indonesia
- RTI
- Indopremier (IPOT)
- Stockbit
- Laporan Keuangan INDY 2021 (idx.co.id)
- Indikaenergy
dilema besar