Harga Komoditas Naik, Saham Energi Juga Ikut Meroket!

Harga Komoditas Naik, Saham Energi Juga Ikut Meroket!

Di tengah naiknya harga komoditas efek geopolitik Rusia – Ukraina, beberapa saham energi juga ikut naik. Bagaimana prospeknya? Mari kita simak bersama.

 

Saham Energi Aktif Diborong Investor

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang melibatkan Amerika Serikat (AS), Eropa dan NATO masih berlanjut hingga memasuki minggu ke-2 Maret ini.

Bursa Wallstreet hingga Bursa Asia Alami pelemahan namun berbanding terbalik dengan Bursa Indonesia, IHSG selama sepekan ini mengalami penguatan terbatas di rentang 6895-6936.98 pada pekan lalu.

Pembukaan perdagangan bulan ini masih direspon positif oleh Investor asing hingga lokal, salah satu faktornya adalah sentimen kenaikan harga komoditas, kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam terbesar.

 

Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 28 Februari-4 Maret 2022, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat melonjak 17,56% menjadi Rp 19,86 triliun dibanding minggu sebelumnya, yakni Rp 16,88 triliun per hari.

Pergerakan IHSG Selama Februari Hingga Awal Maret 2022. Sumber: investing.com

 

Sejumlah saham yang menguat tajam ini beriringan dengan menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Saham-saham dari sektor energi (IDXENERGY), terutama yang bergerak di bisnis batu bara, cenderung diborong oleh investor sejak minggu pertama tahun ini.

Hal tersebut terjadi seiring harga batu bara kembali melonjak ke atas US$ 200/ton.

Lesatan harga batu bara dan harga minyak dunia yang mendidih ini, turut mendorong harga 6 saham energi, semuanya dari subsektor batu bara, melambung dua sampai tiga digit hingga minggu ketiga 2022.

Bahkan, tiga saham peringkat teratas dari daftar 6 besar tersebut termasuk emiten pendatang baru di bursa.

Indeks saham IDXENERGY pun berhasil melesat 6,07% sejak awal tahun (year to date/ytd).

Berikut daftar saham energi, termasuk batu bara hingga jasa pengangkutan batu bara, yang melejit dua sampai tiga digit secara ytd.

 

Pergerakan Saham-Saham Energi

#1 Adaro Energy

Pada Jumat lalu (4/3/2022) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat menembus level 6.900. Adaro Energy (ADRO) menjadi emiten primadona/Top Gainers melambung hampir 16,5%.

Ketegangan perang Ukraina-Rusia membuat harga komoditas dunia termasuk batu bara sebagai alternatif untuk pembangkit listrik menjadi sangat dibutuhkan di kondisi saat ini.

Untuk pekan ini jika melihat secara teknikal, saham ADRO dinilai masih menarik karena ditutup membentuk candle bullish marugosu. Artinya, penutupan di dekat harga tertinggi sehingga mencerminkan masih ada minat yang sangat tinggi. Didukung dengan volume yang masih menguat

Dari kinerja perusahaan dan tren harga saham batu bara yang saat ini masih meneruskan penguatan.

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencetak kenaikan pendapatan hingga 58% sepanjang tahun 2021.  Adaro Energy membukukan pendapatan usaha bersih hingga US$ 3.993 juta, naik dibanding tahun sebelumnya yang tercatat US$ 2.535 juta. 

Pergerakan Harga Saham ADRO. Sumber: Investing.com

 

Dilihat dari segmen operasinya, pertambangan dan perdagangan batu bara masih menjadi penopang dengan kontribusi mencapai US$ 3.836 juta.

Capaian ini meningkat 62% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau secara year on year (yoy).

[Baca Juga: BRI Bagikan Dividen Jumbo Rp 26,4 Triliun, Saham BBRI Lagi Naik?]

 

#2 Adaro Minerals Indonesia

Performa anak usaha dari Adaro Energi ini (ADMR) cukup cemerlang sejak melantai di bursa pada 3 Januari 2022 di harga Rp 100. Kinerja yang mengesankan ini membuat ADMR melonjak 1.660 % dalam tiga bulan terakhir.

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang melonjak 40,80% di Rp 1.760 dari pekan lalu di Rp1.250. Pada sesi terakhir, ADMR ditutup naik 165 poin atau 51,07% di Rp 1.760.

Pergerakan Harga Saham ADMR. Sumber: Investing.com

 

Selama 2021, ADMR membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 460,17 juta pada tahun 2021.

Jumlah ini melesat 273,21% secara year on year (yoy) dibandingkan pendapatan usaha ADMR pada tahun 2020 sebesar US$ 123,30 juta.

Hingga akhir tahun 2021, ADMR meraih laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 155,11 juta. Adapun di tahun sebelumnya, ADMR menderita rugi bersih sebesar US$ 28,28 juta.

 

#3 Indika Energy

Harga saham emiten batu bara PT Indika Energy Tbk (INDY) melonjak hingga menduduki peringat teratas dalam daftar top gainers pada lanjutan sesi I perdagangan Selasa (1/3/2022).

Kenaikan saham INDY terjadi seiring kabar Indika Energy menjual seluruh sahamnya di anak usahanya PT Petrosea Tbk (PTRO) kepada PT Caraka Reksa Optima (CARA).

Saham INDY melambung 22,42% ke Rp 2.730/unit dengan nilai transaksi Rp 402,2 miliar dan volume perdagangan 158,5 juta saham. Saham 

INDY sempat menyentuh level tertinggi hari ini di Rp 2.740/unit.

Pergerakan Harga Saham INDY. Sumber: Investing.com

 

Kabar terbaru, Indika Energy juga tercatat mendiversifikasi bisnis ke sektor non-batu bara.

Sebelumnya, INDY telah mengumumkan rencana untuk mengalihkan seluruh kepemilikan di PT Petrosea Tbk (PTRO), perusahaan yang bergerak di bisnis kontraktor pertambangan, ke PT Caraka Reksa Optima (CARA).

Tahun ini untuk keperluan ekspansi bisnisnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) juga menyampaikan akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 193 juta.

Sobat Finansialku, sebelum lanjut ke emiten berikutnya, yuk perbanyak literasi kita soal mencari keuntungan di investasi saham lewat ebook gratis di bawah ini.

 

#4 Indo Tambangraya Megah

Kenaikan harga batubara di pasar internasional membawa berkah bagi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Tahun lalu di saat harga jual batu bara meningkat hingga level US$ 103,2 per metric ton (MT), perseroan mampu mengantongi laba bersih sebesar US$ 475,57 juta.

Sepanjang tahun 2021, ITMG memproduksi batu bara sebanyak 18,2 juta ton di tengah cuaca buruk dan hujan ekstrem.

Sedangkan penjualan bersih 2021 tercatat sebesar US$ 2,1 miliar dan margin laba kotor naik dari 17% tahun lalu menjadi 44% dengan volume penjualan sebanyak 20,1 juta ton.

Mulianto menjelaskan, tahun ini perusahaan menargetkan penjualan sebesar 20,5 – 21,5 juta ton.

Pergerakan Harga Saham ITMG. Sumber: Investing.com

 

Untuk memperkuat modal kerjanyaPT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan menjual saham tresuri yang dimiliki mulai pertengahan bulan ini. Adapun perseroan akan menjual 33,37 juta saham mulai 18 Februari 2022.

[Baca Juga: Beli Saham Kena Bea Meterai Rp 10.000, Apa Efek untuk Ritel?]

 

#5 Merdeka Copper

Emiten tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk(MDKA) mencetak kinerja keuangan yang moncer pada 2021, tercermin dari tumbuhnya pendapatan usaha yang double digit.

Meski demikian, laba bersih terbilang cukup stagnan. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 36,14 juta pada 2021, turun tipis dari US$ 36,2 juta pada 2020.

Perolehan laba pada 2021 tersebut setara dengan sekitar Rp 516,78 miliar (asumsi kurs Rp 14.300/dolar AS).

Akibatnya, laba per saham dasar juga turun tipis menjadi US$ 0,0016 pada 2021, dari sebelumnya US$ 0,0017 pada 2020.

Pergerakan Harga Saham MDKA. Sumber: Investing.com

 

PendapataMDKA didominasi oleh penjualan emas, perak dan katoda tembaga kepada pihak ketiga di pasar ekspor, yakni mencapai US$ 359,75 juta.

 

#6 Aneka Tambang

Berdasarkan potensi kenaikan sejumlah harga komoditi logam yang menjadi sumber pendapatan utama perusahaan.

Di tahun 2022, harga komoditas logam diperkirakan masih akan positif meski dengan laju kenaikan yang beragam. 

Selain Emas, Nikel, Bauksit, Alumunium, dan Perak berpotensi naik oleh kenaikan permintaan disaat suplai pasar yang masih tercekik.

Sementara emas juga masih diyakini akan naik, meski juga ada potensi mendapatkan tekanan dari kemungkinan adanya koreksi harga yang berkelanjutan dari tahun 2021. 

Pendapatan perusahaan sepanjang 2021 naik di atas Rp 28 triliun.  Pada tahun ini, pendapatan diperkirakan akan naik bisa mencapai Rp 35 triliun.

Pergerakan Harga Saham ANTM. Sumber: Investing.com

 

Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) melesat pada perdagangan hari ini. Konflik di Ukraina menjadi pengerek harga emas Antam.

Pada Sabtu (5/3/2022), harga Logam Mulia berada di Rp 1.005.000/gram. Naik Rp 15.000 dari hari sebelumnya.

 

Kesimpulan

Walaupun sentimen negatif seperti rencana kenaikan suku bunga The Fed sampai memanasnya situasi di Ukraina akibat serangan Rusia, namun hal ini tidak terlalu mempengaruhi pergerakan IHSG dan ekonomi RI secara umum.

IHSG masih bisa menembus All time High nya karena ada sejumlah katalis positif yang turut mendorong asing untuk masuk ke bursa saham RI.

Hal ini dikarenakan outlook ekonomi Indonesia yang diperkirakan membaik setelah terdampak pagebluk Covid-19 sejak 2020.

Proyeksi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan PDB Tanah Air tahun ini tumbuh di kisaran 4,7-5,5% dengan titik tengah 5,1%.

Sentimennya lainnya juga dari harga komoditas yang melesat terlebih juga setelah minyak dunia menguat signifikan.

Indonesia saat ini merupakan eksportir utama batu bara termal di dunia dengan volume ekspor mencapai 400 juta ton (2020), atau setara dengan 40% dari ekspor batu bara jenis pembangkit listrik tersebut yang beredar di pasar global-menurut data International Energy Agency (IEA).

Indonesia sekalipun berada di posisi keempat dunia dari sisi produksi batu bara global, saat ini menjadi net exporter terbesar batu bara termal. Dua produsen terbesar batu bara, yakni China dan India, saat ini menjadi net importer batu bara termal.

 

Bagaimana pendapat Anda mengenai informasi di atas? Tuliskan opini dan pertanyaan Anda pada kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa untuk share artikel ini pada rekan-rekan lainnya, ya. Terima kasih.

 

Editor: Ratna SH

Sumber Referensi:

  • Kontan.co.id
  • Market.bisnis.com
  • CNBN Indonesia
  • IPOT news
  • Tradingviews
  • Investing.com

dilema besar