BRI akan membagikan dividen sebesar Rp 26,4 triliun pada pemegang saham setelah menggelar RUPST di awal Maret. Apakah emiten ini sedang melejit? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
IHSG Menguat, Investor Asing Aktif Beli BBRI
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang melibatkan Amerika Serikat (AS), Eropa dan NATO saat ini masih berlanjut, namun IHSG pada pembukaan perdagangan bulan ini masih direspon positif oleh Investor.
Sejumlah saham menguat tajam ini beriringan dengan menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Investor Asing tercatat masih melakukan aksi beli terhadap saham bluechip seperti BBRI. Dana dari investor asing masih terus masuk yang mencatatkan aksi beli bersih atau net buy hingga Rp 1,70 triliun.
Pelemahan pada penutupan pasar kemarin Selasa (1 Maret 2022) terjadi seiring investor memperhatikan perkembangan baru dari konflik Rusia vs Ukraina.
Pasalnya, delegasi kedua negara mengakhiri pembicaraan damai tanpa ada kepastian yang jelas. Mengutip dari Antara, kedua negara menjadwalkan negosiasi kembali dalam beberapa hari mendatang.
Pergerakan Saham BBRI
Di tengah pemberlakuan bea meterai Rp 10.000 untuk setiap transaksi harian minimum Rp10 juta, IHSG masih direspon positif dan pergerakan saham BBRI berbalik menguat.
Sebelumnya pada Jumat, 25 Februari terjadi penurunan cukup tajam hingga 2% pada saham BBRI terkait respon pasar untuk konfilik Ukraina dan Rusia.
Pada 30 menit pembukaan perdagangan bulan ini, Selasa 1 Maret 2022, Saham Bluechip PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong asing Rp 199 miliar.
Pada pembukaan perdagangan Rabu,2 Maret 2022, IHSG melejit 0,60% ke posisi 6.964. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih hingga Rp 220 miliar.
BBRI terlihat melejit +1,30% ke level 4690.
BBRI Bagikan Dividen Jumbo
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Selasa, 1 Maret 2022. Hasil dari Rapat ini menyetujui penggunaan perolehan laba bersih pada tahun buku 2021.
BBRI akan mengalokasikan 85% dari perolehan laba bersih konsolidasi tahun 2021 sebesar Rp 31,6 triliun sebagai dividen tunai.
Dengan begitu, total dividen tunai yang akan diberikan kepada pemegang saham mencapai Rp 26,4 triliun.
Direktur Utama BRI mengatakan, pembagian dividen tersebut ekuivalen dengan Rp 174,23 per saham.
[Baca Juga: Nanotech Melantai di Bursa, Worth to Buy?]
Sementara sisa dari laba sebesar 15% atau Rp 4,59 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Dengan dividen pay out ratio tersebut, maka pemerintah selaku pemegang 53,19% saham BRI akan meraup Rp 14,04 triliun dari perseroan.
Sunarso mengatakan, besarnya pembagian dividen tahun ini karena tahun lalu perseroan menambah modal cukup besar lewat right issue.
Sehingga pemodalan perseroan masih sangat kuat di mana Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI masih 25%.
Dari sisi Likuiditas BRI juga masih sangat memadai yang ditandai dengan Loan to deposit Ratio (LDR) perseroan masih di level 83%.
Untuk tambahan informasi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga memprediksi perekonomian Indonesia tumbuh 4-5% pada tahun ini. Adapun prediksi tahun ini lebih kondusif dibandingkan 2021.
Sepanjang 2021 emiten juga mencatatkan pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkelanjutan.
Dari sisi aset perseroan secara konsolidasi sebesar Rp 1.678,1 triliun atau tumbuh 4,2% (yoy).
Total kredit perseroan sebesar Rp 1.042,9 triliun atau tumbuh 2,2% (yoy) yang didominasi segmen mikro sebesar Rp 876,4 triliun, sehingga komposisi UMKM sebesar 83,86% .
Seluruh segmen kredit BRI tumbuh positif sehingga mendorong permintaan kredit. Jika dirinci, kredit segmen mikro tumbuh 12,98% yoy dan menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit BRI.
Disusul segmen konsumer tumbuh 3,97% yoy, segmen kecil dan menengah tumbuh 3,55% dan segmen korporasi tumbuh 2,37%.
Kesimpulan
Walaupun sentimen negatif seperti rencana kenaikan suku bunga The Fed sampai memanasnya situasi di Ukraina akibat serangan Rusia, namun hal ini tidak terlalu mempengaruhi pergerakan IHSG dan ekonomi RI secara umum.
IHSG masih bisa menembus All time High nya karena ada sejumlah katalis positif yang turut mendorong asing untuk masuk ke bursa saham RI.
Hal ini dikarenakan outlook ekonomi Indonesia yang diperkirakan membaik setelah terdampak pagebluk Covid-19 sejak 2020.
Proyeksi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan PDB Tanah Air tahun ini tumbuh di kisaran 4,7-5,5% dengan titik tengah 5,1%.
Jika Anda ingin mengetahui informasi lebih seputar investasi saham, yuk dapatkan pengetahuannya lewat ebook gratis berikut ini.
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Bagaimana pendapat Anda mengenai informasi di atas? Yuk, tulis pandangan Anda dalam kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini pada rekan-rekan lainnya. Terima kasih.
Editor: Ratna SH
Sumber Referensi:
- Kontan.co.id,
- Market.bisnis.com,
- CNBN Indonesia,
- IPOT news,
- Tradingviews,
- Investing.com
dilema besar