Apa perbedaan antara p2p lending dan kredit investasi dalam modal usaha? Apa saja kelebihan dan kekurangan diantara keduanya?
Temukan jawaban beserta ulasan lengkapnya dalam artikel Finansialku kali ini. Selamat membaca!
Summary
- Peer to Peer Lending adalah proses pinjam-meminjam dana yang tidak melibatkan lembaga keuangan tradisional. Sebaliknya, kredit investasi juga merupakan proses pinjam-meminjam dana, namun, pihak perantaranya adalah bank.
- P2P Lending dinilai lebih praktis, imbal hasil lebih kompetitif, transparan, bisa diversifikasi, modal minim, dan mendapat imbal arus kas rutin.
- Sementara kredit investasi lebih cocok untuk memperoleh pinjaman dana besar, masa kredit panjang, pelunasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan prosesnya lebih panjang.
Perbedaan P2P Lending dan Kredit Investasi
Dalam mengembangkan bisnis atau usaha, tidak jarang orang mengalami kendala dalam memperoleh modal.
Disisi lain, ada juga orang yang memiliki kelebihan dana. Namun, belum tahu harus diapakan agar uangnya dapat tetap bertumbuh.
Oleh karena itu, sistem pendanaan peer to peer (P2P) lending dan kredit investasi hadir diantara kita.
Peer to Peer (P2P) Lending adalah proses pinjam-meminjam dana yang tidak melibatkan lembaga keuangan tradisional (seperti bank dan perusahaan pembiayaan/multifinance) sebagai pihak perantara antara peminjam dana dan pemberi pinjaman, melainkan melibatkan perusahaan fintech lending.
[Baca Juga: P2P Lending: Pengertian, Keuntungan, dan Cara Investasinya]
Sebaliknya, kredit investasi juga merupakan proses pinjam-meminjam dana, namun, pihak perantaranya adalah bank.
Lalu, apa saja kelebihan dan kekurangan diantara keduanya, baik dari sisi peminjam dana dan pemberi pinjaman?
Kelebihan dan Kekurangan Peer to Peer Lending
Apa sajakah kelebihan dan kekurangan peer to peer lending? Berikut pembahasannya.
[Baca Juga: Tertarik? Begini Cara Investasi P2P Lending Bagi Pemula!]
Proses yang Lebih Praktis
Baik dari sisi peminjam maupun yang memberikan pinjaman, keduanya sama-sama tidak memerlukan proses yang sangat panjang layaknya ketika mengajukan kredit investasi.
Hal ini dikarenakan semuanya yang sudah dapat dilakukan secara online.
Imbal Hasil yang Kompetitif Bagi Lender
Peer to peer lending mampu memberikan imbal hasil yang cenderung tinggi apabila dibandingkan dengan aset investasi lainnya seperti surat utang negara ataupun deposito.
Peer to peer lending umumnya dapat memberikan imbal hasil sebesar 10-24% per tahun tergantung kategori peminjam dana dan masing-masing perusahaan fintech lending.
Hal ini tentu akan menarik dan menguntungkan bagi pihak pemberi pinjaman (lender). Namun disisi lain, hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi pihak peminjam (borrower).
Transparan
Sebelum melakukan pendanaan, peminjam dana harus memberi info mengenai latar belakang usaha, jenis usaha, sejarah keuangan, dan data lainnya untuk diberikan kepada perusahaan fintech lending sebelum akhirnya usaha atau bisnis tersebut dipublikasikan di platform P2P lending.
Hal ini tentunya juga akan membantu peminjam untuk mengenalkan usaha atau bisnisnya ke khalayak umum.
Disisi lain, sebagai pemberi pinjaman, lender bisa mengetahui jenis usaha dan credit rating usaha atau lembaga yang akan diberikan pinjaman.
Sehingga pemberi pinjaman dapat menentukan jenis usaha yang ingin didanai berikut imbal hasil dan risikonya.
Credit rating adalah sistem yang memberikan nilai kelayakan kepada sebuah usaha atau lembaga untuk mendapatkan pinjaman.
Dalam proses credit rating, pihak perantara yaitu perusahaan fintech lending akan menganalisis sejarah keuangan, aset, kewajiban lancar, dan aspek lainnya pada sebuah usaha atau lembaga sebelum akhirnya usaha atau lembaga tersebut ditempatkan di platform peer to peer lending.
Dapat Melakukan Diversifikasi
Karena setiap pemberi pinjaman dana dapat mengetahui credit rating usaha yang sekaligus merupakan indikator tingkat risiko gagal bayar sebuah usaha, hal ini dapat membantu pemberi pinjaman untuk melakukan diversifikasi pendanaan.
Secara umum, rating terdiri dari dua atau tiga huruf dengan tingkat risiko gagal bayar paling rendah ke paling tinggi seperti di bawah ini.
- AAA atau Aaa
- AA+, AA, dan AA- atau Aa1, Aa2, dan Aa3
- A+, A, dan A- atau A1, A2, dan A3
- BBB+, BBB, dan BBB- atau Baa1, Baa2, dan Baa3
Perlu diingat bahwa usaha atau lembaga dengan tingkat risiko gagal bayar yang rendah juga akan memberikan imbal hasil yang cenderung lebih rendah.
Pendanaan Dapat Dimulai dengan Modal yang Minim
Saat ini ada beberapa perusahaan fintech lending yang memfasilitasi pendanaan mulai dari Rp 100.000 saja.
Hal ini tentunya dapat membantu kamu untuk memperoleh dana pinjaman lebih cepat karena batas minimal pendanaan menjadi lebih terjangkau bagi lebih banyak orang.
[Baca Juga: Daftar P2P Lending Terbaik di Indonesia dan Terdaftar OJK 2021!]
Imbal Hasil Berupa Arus Kas Rutin
Dengan memberikan pinjaman dana kepada usaha, lender akan mendapatkan imbal hasil yang diberikan secara rutin setiap bulannya.
Dan modal pokok yang dipinjamkan akan dikembalikan pada akhir periode pendanaan. Sistem ini mirip seperti saat kamu menjadi investor ORI (Obligasi Ritel Indonesia). Baca tentang Investasi di ORI di sini.
Lalu, bagaimana dengan kredit investasi?
Salah satu peran bank umum selain menghimpun dana dari masyarakat adalah menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit (pinjaman).
Bank umum menghimpun dana dari masyarakat dengan menawarkan fasilitas membuka rekening tabungan dan deposito.
Selain itu, dalam menyalurkan dana kembali kepada masyarakat, bank menawarkan berbagai macam kredit, seperti kredit investasi, kredit modal kerja, kredit usaha rakyat, dan masih banyak lagi.
Nah, di artikel ini, kita akan membahas tentang kredit investasi yang dapat membantu kamu mendapatkan pinjaman modal untuk mengembangkan bisnis dari bank.
Kredit investasi merupakan pinjaman yang diberikan oleh bank kepada pihak yang ingin mengembangkan usaha.
Misalnya, kamu memiliki toko kue dan ingin membuka cabang. Tetapi, dana yang kamu miliki terbatas. Untuk memperoleh dana, kamu dapat mengajukan kredit investasi ke bank umum.
[Baca Juga: Apakah Bisnis, Pilih Kredit Multi Guna, KTA, Kartu Kredit, Kredit Investasi atau Kredit Modal Kerja?]
Kelebihan dan Kekurangan Kredit Investasi
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari mengajukan kredit investasi:
[Baca Juga: Perbedaan Kredit Modal Kerja dengan Kredit Investasi]
Dapat Memperoleh Pinjaman Dana Besar
Pada umumnya, bank dapat meminjamkan dana mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah, tergantung kebijakan masing-masing bank.
Hal ini tentunya dapat membantu kamu yang ingin mengembangkan usaha dengan modal yang besar.
Masa Kredit yang Panjang
Untuk kredit investasi, kamu juga dapat mengajukan pinjaman dana hingga belasan tahun. Biasanya, bank akan memberikan masa pinjaman sepuluh sampai lima belas tahun.
Namun, kembali lagi semuanya akan disesuaikan kembali dengan kebijakan bank dan kesepakatan.
[Baca Juga: PLN Dapat Pinjaman Kredit Investasi Rp16,3 Triliun]
Pelunasan dengan Berbagai Cara
Jika peer to peer lending memiliki alternatif pembayaran dengan invoice financing, kredit investasi memiliki beberapa cara pembayaran dalam pinjaman investasi, yaitu:
- Term Loan, yaitu pembayaran pinjaman dengan cicilan atau angsuran.
- Term Loan Grace Period (TLG), yaitu pembayaran bunga pinjaman lebih dulu, lalu pokok pinjaman baru dilunasi saat memasuki grace period.
- Term Loan Principal (TLP), yaitu pembayaran pinjaman dengan jumlah angsuran yang sama setiap bulannya. Tetapi, besaran bunganya akan ditetapkan berdasarkan outstanding.
Proses yang Lebih Panjang
Proses pengajuan kredit investasi pada umumnya lebih panjang dan membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan peer to peer lending.
Selain itu, beberapa bank umum masih mengharuskan nasabahnya datang ke kantor cabang untuk mengajukan kredit investasi.
Peer to peer lending dan kredit investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam memberikan dana pinjaman.
Oleh karena itu, tugas kita sebagai penerima pinjaman adalah mengenal karakteristik keduanya dan memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan kita.
Sebagai pebisnis tentu modal sangatlah penting. Tapi modal yang kita miliki, seberapapun besarnya harus dapat kita kelola dengan baik. Hal ini ditujukan demi kelancaran bisnis yang kita kembangkan.
Mari sama-sama pelajari bagaimana cara mengelola keuangan bisnis dengan benar demi kelancaran usaha melalui audiobook Finansialku di bawah ini.
Kalau kamu, lebih cocok dengan peer to peer lending atau kredit investasi? Coba komen di bawah. Jangan lupa share artikel ini ke teman atau saudaramu yang lagi mengembangkan usaha ya!
Editor: Maria Christianti
Sumber Gambar:
- Cover – https://bit.ly/3rN6Ugo
dilema besar