Bagaimana prospek saham emiten Adaro Mineral (ADMR) yang baru melantai di bursa saham? Apakah layak untuk dibeli? Yuk, kita bahas!
Dua Hari Melantai Di Bursa, ADMR Meroket 82%
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) yang merupakan anak perusahaan dari PT Adaro Energy Tbk. telah melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Desember 2021.
ADMR dihargai Rp 100 dengan jumlah saham tercatat 40,88 miliar saham dengan kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 4,08 triliun.
Antusias masyarakat pada saham ini terlihat pada masa penawaran, saham mengalami kelebihan pemesanan atau oversubscribed hingga 179 kali dari penjatahan terpusat.
Dua hari setelah pembukaan market 2022, anak usaha Adaro Energy ini berhasil meroket 47 poin atau naik 34,81% di level Rp 182 dari Rp 135 pada perdagangan Senin (3/1/2022). Selama dua hari, harga ADMR telah melonjak 82% dari harga perdananya.
Lantas, apakah sebenarnya saham ADMR layak untuk dikoleksi?
Mari kita bahas potensi ADMR melalui metode Value Investing.
Bagi Anda yang belum tahu metode ini, video berikut akan membantu Anda memahami Value Investing secara praktis.
Business Profile Adaro Minerals (ADMR)
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan dan perdagangan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak dan menjalankan kegiatan usaha berupa jasa pertambangan dan jasa konsultasi manajemen.
Lokasi pertambangan dari perusahaan ini terletak di Pulau Kalimantan yang beriklim tropis, sehingga memerlukan penanganan yang tepat dalam menjaga keberlangsungan kegiatan Perusahaan Anak.
Dalam menjalankan usahanya, ADMR dan entitas anak didukung dengan rantai pasokan yang terintegrasi dari tambang hingga ke stockpile dan transshipment area.
Rencananya, perseroan akan memakai dana IPO sebanyak 60% untuk keperluan pemberian pinjaman kepada perusahaan anak yaitu PT Maruwai Coal atau MC. Sisanya, 40% untuk membayar utang (membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman perseroan) dari Adaro Energy.
Kinerja Keuangan Adaro Minerals (ADMR)
Posisi aset ADMR US$ 811 juta pada 2021 (sekitar Rp 11,5 triliun), mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Ekuitas ADMR juga mengalami penurunan selama 3 tahun. Pada 2021 Ekuitas ADMR mengalami penurunan sebesar 81%, sedangkan Liabilitas meningkat selama 3 tahun terakhir.
Sementara utang ADMR mayoritas berasal dari entitas ADRO. Dengan demikian bisa disimpulkan jika posisi keuangan ADMR tidak sehat.
ADMR dengan harga sebesar Rp 182/lembar (waktu tulisan ini diproses), maka PBV 2,04x, dengan ROE 91,76%. Namun perlu diingat kembali bahwa selama 3 tahun terakhir, ekuitas perusahaan ini turun signifikan.
Laba bersih perusahaan pada tahun 2021 sebesar US$ 45 juta (sekitar Rp 642 miliar). Dari 2018 hingga 2020, melalui prospektus laporan Laba Rugi, ADMR masih mengalami kerugian.
Outlook Adaro Minerals (ADMR)
Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia menyampaikan akan menerapkan pendekatan biaya rendah, melakukan kegiatan operasional yang efisien dengan pertumbuhan bertahap, serta belanja modal dengan prinsip kehati-hatian seiring dengan pertumbuhan permintaan pelanggan untuk menciptakan nilai maksimum berkelanjutan.
ADMR akan terus meningkatkan kinerja operasional dan kinerja ESG (Environmental, Social and Governance). ESG adalah salah satu cara untuk memastikan sebuah perusahaan bisa beroperasi dalam jangka panjang dengan risiko bisnis yang terkelola dengan baik.
ADMR saat ini diketahui merupakan produsen batu bara kokas keras pertama dan satu-satunya di Indonesia. Batu bara kokas keras merupakan salah satu bahan baku utama dalam produksi baja.
Pertumbuhan ekonomi, aktivitas konstruksi, dan urbanisasi akan terus menyokong permintaan baja global. Batu bara kokas ini merupakan bahan bakar berkarbon tinggi dan digunakan untuk agen produksi biji besi dan logam lain.
ADMR membuka lebar peluang pertumbuhan dengan memiliki basis sumber daya sebesar 980 juta ton dan cadangan mencapai 170,7 juta ton.
Jumlah impor kokas pada tahun 2015-2019 memiliki jumlah yang fluktuatif pada tiap tahunnya dan dapat diproyeksikan dalam negeri pada tahun 2026 adalah sebesar 1.773.569 ton/tahun.
Pabrik kokas ini rencananya akan didirikan dengan kapasitas 50% dari kebutuhan kokas dalam negeri yaitu 890.000 ton/tahun, mengingat posisinya sebagai produsen baru yang tidak bisa langsung menguasai 100% kebutuhan pasar domestik.
Kalimantan Timur memiliki sumber daya dan cadangan batu bara yang melimpah, ditambah kebutuhan kokas dalam negeri yang meningkat setiap tahunnya membuat pabrik kokas ini layak untuk didirikan.
Kesimpulan
- Sektor tambang yang siklikal merupakan saham yang fluktuatif. Ini disebabkan efisiensi dan produktivitas operasional memengaruhi volume produksi.
- Lokasi tambang milik Adaro Minerals yang terletak di Pulau Kalimantan beriklim tropis, sehingga memerlukan penanganan yang tepat dalam menjaga keberlangsungan kegiatan perusahaan.
- Kondisi cuaca (curah hujan dan debit air di jalur perairan) juga sangat memengaruhi kegiatan produksi Adaro Minerals (kegiatan pengupasan di lokasi tambang) dan penjualan (perlintasan jalan akses hauling dan transportasi air).
- Untuk hal kondisi keuangan, Adaro Minerals dinilai tidak memuaskan, dengan memiliki risiko keuangan, utang yang meningkat di setiap tahunnya, serta ekuitas dan aset yang menurun.
- Adaro Minerals akan menggunakan dana IPO untuk membayar utang kepada perusahaan anaknya.
Perusahaan ini memiliki peluang yang menarik, untuk memenuhi pasokan batu bara domestik hingga ekspor. Pergerakan saham sektor batu bara juga umumnya relatif searah.
Namun, bagi Anda yang ingin berinvestasi di sektor ini, baiknya lebih memperhatikan perusahaan yang paling likuid.
Anda bisa cari tahu lebih banyak tentang investasi saham melalui audiobook investasi saham berikut atau bisa juga belajar saham secara online bersama Finansialku melalui kelas Accelerate Your Money, Strategi Rahasia Berinvestasi Dengan Memaksimalkan Portofolio Alokasi Aset. Klik di sini untuk mendaftarkan diri.
Disclaimer on: Tulisan ini untuk EDUKASI, bukan SARAN INVESTASI. Penulis tidak memegang saham ADMR. Penullis tidak terafliasi dengan perusahaan yang disebutkan atau anak usaha.
Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buys/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis.
Berdasar laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.
Sobat Finansialku, apakah Anda tertarik untuk mengoleksi emiten saham ini? Jika Anda memiliki opini pribadi, silakan tulis pada kolom dibawah ini.
Jangan lupa, share informasi ini pada rekan-rekan investor lainnya. Terima kasih.
Editor: Ratna SH
Sumber Referensi: Kontan.co.id, Market.bisnis.com, CNN Indonesia, RTI, Prospektus emiten IPO.
dilema besar