Dua kali terkena oversubscribed di tahun 2021, Bank Neo Commerce (BBYB) akan right issue lagi di tahun depan. Apakah bakal oversubscribe lagi?
Cari tahu selengkapnya di artikel Finansialku berikut ini!
Summary
- Bank Neo Commerce (BBYB) berencana akan right issue di tahun 2022 dengan rencana dapat kucuran dana hingga Rp 5 triliun.
- Sebelumnya, di tahun 2021, Bank Neo Commerce juga pernah melakukan Right Issue sebanyak 2 kali, pada Mei dan November silam, dan keduanya mengalami oversubscribed.
Bank Neo Commerce (BBYB) Akan Right Issue Lagi di 2022. Rencanakan Dapat Dana Rp 5 Triliun
Menyambut tahun 2022, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan melakukan right issue, dengan goal dana Rp 5 triliun.
Sebagai informasi, right issue secara sederhana dapat dipahami sebagai kegiatan penambahan modal tahun depan dengan hak memesan efek terlebih dahulu.
Buar perusahaan publik, right issue akan membantu perusahaan untuk mendapatkan dana segar yang bisa digunakan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
Begitu juga dengan Bank Neo. Tjandra Gunawan, Direktur Utama Bank Neo Commerce mengatakan langkah itu dilakukan beriringan dengan pertumbuhan bisnis perseroan.
“Jika bicara aksi korporasi adalah penambahan modal. Jadi, akan ada right issue keenam, rencananya di kuartal pertama 2022. Kami sudah merencanakan kurang lebih double dari angka sebelumnya, yaitu Rp 5 triliun.” Ungkapnya, dikutip laman finansial.bisnis.com, Rabu (29/12).
Nantinya, 50 hingga 60% dana yang didapatkan akan dialokasikan untuk pengeluaran investasi teknologi, sementara sisanya dialokasikan untuk kegiatan operasional mencakup marketing, edukasi, dan pengembangan SDM.
Bersamaan dengan itu, BBYB juga sudah merencanakan untuk meningkatkan fitur layanan seperti digital lending yang akan diaktifkan pada pertengahan atau akhir Januari 2022 mendatang.
“Kami juga akan bekerja sama Open API dengan beberapa partner strategis, termasuk juga lending kepada UMKM yang akan kami lakukan aktif pada 2022. Itu salah satu rancangan kerja kami.” Lanjutnya dikutip dari laman yang sama.
Adapun, jumlah pengguna aplikasi bank digital Bank Neo Commerce mencapai 12,7 juta orang per November, dan akan diperkirakan bakal meningkat hingga 13,3 juta hingga akhir tahun nanti.
Sementara itu, untuk tahun depan, Bank Neo menargetkan penambahan pengguna hingga 15 juta, dan 28 juta di akhir tahun 2022 nanti.
Beberapa Kali Lakukan Right Issue Sampai Oversubscribed
Sepanjang tahun 2021, emiten bank berkode BBYB satu ini juga sudah beberapa kali melakukan right issue.
Dari data pasar modal OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Bank Neo Ecommerce sudah dua kali melakukan PUT IV dan V, yaitu pada 31 Mei dan 18 November 2021.
Pada right issue pertama yang dilakukan pada Mei silam, BBYB berhasil mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 249,82 miliar.
Kemudian di right issue yang kedua, yaitu pada November, BBYB berhasil mengantongi dana Rp 2,5 triliun. Dalam prosesnya ini, Tjandra mengklaim kalau BBYB sudah mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed.
“Tahun 2021 ini, Bank Neo Commerce mengalami dua kali oversubscribed pada HMETD IV dan HMETD V.” Tuturnya.
Tjandra mengatakan kalau ini merupakan bukti tingginya minat masyarakat untuk memiliki saham Bank Neo Commerce.
Ini juga merupakan bukti tumbuhnya kepercayaan dari berbagai tahapan transformasi menjadi bank digital atas berbagai inovasi layanan dan produk perbankan digital yang dinilai masyarakat berhasil.
“Right issue perseroan mengalami oversubscribed akibat semakin tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce dalam 10 bulan terakhir, utamanya setelah perseroan berhasil bertransformasi menjadi bank digital dengan jumlah nasabah terbesar yang hingga pertengahan Desember mencapai 12,7 juta nasabah.” Katanya, dikutip laman finansial.bisnis.com, Rabu (28/12).
Pada kegiatan right issue atau HMETD V, dilaporkan kalau penerbitan saham baru bank Neo Coomerce mengalami oversubscribed hingga 679 juta saham atau setara dengan Rp 882,5 miliar.
Padahal, jumlah saham yang ditawarkan adalah 1.927.162.193 saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.300 per saham, yang mana jumlah yang akan diterima sebesar Rp 2,50 triliun.
Adapun, di akhir periode pelaksanaan right issue, yaitu 14 Desember 2021, PT Akulaku Silvrr Indonesia menjadi pemilik saham terbesar dengan jumlah 24,98%.
Selanjutnya, diikuti oleh PT Gozco Capital yang memiliki saham BBYB sebanyak 15,64%. Kemudian sebanyak 6,12% saham dimiliki oleh Rockcore Financial Technology Co. Ltd, dan 5,17% dimiliki oleh Yellow Brick Enterprise Ltd.
Sementara itu, sisa saham sebesar 48,08% dimiliki oleh para pemegang saham publik.
Nah, apakah Sobat Finansialku mau beli saham BBYB? Tapi sebelum itu, yuk perkaya wawasan pengetahuan kita tentang investasi saham lewat ebook berikut ini. Download sekarang!
Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA
Bagaimana pendapat Sobat Finansialku mengenai kabar right issue dari salah satu emiten bank ini? Apakah akan oversubscribed lagi? Yuk, kita diskusikan di kolom komentar!
Sobat Finansialku juga bisa berdiskusi bersama teman-teman di media sosial dengan membagikan artikel ini lewat pilihan platform berikut. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Editor: Ratna SH
Sumber Referensi:
- Dina Mirayanti Hutauruk. 29 Desember 2021. Bank Neo Commerce (BBYB) Akan Rights Issue Lagi pada 2022, Bidik Dana Rp 5 Triliun. Keuangan.kontan.co.id – https://bit.ly/3qAz9Ni
- Rika Anggraeni. 22 Desember 2021. Tahun Ini, Bank Neo (BBYB) Klaim Alami Dua Kali Oversubscribed Rights Issue. Finansial.bisnis.com – https://bit.ly/3FHzC6x
- Dionisio Damara. 29 Desember 2021. Siap-Siap! Bank Neo (BBYB) Mau Rights Issue Lagi Tahun Depan, Bidik Rp5 Triliun. Finansial.bisnis.com – https://bit.ly/3eFnOGm
- Shelma Rachmahyanti. 10 September 2021. Sebelum Terjun Berinvestasi, Pahami Dulu Yuk Apa Itu Right Issue dan Manfaatnya. Idxchannel.com – https://bit.ly/32DQjBB
dilema besar