Investment Outlook 22-26 Nov “Time to Accumulated Part II”

Investment Outlook 22-26 Nov “Time to Accumulated Part II”

Investment Outlook 22-26 November 2021: Waktunya akumulasi bagian kedua! Simak review dan prediksi IHSG, rekomendasi reksa dana, obligasi hingga p2p lending berikut.

 

IHSG Review dan Outlook

IHSG All Time High lagi di 6.720, Efek Kenaikan Bluechip

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuat sejarah baru yaitu mencetak rekor harga tertinggi kembali (ALL time high) di harga 6.720 pada perdagangan hari Jumat (19/11) karena dipicu kenaikan saham sektor perbankan yang utama, saham sektor infrastruktur (TLKM) dan saham konsumer (UNVR).

Penyebab kenaikan ini adalah sentimen positif atas surplusnya neraca transaksi berjalan Q3 2021 dan kenaikan mayoritas harga komoditas.

IHSG ditutup menguat 84 poin atau 1,26% pada level harga 6.720. Sektor yang mencetak kenaikan tertinggi adalah sektor transportasi dan logistik yang mengalami kenaikan 3,22% dan sektor energi yang naik 2,41%

 

 

Dalam pergerakan IHSG seminggu kemarin, IHSG sesuai dengan analisa mengalami penurunan ke level 6.592 support pertama, setelah itu karena kenaikan sektor keuangan (bank besar) dan Telkom maka IHSG kembali naik dan mencetak rekor di 6.720.

Anak perusahaan Telkom yaitu MitraTEL (MTEL) akan melakukan Pencatatan IPO pada hari ini, 22 November 2021, dengan total dana yang diserap dari IPO lebih dari Rp 18 T.

mitratel

MitraTEL Go Public 22 November 2021.
Sumber: mitratel.co.id

 

Outlook IHSG Minggu Ini (22-26 November 2021)

Outlook IHSG Minggu Ini

IHSG akan menguji batas resisten minggu ini di 6.814, dibuka di 6.720 akan naik dulu dengan target kenaikan 6.800, efek strong positif IPO MTEL dan TLKM, kenaikan harga komoditas ANTM serta stabilnya sektor perbankan utama (BBCA, BBRI, BMRI).

Namun jika setelah menguji 6.800 tidak tembus, maka koreksi wajar efek taking profit akan terjadi, efeknya kecil dengan level support di 6.650 dan 6.600.

Secara outlook minggu ini positif alias naik.

 

Sektoral IHSG Secara Mingguan

Bobot sektor IHSG bulan Oktober adalah sebagai berikut:

No Sektoral Bobot (%)
1 IDXFinance 40
2 IDXNonCyclic 13
3 IDXBasic 10,2
4 IDXInfra 9,7
5 IDXTechno 4,9
6 IDX Industri 5
7 IDXEnergy 6
8 IDXCyclic 4,3
9 IDXProperty 3,4
10 IDXHealth  3,1
11 IDXTrans 0,4
Total 100

Sumber: IDX statistik bulan Oktober 2021

 

Komposisi Sektoral IHSG

 

Kinerja sektoral IHSG dalam sepekan kemarin (22-26 November 2021):

No Sektoral Senin (15/11) Jumat (19/11) Perubahan % Perubahan
1 IDXFinance 1.558,54 1.569,86 11,32 0,73%
2 IDXBasic 1.233,89 1.248,62 14,73 1,19%
3 IDXEnergy 1.028,60 1.041,43 12,83 1,25%
3 IDXCyclic 867,23 874,19 6,96 0,80%
5 IDXNonCyclic 698,68 703,36 4,68 0,67%
6 IDXHealth 1.422,52 1.421,38 1,14 -0,08%
7 IDXProperty 865,20 861,91 3,29 -0,38%
8 IDXTechno 9.422,44 9.495,27 72,83 0,77%
9 IDXInfra 986,52 991,53 5,01 0,51%
10 IDXTrans 1.362,08 1.433,12 71,04 5,22%
 11 IDXIndustri 1.080,39 1.083,33 2,94 0,27%
IDX30 507,31 513,83 6,52 1,29%
LQ45 953,94 963,64 9,70 1,02%
IHSG 6.651,00 6.720,26 69,26 1,04%

Sumber: IDX

 

11 sektoral dari IHSG, 9 sektor mengalami kenaikan dengan dipimpin oleh sektor transportasi dan logistik sebesar 5,22%, disusul oleh sektor energi sebesar 1,29 % dan sektor industri dasar yang naik 1,19%.

Kenaikan juga didorong oleh sektor dengan bobot terbesar di IHSG yaitu sektor keuangan yang mengalami kenaikan sebesar 0,73%.

Adapun sektor yang mengalami penurunan hanya sektor kesehatan yang turun -0,08% dan sektor properti yang turun -0,38%.

 

Investor Asing

Pola Pergerakan Investor Asing pada IHSG

Berdasarkan Data RTI, investor asing (foreign) pada hari Jumat (19/11) melakukan penjualan (net sell) pada semua market sebesar Rp -142  miliar yang terdiri dari pasar Tunai dan Negosiasi terjadi penjualan sebesar Rp 616 miliar.

Sedangkan di pasar Regular masih terjadi pembelian (net buy) sebesar Rp 473 miliar.

Minggu ini investor asing telah melakukan penjualan untuk profit taking sebesar Rp -2,41 triliun. Secara tahun ini (Year To Date/YTD) investor asing terus melakukan akumulasi pembelian sebesar Rp 29,61 triliun di seluruh pasar.

 

5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dibeli Asing)

No Nama Saham Net Buy Asing (Rp) Harga Saham (19/11) (Rp) % Mingguan
1 Bank Jago (ARTO) 98 Miliar  15.500 0,00%
2 Astra Internasional (ASII)  92 Miliar 6.225 1,22%
3 Perusahaan Gas Negara (PGAS) 76 Miliar 1.530 2,34%
4 Matahari Departemen Store (LPPF) 68 Miliar  4.490 10,59%
5 Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) 65 Miliar  9.025 0,84%

Sumber data: RTI Business

 

Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing yang dipimpin oleh Bank Jago atau ARTO sebesar Rp 98 miliar, saham Astra Internasional (ASII) sebesar Rp 92 miliar dan saham Perusahaan Gas Negara (PGAS)  sebesar Rp 76  miliar.

Saham Matahari Departemen Store (LPPF) Rp 68 miliar dan saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) Rp 65 miliar. Minggu ini pembelian asing termasuk kecil.

 

5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)

No Nama Saham Net Sell Asing (Rp) Harga Saham (19/11) (Rp) % Mingguan
1 Bank Central Asia (BCA)  433 Miliar  7.425 -1,33%
2 Bank BRI (BBRI) 422 Miliar  4.280 1,42%
3 Adaro (ADRO) 128 Miliar 1.645 -2,37%
4 Bukalapak (BUKA) 100 Miliar 715 -3,38%
5 Semen Indonesia (SMGR) 95 Miliar 8.950 -5,04%

Sumber data: RTI

 

Saham yang paling banyak dijual asing selama seminggu kemarin yaitu BCA (BBCA) sebesar Rp 433 miliar, BRI (BBRI) sebanyak Rp 422 miliar.

Aksi jual 2 perbankan besar ini wajar setelah kenaikan tinggi dan akumulasi pembelian yang dilakukan 1 bulan terakhir oleh investor asing.

 

Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market

Data Global:

Data Global

Sumber: Investing.com

 

Data Global yang menjadi perhatian adalah dana suku bunga bank sentral China, data pertumbuhan ekonomi Q3 2021 Amerika serikat, data pengangguran dan data penjualan rumah di AS dan puncak fokus pada FOMC meeting The Fed yang akan dilakukan 25 November 2021 (sebagai meeting terakhir tahun 2021).

Sentimen negatif ada dari Eropa dengan menjadi Episentrum Covid-19 kembali dan beberapa negara memberlakukan LOCKDOWN.

Untuk dapatkan update dan detail informasi tentang perkembangan saham dan emiten, Sobat Finansialku bisa gabung dalam grup belajar saham Finansialku. Klik banner kalau mau bergabung.

komunitas saham

 

Rekomendasi Saham (Waktunya Akumulasi)

#1 BBCA

BBCA

BBCA target pembelian bertahap di harga 7.450 dan 7.325 dengan harga jual di Desember – Januari  pada 7.800-8.100.

 

#2 BBRI

BBRI

BBRI target pembelian pada harga 4.200 dan 4.150 (penyesuain minggu ini). Kemarin pembelian bertahap di 4.150 sudah dapat.

 

#3 ANTM

ANTM

ANTM pembelian bertahap di harga 2.400 dan 2.300. Dengan target harga Desember di 2.680 dan 2.850.

Sentimen positif terkait dengan kenaikan harga komoditas global, inflasi AS dan kebutuhan lindung nilai (hedging serta safe haven).

 

#4 INDF

INDF

INDF target pembelian di harga 6.500 dan 6.400 setelah pembelian tahap pertama sudah dilakukan di 6.350 minggu kemarin.

 

#5 TLKM

TLKM

TLKM 1-2 hari ini akan naik signifikan efek IPO MTEL yang akan dilakukan hari ini, 22 November. Target TLKM minggu ini di 4.100 – 4.200.

 

Reksa Dana

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Indeks LQ45:  Reksa dana berbasis Indeks dan ETF berbasis LQ45 minggu ini akan ikut sentimen positif bursa yaitu NAIK.

 

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

Indeks IDX30 outlook minggu ini masih NAIK

 

Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks  (JII)

Indeks Syariah Jakarta Islamic Indeks (JII)

Secara teknikal, JII juga akan mengalami kenaikan.

 

Reksa Dana Saham YTD Kinerja Lebih Baik (Aktif) Dibandingkan Dengan Market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas IHSG
  • Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 9-15%
  • Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Manulife Institusional Equity 2.214 57,21 68,33 182 M 9,66 0,1838
2 Manulife Dana Andalan 2.576 28,59 33,71 2,27 T 9,74 0,1211
3 Panin Dana Teladan 1.589 15,19 7,27 510 M 9,45 0,0766
4 HPAM Ultima Ekuitas 1 2.424 13,15 -2,76 316 M 8,81 0,0549
5 Simas Saham Unggulan  1.439 11,32 -25,76 1,36 T 11,19 0,0371

Sumber: Indopremier per 22 November 2021

 

Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS

  • Manulife Institusional Equity: Alokasi bobot investasinya adalah 97,98% saham dan 2,02% pasar uang. Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor keuangan (20,95%), sektor teknologi (17,36%), sektor layanan komunikasi (16,25%). Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCASH, MDKA, TLKM, TBIG.
  • Manulife Dana Andalan: Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor keuangan (28,99%), layanan komunikasi (20,14%), dan teknologi informasi (13,68%) sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCAS, MPPA, MDKA, TLKM, TBIG.
  • HPAM Ultima Ekuitas 1: Alokasi aset di produk ini adalah saham 97% dan pasar pang 3% dengan top holding sahamnya adalah AKRA, ASII, BBRI, BRPT, SMCB, SRTG, SSIA, TPIA, WIFI, WSKT.
  • Panin Dana Teladan: Alokasi Sektoral produk ini adalah sektor keuangan 34%, sektor infrastruktur 25% dan sektor barang baku 14%. Sedangkan top holding sahamnya adalah ANTM, BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, BUMI, MDKA, TOWR, TLKM dan UNTR.

 

Reksa Dana Campuran YTD Kinerja Lebih Baik Dibandingkan Dengan Market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 7-12%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Henan Putih – HPAM Premium  1.341 60,62 17,48 179 M 7,44 0,2077
2 Jarvis Balanced Fund 1.989 60,18   683 M 13,63 0,1919
3 Syailendra Balanced Opportunity 3.216 24,47 32,62 230 M 12,29 0,1005
4 Trimegah Balanced Absolut 1.614 19,68   183 M 7,01 0,1088
5 Sucorinvest Flexsi Fund  5.832 18,48 37,49 225 M 4,09 0,1404

Sumber: Indopremier

 

Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS

  • Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di saham 82,9%, obligasi 1,3% dan pasar uang sebanyak 15,8%. Sedangkan top holding sahamnya adalah : ASSA, ERAA, LINK, MDKA, FREN, EXCL
  • Syailendra Balance Opportunity Fund: Portofolio investasi berdasarkan FFS bulan Juli adalah saham 67%, obligasi perusahaan swasta 13%, obligasi pemerintah 4% dan cash 16%. Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah FREN, SRTG, LINK, EXCL. 
  • Trimegah Balanced Absolut: Portofolio aset alokasi di saham 55%, obligasi 13% dan cash 32% dengan top holding saham di ASII, BBTN, ARTO, BFIN, BUKA, TLKM, INCO, AMRT.

 

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 4-6%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Bahana Makari Abadi  5.907 37,95 80,62 1,49 T  3,99 0,092
2 Bahana Revolving 1.732 16,72 29,87 502 M 0,56 0,0821
3 Sucorinvest Stable Fund 1.162 8,11   4,84 T 0 1,1346
4 CIMB Principal Bond  38.101 6,82 38,31 1,47 T 1,95 0,1747
5 Equity Dana Pasti  5.181 6,51 25,83 359 M 0 0,5784

Sumber: Indopremier

 

Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.

Oleh karena itu kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund dkk.

 

Reksa Dana Pasar Uang

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD)
  • Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
  • DrawDown (DD): 0-0,5%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Sucorinvest Money Market 1.605 4,67 20,64 7,44 T 0 0,4166
2 Danamas Rupiah Plus 1.552 4,49 16,97 2,60 T 0 0,3391
3 HPAM Money Market 1.400 4,31 18,23 663 M 0,5 0,0777
4 Mega Dana kas  1.827 4,21 20,17 836 M 0,02 0,2599
5 Sucorinvest Syariah Money Market 1.216 4,04 20,54 2,28 T 0 0,2603

Sumber: Indopremier

 

Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik.

[Baca Juga: Reksa Dana Pasar Uang, Aman dan Cocok untuk Pemula]

Sama seperti komunitas saham, Sobat Finansialku juga bisa cari tahu informasi dan update seputar investasi reksa dana dengan bergabung dalam komunitas belajar reksa dana Finansialku.

Dengan webinar analisis reksa dana aktif di setiap bulannya, tentu saja dapat memaksimalkan investasi reksa dana Anda. Klik banner untuk bergabung!

komunitas reksa dana

 

Obligasi

Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR Tenor 10 tahun:

obligasi

obligasi 2

Sumber: CNBC

 

Pergerakan Yield Obligasi yang tenor 10 tahun seminggu ini mengalami penurunan yield dengan per Jumat kemarin menjadi 6.176% dengan harga Rp 102,24.

[Baca juga: Pengertian dan Jenis Bunga Obligasi yang Belum Kamu Ketahui]

Sedangkan untuk Obligasi Negara Ritel yang dikeluarkan adalah Sukuk Tabungan 008 atau ST 008, kupon sebesar 4,8%  per tahun, konsep floating rate dengan pembayaran kupon tiap bulan selama jatuh tempo.

Investor akan mendapatkan kupon sebesar 4,8% minimal.

Spesifikasi produk ST008 adalah sebagai berikut:

Kementerian Keuangan Indonesia

Kementerian Keuangan Indonesia 2

Kementerian Keuangan Indonesia 3

Sumber: Kementerian Keuangan Indonesia

 

Peer-to-Peer (P2P) Lending

4 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 100%

No Nama Perusahaan P2P Jenis P2P Range Return p.a TKB90 Minimal Invest (Rp)
1 Asetku Konsumtif 15-19,5% 100% 100.000
2 Danain P2P beragunan Emas 8-15% 100% 100.000
3 Tanifund Produktif ke Pertanian 12-17% 100% 100.000
4 ALAMI Produktif ke UMKM basis Invoice (syariah) 12-17% 100% 500.000

TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.

Sobat Finansialku bisa baca juga artikel Cara Kerja P2p Lending untuk tahu apa itu P2p Lending.

 

Membeli produk investasi sekaligus mengatur keuangan secara langsung dalam satu aplikasi? Bisa konsultasi dengan Financial Planner saat butuh pencerahan tentang masalah keuangan juga dalam aplikasi yang sama?

Semua bisa di aplikasi Finansialku! Atur keuangan, belajar keuangan, ikut kelas keuangan, rencanakan masa depan, hingga beli langsung produk keuangannya bisa dilakukan dalam satu aplikasi Finansialku.

Penasaran? Download aplikasinya dan dapatkan akses premium gratis selama 30 hari.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Sobat Finansialku bisa konsultasikan keuangan Anda, termasuk investasi, secara terpisah bersama Perencana Keuangan Finansialku dengan membuat jadwal melalui whatsapp Finansialku.

 

Disclaimer ON: Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan investasi berdasarkan data yang tertera. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi, baik itu yang mendatangkan keuntungan atau pun kerugian.

 

Itu dia investment outlook seminggu ke depan. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Yuk share informasi ini pada sesama investor! Jika ada yang tidak Anda mengerti, silakan tanyakan dalam kolom komentar. Kami akan bantu Anda mengerti investasi Anda.

 

Editor: Eunice

dilema besar