IHSG Hari Ini 29 September 2021

IHSG Hari Ini 29 September 2021

IHSG Hari Ini 29 September 2021 dibuka menguat di 6.128,058 di awal perdagangan. IHSG diperkirakan bakal berada di zona merah dan zona hijau dengan rentang 6.115-6.137.

 

Pembukaan IHSG Hari Ini 29 September 2021 Menguat di 6.128,058

Laju Indeks Harga Saham Gabungan – IHSG Hari Ini 29 September 2021 (Rabu) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan. IHSG diperkirakan bakal berada di zona merah dan zona hijau dengan rentang 6.115-6.137 setelah penutupan IHSG 28 September 2021 berada di 6.100,826.

 

 

Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di posisi 6.115,376 (pukul 09:00 WIB).

 

Pada awal-awal perdagangan terdapat 126 saham yang mengalami kenaikan dan 243 saham mengalami penurunan. Selain itu, terdapat 188 saham yang nilainya tidak berubah dan 173 saham tidak ada perdagangan.

 

Berita IHSG Hari Ini 29 September 2021

Saham

  • Bursa saham Amerika Serikat dilanda aksi jual pada perdagangan Selasa (28/9/2021) di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kebuntuan plafon utang pemerintah.
  • Indeks saham di Asia pagi ini Rabu (29/9) di buka turun tajam setelah indeks saham utama di Wall Street semalam di tutup jauh di dalam teritori negatif.

Hampir setengah dari komponen S&P 500 sudah turun 10% atau lebih dari level tertingginya dalam 52 minggu terakhir dengan 64 saham telah jatuh 20% atau bahkan lebih

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,2% atau 12,29 poin ke 6.100,83 pada sesi pre-opening. Sebanyak 2 saham menguat, 26 saham melemah, dan 17 saham lainnya stagnan.
  • Harga minyak dunia jatuh hampir 1% pada perdagangan pagi ini. Kenaikan harga minyak tidak cuma terjadi kemarin, tren sudah berlangsung lumayan lama.

Dalam sebulan terakhir, harga brent melesat 8,6% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date), kenaikannya mencapai 51,43%, aksi ambil untung (profit taking) cukup wajar dilakukan oleh para investor.

[Baca Juga: Investment Outlook: FOMC US + Case Evergrande, What’s Next??]

 

Emiten 

  • PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dilaporkan berencana melakukan buyback saham perseroan sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun. Buyback saham ADRO ini akan dilakukan bertahap dalam periode tiga bulan, sejak 27 September hingga 26 Desember 2021.
  • PT Sarana Menara Nusantara Tbk bersiap mengakuisisi 90% saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

Emiten menara telekomunikasi ini akan melakukan pengambilalihan saham melalui anak usahanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).

  • Axiata Group menjual saham PT XL AxiataTbk (EXCL) sebesar 5% atau senilai Rp 1,44 triliun kepada Ferrymount Investments Limited.
  • Anak usaha PT Smartfren Tbk (FREN), PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) mengakuisisi 65% saham PT Indo Pratama Teleglobal (IPT) senilai Rp 18,21 miliar.

Akuisisi ini dilakukan untuk mendukung ekspansi bisnis perusahaan yang diharapkan akan berdampak positif pada kinerja perusahaan di masa depan.

  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sepanjang semester I-2021 mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,16 triliun.

Kinerja ini meroket dibanding dengan capaian perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi Rp 159,40 miliar.

  • PT United Tractors Tbk. (UNTR) akan membagikan dividen interim periode sebesar Rp 1,24 triliun atau IDR 335 per lembar saham.
  • PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menerbitkan surat utang (notes) maksimal US$ 900 juta.
  • PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan laba sebesar IDR 532 miliar pada semester I 2021.

Pada periode sama tahun lalu, LPPF mengalami rugi sebesar Rp 357 miliar. Adapun pendapatan bersih  tumbuh sebesar 58,4% menjadi Rp 3,57 triliun.

 

Sumber:

Bisnis.com, CNBC Indonesia, Indopremier Sekuritas, Mirae Aset Sekuritas, dari berbagai sumber dianggap terpercaya

 

Disclaimer:

Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca.

 

Per pukul 09:00 WIB, asing sedang aktif membeli beberapa saham seperti, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Bank Ganesha Tbk (BGTG).

 

Sedangkan, asing sedang aktif menjual beberapa saham seperti, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT).

 

Top Foreign Buy by Value

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
PTBA 2.680 11.338.563
BBCA 32.650 10.103.775
ARTO 15.425 6.791.633
SMGR 7.875 6.479.138
BMRI 5.975 5.775.025
ASII 5.150 5.373.515
MPPA 1.020 4.247.034
HRUM 8.000 3.011.275
BBNI 5.100 2.999.397
BBYB 1.370 2.820.716

 

Top Foreign Buy by Volume

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
MEDC 540 46.807
ELSA 300 43.899
BGTG 196 34.557
MPPA 1.025 28.601
PTBA 2.670 25.477
INDY 1.880 19.286
CENT 278 18.882
AGRS 202 13.958
BBKP 410 13.086
BBYB 1.345 12.339

 

Top Foreign Sell by Value

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
ADRO 1.770 -32.000.000
ANTM 2.280 -13.000.000
AGRO 2.260 -11.000.000
AALI 9.675 -5.374.177
ZINC 123 -3.013.536
LSIP 1.245 -2.793.472
MSIN 510 -2.759.878
TOWR 1.310 -2.417.305
MDKA 2.580 -2.136.290
SMMT 192 -1.534.065

 

Top Foreign Sell by Volume

Ticker Harga Terakhir (Rupiah) Net Buy (Ribu Rupiah)
ADRO 1.730 -243.637
ZINC 122 -242.438
SMMT 188 -118.054
BWPT 92 -103.257
ENRG 130 -89.339
AGRO 2.220 -62.604
ANTM 2.280 -59.274
MSIN 515 -54.106
HKMU 51 -42.329
BUMI 67 -31.034

 

Ingin investasi saham menguntungkan? Dengarkan audiobook ini di Aplikasi Finansialku!

banner_jangan_asal,_ketahui_ini_dulu_sebelum_investasi_saham

 

Update dari LQ45

Saham-saham yang tergabung dalam LQ45, saat pembukaan berada di zona merah pada pembukaan di posisi 865,785 dengan rentang terendah dan tertinggi adalah 855-862. Saat perdagangan dimulai, LQ45 berada di posisi 862,021 (pukul 09:00 WIB).

 

Pada awal perdagangan saham LQ45 terdapat 17 saham yang mengalami kenaikan dan 22 saham yang mengalami penurunan. Kemudian, terdapat 6 saham yang tidak mengalami perubahan.

 

Symbol Name Last Price Change % Change




















































































































































































 

dilema besar