Apa definisi bubble economy? Kita simak penjelasan selengkapnya di sini, pada artikel Finansialku berikut ini, jangan ke mana-mana lagi…
Selamat membaca…
Definisi Bubble Economy
Bubble economy atau gelembung ekonomi dapat didefinisikan, siklus ekonomi di mana terdapat peningkatan yang sangat cepat terhadap nilai suatu objek.
Biasanya harga properti atau aset. Dinamakan bubble atau gelembung karena, peningkatan yang cepat ini kelamaan akan pecah, layaknya gelembung.
Dengan kata lain, harga yang melambung tinggi tersebut, pada suatu titik, akan menjadi sangat rendah. Fenomena bubble economy lazim terjadi pada efek, pasar saham, dan bisnis Properti.
Bubble economy memiliki dampak buruk terhadap ekonomi khususnya secara makro.
Hingga saat ini telah terjadi beberapa kali fenomena bubble economy, misalnya housing bubble (sektor perumahan), stock bubble (pasar saham), dotcom bubble (sektor teknologi) dan masih banyak lagi.
Sobat Finansialku bisa baca juga artikel definisi-definisi lainnya seperti Definisi Depresi Ekonomi Adalah.. Ini Penjelasannya
Kasus Bubble Economy: The Tulip Mania
Sejak akhir tahun 1590-an, bunga tulip merupakan salah satu komoditas yang diimpor oleh Belanda dari Turki. Bunga ini menjadi trendsetter, terutama sebagai hiasan pada busana.
Pada saat itu, keunikan dan keindahan bunga tulip membuatnya menjadi fenomenal dan membuat permintaan terhadap bunga tersebut melonjak. Gelembung membesar dan berpuncak pada awal tahun 1637.
Pada saat itu, banyaknya permintaan dan kurangnya stok bunga tulip akhirnya membuat harga bunga tulip melejit naik hingga setara dengan 40 kali lipat gaji rata-rata tenaga kerja Belanda per tahunnya.
Fenomena peningkatan harga ini tidak berlangsung lama. Gelembung pun pecah pada pertengahan tahun 1637. Pada saat itu pelaku-pelaku pasar bunga tulip satu persatu mulai menjual bunga tulipnya.
Kesempatan ini pun diikuti oleh pelaku pasar lainnya. Hal ini menyebabkan bunga tulip langsung anjlok dalam kurun waktu satu bulan.
Bahkan dikatakan harga sekuntum bunga tulip lebih rendah dari harga sebiji bawang merah.
Penyebab Bubble Economy
Penyebab pasti terjadinya gelembung ekonomi masih menjadi perdebatan. Sebagian ahli berpendapat, gelembung ekonomi terjadi karena kondisi ekonomi yang sedang likuid.
Likuiditas tersebut membuat orang dengan mudah meminjam uang dan menggunakan uang pinjaman mereka untuk membeli Properti dan aset. Dengan jumlah permintaan yang meningkat, harga Properti dan aset pun semakin meningkat.
Di lain sisi, sebagian ahli juga berpendapat bahwa gelembung ekonomi terjadi karena momentum saat ada sebuah lini bisnis yang difavoritkan dan membuat pendapatan perusahaan menjadi meningkat.
Peningkatan pendapatan perusahaan membuat perusahaan memberikan bonus yang lebih besar kepada karyawannya. Pendapatan ekstra ini digunakan untuk konsumsi seperti membeli Properti atau aset.
Teori penyebab gelembung ekonomi lainnya adalah ketidakseimbangan dalam cara orang melihat kesempatan. Misalnya pembeli yang mencoba mengejar harga aset dibandingkan membeli berdasarkan nilai intrinsic dari aset.
Kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi secara emosional tanpa perhitungan. Membuat banyak yang membeli sesuatu karena hal tersebut sedang naik dan berharap kenaikannya akan lama.
Tahapan Terjadinya Bubble Economy
Hal ini terbentuk melalui beberapa tahapan, berikut adalah tahapan yang dimaksud:
Displacement
Tahap pertama terjadinya bubble economy adalah ketika pengusaha atau investor melihat adanya kesempatan baru yang menguntungkan.
Beberapa contohnya adalah teknologi baru, rendahnya suku bunga, kebijakan ekonomi yang baru dan lain sebagainya.
Kesempatan ini biasanya berhubungan dengan alasan positif bagi mereka untuk berbondong melakukan investasi.
Boom
Tahap kedua adalah ketika harga yang terus naik. Hal ini memunculkan anggapan bahwa kenaikan akan berlangsung lama dan kemungkinan turun harga kecil.
Kenaikan harga ini menarik perhatian investor dan membuat lebih banyak lagi yang turut berinvestasi.
Euphoria
Euphoria adalah tahap di mana para investor yang senang karena hasil tinggi yang didapatkan di awal investasi.
Hal ini akan membuat berita mengenai keuntungan semakin cepat tersebar dan mendatangkan lebih banyak investor agar tidak melewatkan kesempatan emas tersebut.
Profit taking
Di sini adalah saat di mana investor mengambil keuntungan dengan menjual asetnya.
Hal ini terjadi karena timbul kecurigaan akan peningkatan harga yang tidak wajar.
Oleh karena itu, investor mulai menjual aset sebelum gelembung pecah dan merugi.
Panik
Tahap panik adalah tahap di mana gelembung mulai ‘pecah’. Di tahap ini, harga aset mulai terjun bebas dan investor mulai menjual aset mereka berapapun harganya untuk meminimalisir kerugian.
Penurunan harga biasanya sama cepatnya dengan kenaikan harga di awal siklus gelembung ekonomi. Di tahap ini, harga akan semakin turun sedangkan penawaran masih sangat banyak.
Dampak dari Bubble Economy
Bubble economy yang terjadi sepanjang sejarah memiliki dampak signifikan pada perekonomian secara global. Apalagi jika bubble economy terjadi pada sektor krusial seperti saham atau aset.
Pada tahun 1927, terjadi bubble economy pada pasar saham yang akhirnya mengakibatkan penurunan harga bursa saham secara signifikan.
Kemudian, periode tersebut dinamakan The Great Depression. Titik terendah The Great Depression adalah pada tahun 1933.
Periode tersebut tercatat lebih dari 15 juta warga Amerika Serikat menganggur dan hampir setengah dari bank di AS bangkrut.
Jika terjadi bubble economy pada sektor properti, dampak negative yang dirasakan akan lebih besar karena properti merupakan sumber terbesar kekayaan.
Di Jepang sempat terjadi gelembung ekonomi pada tahun 1986 hingga 1990 di mana harga properti dan saham meningkat tinggi melebihi harga intrinsic.
Pecahnya gelembung ekonomi di Jepang berlanjut hingga 1 dekade dan titik dasarnya terjadi pada tahun 2003 dan menurun karena krisis global di tahun 2007-2010.
Bubble economy akan memiliki dampak yang berbeda apabila terjadi pada sektor komoditas. Misalnya terjadi bubble pada sektor minyak atau emas, aktivitas ekonomi akan semakin baik karena meningkatkan konsumsi masyarakat.
Tanda-tanda Bubble Economy
Terdapat beberapa tanda yang dapat Anda perhatikan dan waspadai sebelum terjadinya bubble economy.
Berikut adalah beberapa tanda tersebut:
- Peningkatan harga yang cepat
- Peningkatan jumlah investor secara masif, hal ini dikarenakan peningkatan harga yang cepat yang menarik perhatian investor
- Investasi dilakukan tanpa analisis dan hanya larut dalam euphoria.
Setelah membaca artikel ini, semoga Anda mengetahui lebih jelas informasi mengenai bubble economy. Penyebab dan cara untuk menghindarinya.
Sobat Finansialku, semoga apa yang Anda cari telah Anda temukan dari artikel ini.
Yuk atur sendiri keuangan Anda bersama aplikasi Finansialku! Aplikasi Finansialku merupakan aplikasi yang bisa bantu Anda merencanakan keuangan, mulai dari cek kesehatan keuangan, catat keuangan, membuat anggaran, belajar keuangan dari media kesukaanmu, hingga konsultasi dengan Perencana Keuangan saat Anda kebingungan.
Buktikan Anda bisa capai impian keuanganmu dengan mulai merencanakan keuangan bersama aplikasi Finansialku.
Download aplikasinya di Google Play Store maupun Apple Apps Store sekarang!
Mari berikan pendapat Anda untuk artikel ini, dengan menuliskannya pada kolom komentar. Bagikan juga artikel ini kepada sahabat-sahabat Anda, terima kasih.
Editor: Rincani Sinaga
Sumber Referensi:
- Arkan Perdana. 17 Desember 2020. Waspada Gelembung Ekonomi yang Merugikan Investasi. Glints.com – https://bit.ly/37Otp9C
- Admin. 24 November 2016. Memahami Makna Economic Bubbles (Gelembung Ekonomi). Ajarekonomi.com – https://bit.ly/2VW1JgC
Sumber Gambar:
- Cover – https://bit.ly/3gwfvOm
dilema besar